5. Fake Love

1.1K 194 24
                                    

YES!

Aku bahagia sekali, saat Rakha mati kutu dan mengiyakan semua permintaanku.

At least, aku nggak rugi-rugi amat kalau jadi istri Rakha nanti. Nafkah bulanan tetap dapat, gaji pun tetap aku terima. Nice!

Kamu pikir aku cewek apakah? Mohon maaf, Pak Rakha, Anda salah memilih lawan!

Biarlah aku nanti harus beradu akting dengan si muka dua sampai entah kapan. Bagiku saat ini, kesembuhan Rasya adalah yang terpenting.

Anggap saja, aku akan menjalani kontrak kerja sebagai istri palsu. Sambil aku tetap bekerja di toko Mbak Kinan dan mengumpulkan donasi untuk membayar utang pada Rakha. Huft!

"Hati-hati di jalan, Sayang," ucapku saat mengantar Rakha di lobby rumah sakit bersama kedua orangtuanya.

Sungguh, puas sekali rasanya bisa mengerjai cowok semena-mena seperti Rakha. Matanya sedari tadi melempar kode yang tak pernah aku tanggapi. Tuman!

Let's play the game, Boy! Hh, emang enak!

"Nia, kami pulang dulu ya."

Lagi, calon ibu mertua palsuku memeluk hangat. Aku mengangguk sambil menghela napas, dalam pelukan.

Betapa beruntungnya perempuan yang jadi menantu sungguhan Tante Lily dan Om Andri ini. Benar-benar mertua idaman.

Setelah mengantar Rakha dan keluarganya, aku kembali ke kamar perawatan Rasya yang berbagi dengan dua pasien lainnya.

"Udah pada pulang?"

"Udah, Bu."

Aku menjawab pertanyaan Ibu sambil menutup kembali tirai penyekat.

"Nia! Kamu kenapa nggak cerita kalau udah punya pacar? Mana pacarnya ganteng begitu, tajir lagi. Apa ini jawaban dari doa-doa kita ya? Allah kasih Rakha sama keluarganya buat jadi penolong kita?"

Bahuku melemas, satu lagi orang tua yang aku bohongi. Maafkan anakmu ini, Bu.

"Tapi kayaknya Rakha emang anak baik ya. Dia nurut sama orang tuanya, terus ... kelihatan sayang banget sama kamu. Benar-benar beruntung kamu, Nia, bisa berjodoh sama Rakha."

Aku tak menanggapi analisa Ibu. Karena aku tak mau menambah daftar dosa kebohonganku lagi. Selagi Ibu tidak menuntut jawaban, selama itu pula aku akan bungkam.

"Bu, Ibu tidur aja duluan. Biar Nia yang jagain Rasya."

Aku sengaja mengalihkan topik sambil menggelar tikar.

"Ibu belum ngantuk. Kamu aja duluan yang tidur."

"Belum ngantuk juga."

"Coba kamu telepon Rezki, ingetin jangan lupa kunci pintu sebelum tidur. Lauk yang di meja disimpan di kulkas aja, besok biar bisa dianget buat sarapan."

"Iya, Bu."

Aku segera men-dial nomor adik pertamaku yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA.

"Halo, Rez. Lagi apa?"

"Lagi rebahan, Kak, baru beres belajar."

"Chekeeup! Eh, kamu udah makan belum?"

"Udah, Kak. Lauknya juga udah masukin ke kulkas. Emang Kakak nggak pulang?"

"Kayaknya nggak, Rez. Kakak nginep di RS nemenim Ibu ya. Soalnya besok rencana Rasya mau pindah rumah sakit. Biar nanti ada yang bantuin Ibu."

"Oh, ya udah."

Setelah berbincang ringan dengan Rezki, aku kemudian mengirim pesan pada Mbak Kinan untuk izin tidak masuk kerja besok.

RAINBOW CAKE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang