Irene adalah orang pertama yang dilihat oleh Rayhan saat laki-laki bernama Mike telah sampai mengajak Rayhan memasuki sebuah ruangan yang di mana ruangan tersebut ramai di penuhi orang-orang. Rayhan yang mulanya bersemangat mendadak lesu. Kehadiran Irene selalu membuat mood-nya tidak baik.
"Halo Rayhan," sapa Irene disertai dengan seulas senyuman.
Boro-boro menanggapinya dengan sebuah kata, membalas senyumannya pun Rayhan enggan. Ia lebih memilih untuk mendekati keberadaan kedua sahabatnya. Yang bernama Dimas, dan Wisnu. Sementara itu, teman Rayhan yang satunya, Mike sedang mengambilkan minuman untuk Rayhan.
"Tumben lo mau ke sini?" Si kalem memulai pembicaraan pada Rayhan. Siapa lagi kalau bukan Wisnu orangnya. "Biasanya lo gak bisa datang."
"Gak bersyukur ah," balas Rayhan sangat datar. "masih mending gue mau datang."
"Ada maunya nih pasti," selidik Dimas penuh curiga.
Rayhan menolehkan kepala. "ANJENG, ITU MAH LO!" semprot Rayhan mencak-mencak.
Sudah biasa Rayhan jadi pusat perhatian. Rayhan menebalkan muka saat orang-orang di sana memperhatikannya dengan terheran-heran.
Untung saja teman. Kalau bukan Mike sudah pasti mengusirnya dari acara konser kecil-kecilan yang dia buat di rumahnya sendiri. Mike maupun Dimas dan Wisnu tidak membawanya ke hati, menganggap ucapan Rayhan hanyalah sebuah candaan.
"Santai bos, santai!" Mike datang membawakan segelas minuman. Minuman tersebut diberikan kepada Rayhan dalam keadaan dingin dan berasa. "Di minum, Han. Biar otak lu kalem dikit!"
Rayhan menerima minuman yang diberikan dari Mike dan meminumnya sampai ludas membuat bibir Dimas dan Mike terperangah.
"Ada kemajuan juga, Lo Han?" Dimas terkekeh-kekeh melihat wajah datar Rayhan.
Rayhan menyahut, "Kemajuan apa bangsat?!"
"Lu sama Irene lah," ceplos Dimas sembari melirik ke arah seseorang yang berjalan mendekati mereka. Ya, dia adalah Irene. Perempuan yang dimaksud Dimas.
"Lo berdua kenapa gak jadian aja sih?" celetuk Mike pada Rayhan, "Lo itu ganteng, Han, Irene pun cantik. Lo berdua kalau jadian pasti bakal jadi couple goals."
Setelah dipuji oleh Mike membuat Irene ingin terbang ke langit ke tujuh karena terbawa suasana. Tapi lain halnya dengan Rayhan. Rayhan justru geli mendengarnya dan ingin muntah di tempat. Irene menolehkan kepala, melirik ke arah Rayhan sambil senyam-senyum.
Jika bisa dilihat, mungkin saat ini kepala Rayhan sudah mengeluarkan asap tebal. Sebentar lagi akan terjadi peperangan yang sangat besar antara Rayhan dan Mike.
Mike yang tahu arti dari tatapan Rayhan padanya, menampilkan wajah cengengesan.
"Kunci chord gitar lagu baru yang kamu buat udah hapal?" Irene mengusap lembut bahu kanan Rayhan. Ucapannya bermaksud untuk mengalihkan pembicaraan.
Rayhan yang risih langsung menepis tangan Rayhan. "Udah apal," jawab Rayhan.
"Serius kamu udah hapal sama kunci chord nya?" Irene bertanya lagi pada Rayhan bukan untuk memastikan apakah benar dengan ucapannya, melainkan karena tidak ingin buru-buru mengakhiri pembicaraan dengan orang yang dia suka, "padahal baru kemarin loh."
Keberadaan wajah Rayhan yang berada di depan wajahnya dengan berjarak satu sentimeter tentu saja membuat Irene tercekat. Kedua matanya membulat dengan sempurna dan merasakan deru nafas hangat Rayhan.
"Jadi lo meremehkan kemampuan gue?" ucap Rayhan dengan tajam. "Apa perlu gua buktiin?!"
Irene yang tak mau meladeni ucapan Rayhan karena yang ada akan memperpanjang masalah, memilih untuk mengalah, menganggukkan kepala sambil tersenyum lebar. "Gue percaya kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuk! Balikan Mantan
Storie d'amoreSinopsis : Alena tidak pernah menyangka saat dirinya pindah ke sekolah baru yang didaftarkan oleh ayahnya. Sigit memilih untuk menyekolahkan putri keduanya di SMA Kasih Bunda. Di sekolah tersebut Alena bertemu dengan sosok pria yang wajahnya seratus...