Cahaya mentari membentang menerangi dunia menyorot ke arah benda putih yang perlahan mulai mencair, puncuk bunga mengintip perlahan menandakan musim semi telah tiba.
Si kembar tengah mempelajari beberapa tumbuhan yang muncul dari dalam tanah, dengan senangnya mereka memotret tumbuhan itu.
"Nambah koleksi?" Si kembar mendongkak terkejut melihat siapa yang tengah mengawasi mereka."Papa" kejut si kembar, Satoru tidak masalah anak-anaknya belajar mengenal benda sekitar dan membelikan beberapa buku dan tab khusus untuk mereka belajar.
"Coba sini, papa mau lihat" kata Satoru, si kembar menunjukkannya dengan wajah ceria. Tangan besarnya mengelus kepala Airi dan Satoshi dengan lembut, dari arah dapur Utahime berteriak memberitahu sarapan sudah matang.
Airi dan Satoshi berlari ke dalam berlomba mendekati ibu mereka.
Sungguh pemandangan pagi yang begitu indah bagi Satoru, melihat keluarga kecilnya berkumpul kembali.
"Papa" teriak Airi. Dia memberi seulas senyuman tulus untuk keluarganya, dia berjalan mendekati mereka. Mengamati istrinya yang sibuk menata meja makan, sementara dia hanya menatapnya.
"Ada apa?" Tanya Utahime, dia mengerakkan kepalanya tidak ada apa-apa.
.
.
.Sikapnya berubah menjadi suami sigap dan bertanggung jawab, sebelum berangkat kerja Satoru membantu istrinya dulu--beberes rumah, menyapu, mengepel, dan menjemur pakaian. Dia tidak keberatan membantu Utahime, menurut Satoru itu cukup menyenangkan.
Setelah selesai beberes, Satoru akan berganti baju atau mandi sebelum berangkat kerja, terkadang anak kembarnya selalu membantu ibu mereka membuatkan bekal makan siang untuk ayah mereka.
.
.
Satoru sudah terlihat rapi tinggal berangkat, kali ini dia tidak lagi menghindar seperti dulu. Dia akan berbelok dulu ke arah dapur berpamitan dengan istrinya tak lupa mencium lembut kening dan bibirnya."Papa, ini bekalnya" kata Airi dan Satoshi kompak.
Dia memberi tos tangan dengan riang di balas anak kembarnya, mereka menghambur pelukan pada papa mereka begitu hangat, Satoru mencium kening anak-anak begitu sayang.
"Jagain mama kalian ya" kata Satoru langsung berdiri dari posisi jongkok.
Kedua anaknya mengangguk semangat, Satoru berjalan ke arah ambang pintu rumahnya, suara anak-anaknya begitu menyentuh hati Satoru, dia ikut melambaikan tangan lalu menghilang.
~♡◇♡◇~
Misi sebenarnya mengenai Shoko belum selesai, dia sudah menemukan beberapa bukti kuat. Siapa ayah Nanae sebenarnya, dan disini dia--di ruangan miting di kantor nya.
"Selamat pagi, Geto Suguru" kata Satoru menatap tajam ke arah Suguru, mantan sahabatnya.
"pagi juga, Gojo Satoru"
"Ada apa? Kenapa anda memanggil saya kesini" tanya Geto penasaran.Satoru melempar sebuah amplop berwarna coklat tepat ke arah Suguru, dengan isyarat matanya mantan sahabatnya itu mengerti apa yang di maksud Satoru.
"Apa ini? Dan kamu menyuruhku untuk membukanya"
"Ya, buka saja. Kenapa diam, ayo buka" kata Satoru, yang tengah menyesap jus melonnya.
Mata hitam jewelnya membulat seakan Suguru bingung dan bertanya-tanya, darimana semua bukti yang Satoru dapatkan.
"Kenapa? Panas ya, apa pendingin ruangan disini mati? Aku akan menyuruh maintenance AC untuk di perbaiki"
"Tunggu! Apa maksud semua ini"
Kini Suguru menatap tajam Satoru yang masih diam menatap pintu keluar dan berbelok menatap tajam wajah Suguru yang terlihat kesal, dia memasang seringai licik dengan pandangan marah yang amat luar biasa.
"Hm, kamu bertanya padaku apa ini?"
"Jangan pura-pura bodoh Suguru, aku tahu kamulah yang membuat skenario ini. Kamu yang menghamili Shoko dan Nanae putrimu bukan!?"Wajah Suguru mengelap tidak bergeming dan masih terdiam. Atmosfir di ruangan miting mendadak mencekam hanya ada suara jentikan jam dinding yang terus menerus bergema.
-BERSAMBUNG-
10-02-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at me (HIATUS)
Roman d'amourseorang wanita yang berhati lembut dan tegar ini hanya bisa tersenyum lemah melihat rumah tangganya yang retak. sosok sahabat yang selalu hadir dan meminjamkan pundaknya dan di anggap saudarinya sendiri, mengkhianatinya berselingkuh dengan suami yan...