"Yuk ciwi-ciwi. Duduk di pinggir lapangan yuk." Saka memberi intruksi kepada teman-teman Ara agar mengikuti perintahnya.
Serentak mereka semua berpindah posisi menjadi duduk di pinggir lapangan. Sesuai arahan Saka.Mereka semua nurut ucapan Saka karena Saka sealiansi dengan Nanta. Nggak nurut, nyari masalah nama nya.
Mereka semua kompak duduk dengan rapi.
"Kita harus memberi apresiasi kepada abang kita, Nanta Ardhan. Yang mau berpartisipasi di pagi yang cerah ini." Ogi menekankan nama Nanta, membuat atensi teman-teman nya Ara beralih ke arah Ogi.
"Ia mempunyai jiwa semangat olahraga yang tinggi, untuk membimbing teman kita yang bernama Arabella Putri agar jadi penerus yang lebih berpotensi dalam bidang olahraga." Ogi memberi orasi, agar teman teman Ara tertarik menonton acara singkat yang akan mereka tampilkan secara live.
Ogi mengedarkan pandangan nya, menatap satu persatu teman-teman Ara yang menyimak ucapan nya.
"Jadi di harapkan kepada kalian semua untuk ikut andil melihat sesi acara olahraga yang sangat jarang kalian temui di sekolah ini. Bagaimana, apakah kalian setuju sama saran saya?"
"Setuju." Pekik teman-teman Ara dengan kompak.
"Shuutt." Saka meletakkan telunjuk tangan nya di tengah bibir. Pertanda menyuruh mereka untuk diam.
"Jangan kenceng-kenceng teriaknya, Girls. Nanti Pak Jamal balik lagi kesini, nggak jadi deh acara yang sangat kita nantikan." ucap Saka berlebihan.
"Hihihi. Maaf kak. Kita teriak karena pada semangat melihat Bang Nanta duel sama Ara." celetuk Tata membuat Saka menganggukan kepala.
"Bagus. Karena kalian mempunyai jiwa semangat yang tinggi. Gimana kalau kalian langsung saja pilih untuk bergabung di tim yang mana. Tim Ara atau Tim Nanta?"
"Kalau di antara kalian berada di kubu Nanta. Kalian akan dapat traktiran sepuasnya saat istirahat di kantin." seru Saka membuat teman-teman Ara tergiur.
"Kalau nggak berada di kubu Nanta, siap-siap di musuhi Nanta." seru Ogi membuat teman-teman Ara bergidik ngeri.
Mereka saling pandang satu sama lain. Sepertinya mereka nggak ada pilihan lain selain membela Nanta. Dan langsung menganggukan ucapan Saka dan Ogi, pertanda menyetujui ucapan keduanya.
Ogi dan Saka saling lirik. Karena telah sukses menjalankan misi yang pertama. Misi pertama; mencari penonton.
"Sorry, ya, Ra. Kali ini kita semua berada di kubu nya bang Nanta." Gempi mewakili teman-teman nya untuk meminta maaf kepada Ara. Karena mereka telah menghianati Ara yang notaben nya mereka semua teman sekelas Ara.
Ara yang mendengar itu hanya dapat mencibir. "Penghianat yang paling menyakitkan itu datang nya dari orang yang dekat sama kita ya." cibir Ara membalas ucapan Gempi.
Gempi dan teman-teman nya mengulum bibir karena kena sindir sama Ara. Mau bagaimana lagi, memilih berkubu di tim Ara, berarti mereka harus siap di musuhi Nanta. Sementara mereka semua, tidak ada yang siap.
"Tapi nggak papa guys. Gue nggak ada yang dukung juga nggak papa. Selow aja gue mah." ucap Ara sok tegar. Padahal dalam hatinya terus merutuki Nanta karena berhasil memonopoli teman-teman nya.
Bagaimanapun ia tidak bisa menyalahkan teman-teman nya. Karena emang yang harus di salahin itu ya Nanta sendiri, karena membuat aturan yang menjebak.
"Nggak usah sok sedih gitu nggak ada yang dukung. Dari dulukan hidup lo udah menyedihkan. Jadi biasa aja muka nya."
"Sengaja ngomong gitu biar mental gue lemah ya?" erang Ara di dalam hati. "Tapi sorry, mental gue udah gue isi baja barusan. Jadi sekarang mental gue kuat banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ultimate Happines
Teen FictionPacaran harus minta persetujuan. Sudah minta persetujuan di suruh nolak. Pacaran tanpa persetujuan disuruh putus. Di kisah hidup orang lain, ada abang yang tukang ngatur dan nggak ngebolehin adiknya pacaran. Di kehidupan Ara ada kelima sahabatnya...