"Jay, kita perlu bicara."
Suasana ruang kelas Jay di jam istirahat pertama hari ini sangat sepi. Entah kenapa semua murid di kelasnya mendadak pergi ke kantin secara serentak. Namun, tidak dengan Jay. Ia lebih memilih untuk di kelas agar bisa menenangkan pikirannya sebelum akhirnya Heeseung datang dan mengganggu ketenangannya.
Heeseung menarik kursi di depan meja Jay lalu duduk di hadapan laki-laki itu.
"Lo apain Mirae?" tanya Heeseung to the point.
Jay mengernyitkan dahinya.
"Apaan, sih, lo datang-datang nanyain dia?" balas Jay. "Emang Mirae kenapa?"
"Gausah pura-pura bego. Kemarin gue ketemu Mirae, di rumahnya," ujar Heeseung.
"Maksud lo?" Jay mengerutkan dahinya.
"Lo jangan nanya-nanya terus, jawab pertanyaan gue," ketus Heeseung.
"Lo apain Mirae?" lanjutnya.
"Gue gak ngapa-ngapain dia," jawab Jay dengan nada datar.
"Oh, ya? Hebat lo ya. Gue masih ada di samping Mirae aja lo udah bisa bohong ke gue, gimana kalau nanti lo benar-benar bakalan sama dia the rest of your life?" tanya Heeseung kesal.
"Gue gak ngerti lo ngomong apa," ujar Jay.
Heeseung mendengus.
"Tau gitu gue gak usah cerita soal apa yang dilakukan Jake ke dia, ya," celetuk Heeseung.
"Kenapa? Biar lo bisa merasa jadi pahlawan dia?" tanya Jay tidak suka.
"Iya. Biar Mirae enggak jadi pelampiasan marah lo," jawab Heeseung disertai tatapan tajam.
Jay menggebrak meja dan menarik kerah seragam Heeseung seraya berdiri dari duduknya.
"Lo enggak berhak ikut campur semua urusan gue dan Mirae," ucapnya.
"Lo janji ke gue bakalan jagain dia buat gue. Tapi apa? Baru sebentar lo udah bikin dia nangis semalaman," balas Heeseung.
"Siapa yang ngasih tahu lo, hah? Kenapa seolah-olah semua yang Mirae dan gue lakuin lo tuh tahu. Bisa gak gausah selalu pengen tahu?" tanya Jay.
"Mirae yang kasih tahu gue," jawab Heeseung.
Jay terdiam.
"Dia yang nyuruh Dohee nelpon gue dan datang ke rumahnya," sambung Heeseung. "Gue yang nenangin dia. Gue yang selalu ngeyakini dia kalau semua bakalan baik-baik aja. Lo kemana? Lo pernah kah kayak gue?"
Jay melepaskan cengkramannya dari kerah seragam Heeseung.
"Kenapa? Kaget ya Mirae cerita apa-apa ke gue?" tanya Heeseung.
Jay kembali duduk di kursinya. Terlihat jelas laki-laki itu sedang tidak baik-baik saja.
"Harusnya tuh gue yang marah, Jay. Lo kesel karena lo enggak bisa ngelindungin Mirae tapi lo bikin kaki Mirae luka begitu. Sekarang dia pincang-pincang tau, gak? Gue udah nyuruh dia enggak usah sekolah tapi dia kekeh," jelas Heeseung.
"Tuh, ke sekolah make sendal gara-gara elo," lanjutnya.
"Shut up," ketus Jay.
Heeseung kembali duduk di kursinya.
"Lo enggak lupa, kan, apa yang gue bilang?" tanya Heeseung.
Jay melirik sahabatnya itu.
"Kalau lo enggak bisa jagain dia dengan baik, gue enggak bisa janji untuk nahan perasaan gue buat Mirae," ujar Heeseung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔
Fanfic[COMPLETED✅] Menjadi tampan dan populer tidak menjamin hidup kalian akan bahagia. Bagaimana jika kalian berteman, bahkan bersahabat, dengan seorang perempuan super ekstrovert dan terlalu lugu? Jika kalian mengalami hal ini, mungkin kalian akan paham...