Are you a gay one?

508 73 10
                                    

[Prompt 5] Seorang teman membayarmu sebagai pacar sewaannya.

Kim Jisoo aka Kim Jisoo

Jung Hae In aka Jung Hae In

******

"Apa kau seorang gay?"

Pletakk!

Hae In jelas memukul kepala Jisoo keras setelah perkataan gadis itu yang sangat tidak masuk akal. Oh, ayolah! Semua orang juga sudah tahu, bahwa Jung Hae In murid tertampan, terpintar, tertinggi dan jelas terkeren tidak mungkin menjadi golongan kaum pelangi.

Harga diri Hae In yang menjulang bagai gedung pencakar langit itu seketika ambruk.

"Yak! Sakit tahu!" Kim Jisoo, gadis terbodoh dan tercerewet itu mengaduh kesakitan saat sahabat lelakinya memukul dia dengan sangat keras.

"Dasar bodoh! Jika sekali lagi kau ulangi pertanyaanmu tadi akan kulempar kau ke danau yang ada di belakang sekolah. Kudengar disana ada buaya pria yang suka dengan gadis perawan sepertimu." Ucap Hae In menakuti gadis yang ada di hadapannya kini.

Bukan gadis lebih tepatnya. Bagi Hae In, Kim Jisoo tidak lebih dari manusia setengah hewan yang tak berotak dan tinggal sebagai parasit di hidupnya. Hanya satu kelebihan dari gadis itu.

Dia lumayan, cantik. Jadi bisa juga dimanfaatkan.

"Aish, mana ada buaya yang pemilih seperti itu. Kau kira aku bodoh?"

"Kau memang bodoh." Hae In terlihat mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Jisoo tersenyum lebar. Ini adalah saat yang ia tunggu.

"Hm, kali ini aku dapat berapa ya?"

"Kau hanya mendapat setengah karena hampir mengacaukan acaraku!" Jisoo menarik senyumannya lagi. Ia tidak tahu salahnya dimana, apa mungkin karena dia menambah porsi makannya yang jelas sangat besar di depan ibunya yang sangat disayang oleh Jung Hae In itu?

Atau, karena dia memakai kaus putih kusam dan sedikit agak menguning sedangkan kakak perempuan Hae In memakai dress putih yang anggun nan cantik?

Atau, saat Jisoo memakan ayam dengan menggunakan tangannya?

Atau lagi,  saat dia mengatakan jika ia hanya keramas satu kali dalam sebulan?

Sepertinya tidak ada yang salah. Toh, tidak merugikan yang lain juga.

"Bukankah aktingku sudah sangat keren tadi malam? Apa yang salah denganku?" Tanya Jisoo dengan sangat polosnya.

"Kau yakin masih perlu mempertanyakan hal itu dengan tingkahmu yang sangaat luar biasa?"

"Wah jelas ibumu itu sangat menyukaiku dan kau hanya membayarku setengah? Yak! Yang benar saja, aku tidak akan lagi mau meski nantinya kau harus berlutut." Baiklah, Jisoo tidak peduli yang lain karena yang ia mau hanyalah uang Jung Hae In yang berlimpah itu. Uang jajannya saja setara dengan uang bulanan Kim Jisoo dari neneknya. Bagaimana bisa pria itu berlaku pelit dengannya?

"Kau!" Hae In sudah ingin memukul Jisoo dengan kepalan tangannya. Jika saja dia tidak menyadari bahwa makhluk didepannya ini perempuan, mungkin sudah ia hajar habis-habisan karena selama ini Kim Jisoo telah banyak memerasnya. Perlu di garis bawahi, meski Jung Hae In sangat kaya tapi dia juga sangat hemat.

Atau, pelit mungkin?

Dengan perasaan terpaksa dan tidak rela Hae In mengeluarkan lagi setengahnya dari dalam dompet, hendak memberikannya pada gadis itu. Jisoo sudah menyambutnya.

"Ayo ayo lepaskan, come to mama my money!" Hae In masih saja memegang uang itu, ia benar-benar tidak rela. Satu persatu jari jemarinya mulai melepas kepergian uang kesayangannya itu.

Dan akhirnya, uang itu sudah ada di tangan Kim Jisoo.

"HAHAHA, aku bisa makan tteokbokki sepuasnya hari ini. Ah, tidak! Bahkan sampai lima hari ke depan." Kim Jisoo menerawang uang itu dengan kedua tangannya. Menatap dengan bahagia.

"Dasar miskin,"

"Bodoh,"

"Perut babi!"

Lengkap sudah perkataan cela yang diucapkan Hae In.

"Yak!!" Kali ini berganti Jisoo yang memukul lengan Hae In. Meski begitu ia tetap tidak peduli.

"Minggu depan jangan lupa, kau harus ikut lagi acara makan malam keluargaku."

"Ah, asalkan kau tidak pelit membagi uang denganku semuanya tidak akan jadi masalah. Sudah kubilang, aku ini pintar berakting." Ucap Jisoo dengan bangganya dan terlalu percaya diri.

Faktanya hampir jalan satu bulan, Kim Jisoo alias iblis Jisoo diminta untuk menjadi pacar sewaan oleh Jung Hae In pemilik ego setinggi langit itu. Alasannya klise, ibunya pernah memergoki Hae In pergi berdua dengan Jisoo saat malam tahun baru dan mengira jika Jisoo pacarnya. Jelas, ibunya sangat senang sampai selalu menanyakan keberadaan gadis yang bersama Hae In itu karena selama ini yang ibunya tahu, manusia sekaku dan semenyebalkan Hae In tidak pernah berpacaran dengan siapapun atau terlihat dengan gadis manapun hingga tujuh belas tahun hidupnya.

Lalu Jung Hae In memanfaatkan momen itu karena tentu ia menyayangi ibunya dan juga ketika pertama kali membawa Jisoo, ternyata gadis itu tidak terlalu buruk juga. Ia pintar mengambil hati orang tuanya meski kadang tingkah kampungannya tetap tidak bisa dihilangkan.

"Satu lagi, jangan pakai baju lusuh. Aku akan mengirimkan baju yang cocok untukmu! Awas saja jika kau mengacaukan lagi,"

Jisoo menyunggingkan senyumannya. Terdengar seperti hinaan, tapi itu sebuah fakta yang tidak bisa ia sangkal.

"Jadi kau benar-benar bukan gay?"

Sungguh, rasanya saat itu juga Hae In ingin menggendong gadis itu dan menceburkannya ke dalam danau. Tangannya sudah hampir ia gerakkan untuk memukul Jisoo lagi.

"Hai, bro!" Sebuah tangan melingkar di pundak Hae In. Seseorang menyapanya. Teman sekelas Hae In yang mengaku dekat dengan pria itu. Namanya Kim Suho.

Jisoo melambaikan tangannya pada pria itu.

"Turunkan tanganmu sekarang juga, atau aku akan memukulmu sampai mati!" Ancam Hae In yang tidak suka pundaknya disentuh.

"Baiklah, tapi kau harus ke lapangan basket sekarang juga atau tim kita akan kalah. Kau paham maksudku kan?"

"Turunkan dulu tanganmu." Suho mengabulkannya. Ia sungguh tidak mau mati karena Hae In yang sangat menyeramkan itu. Apalagi ia tahu bahwa dirinya  butuh sekali Hae In untuk memajukan tim basketnya.

"Yah, Kim Suho lebih baik kau cari anggota lain yang benar-benar manusia daripada hewan." Jisoo menggelengkan kepalanya. Hae In sudah berancang-ancang ingin menjambak rambut gadis itu namun Kim Suho sudah menariknya untuk ikut pergi dengannya.

Jisoo tersenyum menatap punggung kedua pria itu. Rasanya ia lega bisa melepaskan topengnya sekarang.

Menunjukkan sisi Kim Jisoo yang asli. Kim Jisoo yang sebenarnya berdebar setiap kali berbicara dengan manusia batu yang bernama Jung Hae In. Kim Jisoo yang kesulitan bernapas saat tangan pria itu menyentuh kepalanya. Kim Jisoo yang sangat berharap bahwa ia bisa benar-benar bersama dengan Jung Hae In. Bukan lagi pura-pura atau sebagai pacar sewaannya.

Kim Jisoo yang sebenarnya diam-diam menyukai Jung Hae In.

Ah, andai saja pria itu tahu dan lebih peka.

END

******

Divote skuy, sapa tau nanti dibikin cerita lengkapnya :)

Tim HAESOO
AYOK ASSEMBLE!!

🎉 Kamu telah selesai membaca Are you a gay one? |Kim Jisoo x Jung Hae In| 🎉
Are you a gay one? |Kim Jisoo x Jung Hae In|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang