Happy reading semuanya.
🍁🍁🍁
Daxter mencoba menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat karena saat ini perasaan ingin mencekik Delia yang sedang ada di hadapannya sudah tertanam sangat kuat di hatinya.
Lihatlah bagaimana wanita itu nampak tak berani hanya sekedar untuk menatapnya, tapi di belakangnya Delia malah mengganggu Jovanka dengan santai.
"Aku ada keperluan sama kamu, Delia. Jadi habis ini ikut aku" bisik Daxter saat mereka sedang memonitoring hasil shooting mereka secara bersamaan. Tubuh Delia nampak menggigil, namun Daxter yakin itu hanya sekedar acting Delia yang lain.
"Daxter... aku... aku..."
"Aku nggak menerima penolakan, Delia! Sekarang bangun dan ikut aku!" kata Daxter sebelum bangkit dari duduknya lalu berbicara kepada para kru dan memberikan tanggapannya tentang hasil shooting mereka hari ini.
Setelah Daxter meminta izin kepada para kru untuk pergi, Delia pun nampak bangkit dari duduknya dan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Daxter. Setelahnya wanita itu segera menyusul Daxter sebelum laki-laki yang pernah bertekuk lutut untuknya itu berulah lebih jauh lagi.
"Akh..." Delia berteriak tertahan saat dia dan Daxter sudah berada di tempat yang cukup sepi. Daxter tanpa kata langsung mencekiknya dan mendorong tubuhnya hingga punggungya menubruk pohon kelapa yang ada di belakangnya.
"Dax..." Delia mencoba melepaskan tangan Daxter dari lehernya. Namun bukannya terlepas, tangan Daxter malah semakin erat mencengkram lehernya. Dada Delia terasa sangat sesak, rasanya Delia akan segera mati di tangan Daxter.
"Saat aku bilang jangan ganggu aku, maka itu termasuk orang-orang di sekitar aku, Delia!" kesal Daxter dengan mata yang melotot tajam.
"Dan kamu ganggu Jovanka, jadi aku akan kasih kamu sedikit hukuman" lanjutnya sebelum membuang tubuh Delia hingga terjatuh ke atas pasir dengan keadaan lemas.
Wanita itu dengan rakus mencoba menghirup udara di sekitarnya. Paru-parunya benar-benar sudah kosong akan udara.
"Aku nggak ganggu dia, Daxter! Dia ngadu apa..."
"Shut up, Aura Delia!" Delia langsung terdiam saat mendengar suara Daxter yang mendesis berbahaya. Tubuhnya semakin menggigil ketakutan. Daxter benar-benar tidak main-main dengan kata-katanya.
"Kamu mau informasi, kan? Okay, I'll tell you then. Aku berkencan dengan Jovanka. Apa kamu puas?!" Delia langsung mendongak mendengar perkataan santai Daxter.
"Tebakan kamu benar kalau aku sama Jovanka ada hubungan special. Jadi setelah kamu tahu hubungan aku dan Jovanka, kamu mau apa?" lanjut Daxter dengan dinginnya.
"Aku..."
"Aku cuma mau bilang ke kamu, Aura Delia. Kalau sampai ada pihak yang tahu tentang ini, kamu harus siap-siap untuk bertemu lucifer di dunia untuk menjemput kematian kamu..."
"Dan lucifer itu adalah aku" Delia merosot mundur dengan waspada saat Daxter merubah posisinya yang berdiri menjulang menjadi berjongkok di depannya.
"Kamu takut sama aku, Del?" Delia pun mengangguk dengan cepat.
"Tahu kan sekarang kalau aku nggak pernah main-main sama apa yang aku katakan?!" kata Daxter dengan tangan yang terulur untuk kembali menjambak rambut sebahu Delia.
"Aku harap ini terakhir kalinya aku kasih peringatan ke kamu, Del. Karena setelah peringatan kedua, yang ketiga harusnya sebuah kematian" Daxter mendorong kepala Delia hingga wanita itu jatuh tersungkur ke pasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scandal✔
RomanceSweet Scandal *** Jovanka Alixie, seorang fashion designer sukses di Perancis harus kembali ke Indonesia karena Mama-nya. Tak habis akal, Jovanka pun membangun bisnisnya di Indonesia dengan menggandeng sahabatnya semasa kuliah di Perancis. Namun hal...