朋友们,大家好
Hope you guys like this part. Jangan lupa untuk vote and comments.
Happy reading semuanya.
🍁🍁🍁
Tidak ada yang bisa Jovanka pikirkan lagi saat ini selain perasaannya kepada Daxter. Jujur saja sekarang dia tidak bisa mengenali lagi perasaannya. Jovanka merasa dia masih mencintai laki-laki itu, namun di sisi lain dia juga ingin mengenal Daxter lebih dekat.
Seperti yang dikatakan Mama-nya dan juga Yasmine, dia sudah cukup tua, seharusnya sudah memiliki pria yang tepat untuk diajaknya serius. Dan pilihan yang paling tepat jatuh kepada seorang Daxter Nugraha.
"Hi, Van. Kamu ngapain di sini sendirian?" Jovanka menoleh dan menemukan Albion yang berdiri tak jauh darinya. "Aku naik ya" tanpa menunggu jawaban Jovanka, Albion segera naik ke batu karang besar yang ada di tepi Pantai Yeben itu.
"Mau berbagi sama aku?" Jovanka menoleh cepat hingga membuat Albion malu sendiri mendengar ucapannya. "Mungkin terdengar nggak tahu diri, tapi aku harap aku bisa menjadi sosok teman yang baik buat kamu, Van" lanjutnya yang membuat Jovanka tersenyum kecil.
"Aku dengar dari Yasmine, kamu itu sosok sahabat yang baik dan pengertian, Al. That's why aku mau memulai pertemanan sama kamu" jawab Jovanka terdengar sangat santai yang membuat Albion menghela nafasnya lega.
"Menurut kamu, Daxter sosok seperti apa?"
"Aku pertama kali ketemu Daxter sekitar dua tahun lalu atau lebih aku juga lupa. Saat itu dia masih model pendatang baru, tapi dia memiliki tekad yang kuat dan kepercayaan diri yang tinggi. Dia sangat easy going dan menyenangkan, oleh karena itu kami cepat dekat bahkan aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri"
"Daxter memang terlihat petakilan, bar-bar, dan nakal dari luar, tapi kamu harus tahu kalau dia adalah sosok laki-laki yang hebat. Aku bukan melebih-lebihkan, tapi Daxter memang sehebat itu sampai terkadang aku iri dengannya. Dia masih muda tapi sudah mampu memilih jalannya. Dia pekerja keras dan sukses karena keringatnya sendiri"
"Ah, mungkin nggak ada yang tahu, tapi seorang Daxter Nugraha yang terlihat masih kekanak-kanakkan itu bahkan sudah punya tabungan untuk masa tuanya. Dia sudah punya rumah pribadi dan beberapa apartemen untuk disewakan. Kamu tahu kan dari sana saja uang sudah cukup banyak mengalir ke rekeningnya"
"Daxter bahkan sudah menyiapkan uang untuk pernikahannya yang katanya harus mewah karena hanya akan dia lakukan sekali dalam hidupnya, padahal pacar saja dia nggak punya. Jangankan pacar, dekat dengan perempuan saja dia mulai enggan sejak merasakan indahnya menjadi jomblo tanpa harus terikat"
"Daxter juga sudah punya uang tabungan untuk anak-anaknya. Katanya biaya hidup semakin lama akan semakin mahal, jadi dia sudah harus menyiapkan uang untuk anak-anaknya kelak. Setahuku dia menyiapkan uang untuk dua anaknya, ya nggak tahu lagi kalau nanti anaknya lebih dari dua" Albion pun terkekeh saat membayangkan saat-saat Daxter curhat panjang lebar kepadanya setahun yang lalu.
"Dia... sehebat itu" kata Jovanka tak percaya. Hari ini banyak sekali kejutan yang dia dapatkan tentang Daxter. Tentang penyakitnya dan juga tentang rencananya yang sudah sangat matang.
"Ya, dia memang hebat. That's why sometimes I feel envy of him. Bukan dalam arti yang negatif loh ya" Albion terkekeh dengan senyum lebarnya dan Jovanka ikut tersenyum. Ya sosok seperti Albion tidak mungkin memiliki rasa seperti itu kepada Daxter.
"Kamu juga tahu Daxter terlahir dari keluarga Nugraha yang sangat terpandang di Indonesia. Sejak kecil tentu saja dia sudah mendapatkan semua yang dia mau tanpa perlu bersusah payah. Tapi dia lebih memilih bekerja keras memulai semuanya dari nol. Daxter sehebat itu di mata aku, Van"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scandal✔
RomanceSweet Scandal *** Jovanka Alixie, seorang fashion designer sukses di Perancis harus kembali ke Indonesia karena Mama-nya. Tak habis akal, Jovanka pun membangun bisnisnya di Indonesia dengan menggandeng sahabatnya semasa kuliah di Perancis. Namun hal...