Prolog

36 6 0
                                    


Gadis pemilik iris abu dengan rambut panjang itu tersenyum dengan tangan melambai ketika pandangannya menangkap sosok pemuda yang berdiri di tepi seberang jalan. Ketika pandangan mereka bertemu, lambaian tangan si gadis terbalaskan.

Beberapa detik setelahnya, pemuda tadi berlari kecil menyeberangi jalan. Namun saat ia menoleh ke kiri, naas tubuhnya seketika terpental karena benturan keras dari kendaraan beroda empat yang melaju cepat.

Dengan pandangan memburam dan darah yang melumuri kepala sampai sisi wajahnya, sayup-sayup pemuda tadi mendengar namanya disebut dengan keras. Tepat sebelum matanya tertutup, hal terakhir yang dia lihat adalah wajah gadis yang berniat ia temui untuk merayakan kemenangannya. Namun dia tidak pernah menduga jika hari ini adalah hari terakhir dia bisa menemuinya.

"ARTA!"

Tersentak, Retta terduduk dari tidurnya. Nafas kasarnya terdengar tidak beraturan. Lalu kedua telapak tangannya mengusap wajah dengan siku yang bertumpu pada lutut yang ditekuk.

Pertanda apa ini? Hampir empat tahun lamanya Retta mencoba untuk hidup selayaknya manusia lain. Meski dua tahun awal ia merasa benar-benar gila, tapi Retta bersyukur ia bisa ada di posisi sekarang.

Terlebih julukan 'pembunuh' yang terlontar dari mulut seseorang dengan rupa yang sama. Membuat rasa bersalah semakin menggerogoti diri Retta.

"Kalo seandainya Arta nggak nemuin lo, dia nggak akan mati sia-sia kayak gini! Ini semua karena lo, Re!"

"Pembunuh!"

"Lo yang udah bunuh saudara kembar gue!"

"Lo pembunuh!"

Kalimat-kalimat menyakitkan itu kembali bermunculan di kepala Retta. Dengan keras, Retta memukul-mukul kepalanya sendiri berharap kata-kata kasar yang terus berputar layaknya kaset rusak itu segera menghilang.

"Nggak-nggak! Retta bukan pembunuh! Retta bukan pembunuh kan, Yah?! Retta bukan pembunuh kan, Bang?! Retta bukan pembunuh kan?! Arrggghh!"

Masih dengan tangan yang memukuli kepala, Retta menjerit histeris. Matanya memejam dengan keringat memenuhi dahi. Sesaat sebelum kesadarannya hilang, Retta sempat mendengar pintu kamarnya dibuka secara paksa.

****

Start: 1 Mei 2023

About AyodyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang