(+16) Hantu Lapangan Basket

522 97 35
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Sepulang sekolah mereka bertiga benar-benar bermain basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah mereka bertiga benar-benar bermain basket. Namun mereka memilih untuk bermain basket di lapangan basket taman kota, bukan lapangan sekolah.

Ini sebenarnya ide dari Renjun. Katanya lebih enak ditaman sekalian caper sama ciwi-ciwi yang suka nongkrong di lapangan taman kota.

Sudah sejak setengah jam yang lalu mereka bermain. Keringat sudah membasahi tubuh mereka. Seragam sekolah yang mereka pakai mereka taruh di pinggiran lapangan bersama tas mereka dan hanya menyisakan kaos oblong yang sekarang sudah basah karena keringat.

"Istirahat bentar dong gue udah bengek nih," ucap Renjun sambil menopang tubuhnya dengan tangan yang dia taruh di atas lutut.

"Baru setengah jam main udah bengek aja sih lo." Jeno berlari menggiring bola dengan Jaemin yang mengejarnya berusaha merebut bola dari genggaman tangan Jeno.

"Asal lo tau, gue adalah salah satu golongan remaja jompo," ucap Renjun sambil berjalan santai menuju barang-barangnya yang berada di pinggir lapangan.

Renjun mengambil sebotol air dari dalam tasnya lalu dia duduk sambil meluruskan kakinya dan meneguk air minumnya.

Jaemin dan Jeno masih bermain basket, keduanya saling berebut tanpa adanya rasa lelah, bahkan keringat benar-benar sudah menutupi seluruh tubuh mereka. Kaos oblong yang mereka pakai semakin basah dan hal itu membuat tubuh mereka tercetak karena keringat.

Jangan di pikirkan, nanti dosa.

Jaemin tiba-tiba tersungkur saat ingin merebut bolanya dari tangan Jeno dan itu membuat kakinya tergores aspal lapangan dan terluka.

Jeno lantas menghentikan permainannya dan berlari menghampiri Jaemin yang sekarang sudah terduduk sambil menatap pohon besar yang tumbuh besar di pojok lapangan.

"Jaemin Lo gapapa?" Jeno berjongkok disamping Jaemin dengan raut wajah khawatir.

Jaemin hanya diam dan tetap memusatkan pandangannya pada pohon besar di pojok lapangan sana. Taerin yang mengerti dengan tingkah Jaemin yang diam dan memandang satu arah langsung mengikuti arah pandang Jaemin.

Taerin lantas menajamkan pandangannya untuk memastikan apa yang sedang dia lihat, dan benar saja dia tidak salah lihat, disana berdiri seorang pemuda dengan baju sekolah yang nampak lusuh, seragam sekolah itu bukan seperti seragam yang dipakai oleh pelajar sekarang. Seragamnya berwarna putih dengan ukuran yang kebesaran ditubuh namun warnanya sekarang nampak lusuh seperti warna putih tulang. Celana panjang berwarna hitam serta topi hitam yang menutupi rambut kepalanya.

This Ghost | Na Jaemin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang