Sweet Scandal - Part 27

2.1K 309 16
                                    

Happy weekend and happy reading semuanya.

🧡🧡🧡

Jovanka duduk berhadapan dengan seorang laki-laki yang sudah cukup lama tidak ia temui. Terakhir kali mereka bertemu adalah saat acara Milan Fashion Week beberapa bulan yang lalu. Itupun tidak berjalan dengan lancar karena pertemuan mereka diisi dengan pertengkaran.

"Bagaimana dengan Indonesia? Menyenangkan? Atau malah menyebalkan?" tanyanya yang membuat Jovanka memutar bola matanya malas. Dengan kesal wanita tiga-puluh tahun itu pun meneguk rose tea pesanannya.

"Aku sudah lama tidak ke Indonesia, jadi ya cukup menyenangkan. Bagaimana denganmu, sudah lama tidak pulang, bukan?!" kata Jovanka sambil membenarkan posisi duduknya.

"Menyenangkan, tentu saja. Aku bertemu dengan keluargaku, orang-orang yang aku cintai. Bagaimana denganmu? Akhirnya berhasil menemui laki-laki yang kamu cintai?" laki-laki itu tersenyum tipis sebelum terkekeh saat melihat wajah kesal Jovanka.

"Aku tidak menyangka jika aku bisa mencintai laki-laki itu"

"Kenapa? Apa dia bukan orang yang baik? Ck, sudah aku bilang temukan laki-laki yang tepat, Jovanka" laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk membenahi rambut Jovanka yang terbang tertiup angin karena sekarang mereka sedang duduk di meja outdoor.

"Aku belum mengenalnya dengan baik, dan aku akan berusaha untuk mendekatinya. Aku ingin lebih mengenal dirinya, tapi seperti yang selalu aku katakan, aku tidak berharap dia akan membalas cintaku" kata Jovanka sambil menatap jauh.

"Jovanka-Jovanka, siapa yang mau menolak wanita seperti kamu? Jika saja kamu mau, kita bisa bersama sejak lama. Mungkin seorang bayi sudah ada di antara kita..."

"Jangan berkhayal, anak muda. Aku hanya menganggapmu sebagai saudara. Dan aku tahu jelas jika kamu juga hanya menganggapku sebagai saudara" kesal Jovanka yang membuat laki-laki itu kembali terkekeh.

Membuat Jovanka kesal adalah hobinya karena ia tak pernah bisa melakukan itu kepada wanita lain. Jovanka terlalu special untuk hidupnya. Dan dia sangat menyayangi wanita yang sedang duduk di hadapannya ini.

"Ya setidaknya kamu bisa membuat Tante Vanessa tidak terus-terusan meneror kamu dengan kalimat 'Kapan menikah?'!" laki-laki itu tertawa saat mengingat Jovanka selalu meneleponnya tengah malam dan bercerita jika Mama-nya ingin Jovanka segera menikah.

"Sampai matipun aku tidak akan pernah mau menikah denganmu. Jika di dunia ini laki-laki hanya ada kamu seorang, aku lebih memilih untuk menjadi perawan sampai aku mati" kata Jovanka berapi-api.

"Ya ya ya, inilah gambaran wanita yang sudah dibutakan oleh cinta" laki-laki itu pun lebih memilih untuk meneguk cappuccino pesanannya.

🧡🧡🧡

Jovanka menghentikan mobilnya di tepi jalan saat menemukan kehadiran sesosok orang yang sangat ia hafal postur tubuhnya. Namun yang aneh adalah, apa yang sedang laki-laki itu lakukan seorang diri di taman bermain anak-anak yang cukup sepi itu?!

"What are you doing, Daxter?" laki-laki yang sedang duduk di ayunan anak-anak itu pun menoleh dengan cepat sebelum mengelus dadanya.

"Aku kira siapa, Jo. Panik nih!" laki-laki itu, Daxter Nugraha segera membuka kacamata hitamnya. Seperti biasa, Daxter menggunakan masker, topi, dan kacamata hitam untuk menyembunyikan jadi dirinya.

"Lagian udah tahu kamu tuh artis, masih juga kelayapan tanpa pengawal" kata Jovanka sambil mendudukkan diri di ayunan yang lain. "Nggak sama Albi?" tanyanya lagi saat tak menemukan siapapun termasuk manager Daxter yang selalu mengintili laki-laki itu.

"Aku ngambek sama Mas Albi" Jovanka hanya bisa menghela nafasnya mendengarkan jawaban Daxter. Laki-laki ini benar-benar sangat kekanak-kanakkan. Entah ada angin apa sampai Albion betah sekali menjadi manager Daxter.

"Kamu nggak tanya aku ngambek kenapa?"

"None of my business" jawab Jovanka acuh yang membuat Daxter cemberut. Meskipun tertutup masker, Jovanka masih bisa membayangkan bagaimana lucunya bibir itu mengerucut beberapa senti.

"Gimana sama projectnya? Lanjut?" tanya Jovanka setelah cukup lama terdiam.

"Iya, besok kita jadi terbang ke Bali. Mbak Yas belum hubungin kamu?" Daxter menoleh untuk melihat Jovanka yang menggelengkan kepalanya. "Sutradaranya setuju untuk kembali ke naskah awal. Nggak akan ada adegan ciuman" lanjutnya yang hanya diangguki oleh Jovanka.

"By the way kamu habis darimana?" Daxter kembali mencoba membuka obrolan.

Ingat kata Athena, dia harus terus memepet Jovanka hingga wanita itu mampu melihatnya sebagai laki-laki dan melupakan laki-laki yang sedang ia cintai.

"Ketemu teman..."

"Cowok?"

"Iya"

"Kok gitu?!"

"Kenapa?" tanya Jovanka yang berhasil membuat Daxter terdiam sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kenapa, Daxter?" Jovanka kembali bertanya saat tak mendapatkan jawaban dari laki-laki itu. Daxter bahkan sudah mengalihkan pandangan dari dirinya.

"Karena... I'm jealous, Jo" lirihnya yang membuat Jovanka terbahak dan menggeleng-gelengkan kepalanya, tak menyangka jika jawaban itulah yang keluar dari mulut si playboy satu ini.

Jovanka pun bangkit dari duduknya setelah tawanya berhenti yang membuat Daxter mendongak untuk menatap wanita yang kini sudah kembali menggunakan kacamata hitam yang sebelumnya dilepasnya.

"Kamu mau pulang sama aku, Daxter?" bukan itu yang Daxter harapkan akan keluar dari bibir Jovanka. Daxter berharap Jovanka akan membalas perkataannya sebelumnya, bukan malah menawarinya untuk pulang.

"How about my feelings, Jovanka? Aku cemburu! Apa itu nggak penting buat kamu?" Daxter bertanya setelah membuka maskernya. Jovanka cukup terkejut karena takut jika beberapa orang yang lewat akan mengenali Daxter dan menyebarkan foto mereka yang sedang berdua.

"Daxter..."

"Jovanka..."

"Dengerin aku dulu!" bentak Jovanka yang membuat Daxter kembali bungkam.

"Aku ketemu teman lama, aku kenal dia jauh sebelum aku kenal kamu. Dia bisa dibilang sahabat aku, sedangkan kamu bukan siapa-siapa aku. Jadi menurut kamu, apa pantas kamu cemburu?" tanya Jovanka dengan tangan yang terlipat di depan dada.

Daxter merasa sangat kesal sekarang. Bagaimana bisa Jovanka mengatakan jika dia bukanlah siapa-siapa wanita itu?! Sudah jelas jika mereka adalah sepasang kekasih meskipun itu hanya di depan keluarga mereka. Namun bagaimana bisa Jovanka mengatakannya dengan semudah itu?!

Daxter pun bangkit dari duduknya, menarik Jovanka menuju mobil wanita itu dan mendorongnya masuk dengan paksa. Jovanka hanya bisa menurut karena dia cukup tahu jika kini Daxter sedang tersulut emosi. Tidak ada yang bisa Jovanka lakukan selain menurut.

Benar-benar si pemarah!

"Daxter!" Jovanka berteriak saat Daxter menarik tubuhnya mendekat dan laki-laki itu mulai menempelkan bibir mereka. Tidak hanya menempel, Daxter bahkan melumat bibirnya dengan penuh amarah.

"Daxter, stop!" kesal Jovanka sambil menarik rambut belakang Daxter agar kepala laki-laki itu menjauhi kepalanya.

"Kenapa kamu selalu melakukan ini ke aku saat kamu marah?!" tanya Jovanka masih dengan nafas yang memburu.

"Cause I like your lips, Mrs. Nugraha"

🧡🧡🧡

Hope you guys like this part.

Jangan lupa untuk vote and comments ya.

See you soon.

Much love💚
Jiwoo👰🏻‍♀️
19 Maret 2022🌱

Sweet Scandal✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang