Shani pov
Gracia... BALIKIN BUKUKU ITU!!!" teriakanku menggema di seluruh antero sekolah, ini karena ulah shania gracia. Musuh bebuyutanku dari SMP dan entah kenapa kami dipersatukan di SMA. Baginya jika tidak mengerjaiku, dia tidak o di sepanjang koridor, dia berharap aku mengejar. Maaf aku lagi PMS, dan tak ada niat untuk mengejarmu.
Kring... Bel pelajaran dimulai, buk kinal, guru paling Killer lagi menjelaskan rumus fisika dengan tenang di depan, sedangkan aku dari tadi gelisa karena gracia menepuk-nepuk pundakku dari belakang. Ah aku tidak tahan lagi, "GRACIA... KAU BISA TIDAK, TIDAK MENGGANGGUKU!" ups... Aku dalam masalah sekarang.
"shani dan gracia ikut ibu ke lapangan sekarang!!!"Dan di sinilah aku sekarang, berdiri berhadapan dengannya di depan tiang bendera, kata buk kinal ini hukuman yang tepat, agar kami bisa saling koreksi diri. Aku muak sejak tadi dia hanya menatapku, padahal biasanya menggangguku, kenapa sih? Tunggu seharusnya aku senang, dia tidak bersikap kekanak-kanakan. Kenapa aku malah merindukan sikapnya? Ih.
"Kenapa sih? Lihatin mulu?" aku angkat bicara sambil menatapnya sinis.
"Pasti kesal ya digangguin aku mulu? Emh... Maaf ya shan, aku sebenarnya nggak bermaksud buat kamu kesal, tapi kalau nggak ganggu kamu itu rasanya ada yang kurang. Maaf tapi ini terakhir kalinya aku mengganggumu." ujarnya panjang lebar membuatku bingung, kemudian dia menggenggam kedua bahuku, dan beralih memelukku kemudian berbisik, "Cie... Blushing. Hahaha,"
Mendengarnya bicara seperti itu, aku langsung menendang tulang keringnya, menginjak kakinya dan berlari menjauhinya, aku sangat benci padanya. Benci sekali.Keesokan harinya, aku mengindarinya walaupun dia mengerjaiku, aku tidak peduli lagi dengannya, karena aku sungguh membencinya. Beberapa minggu kemudian, aku berpapasan dengannya di koridor belakang sekolah, aku masihm encoba menghindar tapi dia mencekal tanganku dan berkata, "kenapa menghindariku sih? Aku kesepian, aku merindukan teriakanmu. Kali ini aku sungguh. Maaf aku menunjukkan rasa sayang dengan cara yang membuatmu marah, tapi beginilah aku, aku tak tahu harus bagaimana. Aku menyukaimu tapi bingung bagaimana memperlakukanmu, tapi aku benar-benar menyukaimu."
"Benarkah?"
"Ya aku sungguh-sungguh menyukaimu, jauh sebelum kau menyukaiku," what? Aku? Aku suka padanya sejak kapan? Aku hanya membencinya bukan menyukainya."Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."
"Ya kau menyukaiku, kau sungguh menyukaiku. Tapi, kau belum sadar dan mengira bahwa itu adalah rasa benci, padahal itu rasa sukamu. Kutanya, kau merindukkanku kan saat aku tidak datang?"
"Ge-er,"
"Jujur aja kenapa sih!" wuah... dia membentakku, tapi benar sih. Tapi aku tidak rindu aku hanya merasa kehilangan. Lah sama aja ya."Iya... aku merindukanmu, aku rindu sikap ngeselinmu, tapi aku benci kau. Lalu bagaimana? Apa aku harus membalas perasaanmu gitu? Sedangkan kau selalu membuatku kesal."
Hup... dia memelukku erat, erat sekali membuatku sulit bernafas, untungnya tak ada orang di sana."I HATE YOU BUT I LOVE YOU." ucapnya lirih tapi terdengar jelas di telingaku.
Sekarang aku sadar rasa benci itu bukanlah rasa benci yang sebenarnya, tapi rasa suka yang bersembunyi dibalik kebencian itu, aku sadar aku juga menyukainya, ya jauh sebelum dia menyukaiku. Benar katanya, "I HATE YOU BUT I LOVE YOU."
:
:
:
:
END
HAI... THANK YOU UDAH MAU BACA CERITA INI WALAUPUN AGAK GAK JELAS TAPI OKE LAH YA😅DAN SORRY KALAU ADA SALAH KATA ATAU KALIMAT SOALNYA BARU PERTAMA KALI BUAT GINIAN😅SORRY JUGA KALAU CERITANYA GK BAGUS 🙏 SOALNYA OTAK AKU LAGI GAK BISA DI AJAK KERJA SAMA🙈🙈
SEKALI LAGI SORRY DAN THANK YOU LOVE KALIAN BANYAK"♥😘Kalau kalian mau vote, vote aja kalau gak, juga gapapa😁