Kebijakan Naga Lembah

214 24 6
                                    

-Happy Reading-

Selepas mengantar Lia pulang, Jeno memacu kudanya dengan cepat menuju rumah. Perjalanannya tiba-tiba melambat saat langit tiba-tiba mendung membuat gelap gulita. Jeno memutuskan memberhentikan kudanya lalu mengadah ke atas. Kilat cahaya petir muncul dan suaranya menggelegar.

Kuda Jeno meringkik keras seraya menghentakkan kakinya.

" Ada apa? " Tanya Jeno yang faham ada yang tidak beres.

" JENO "

Yang dipanggil menoleh ke sumber suara. Felix dan Baba sedang menuju kepadanya dengan menunggangi kuda masing-masing. Wajah mereka tampak panik ketakutan.

" Ada apa? " Tanya Jeno sekali lagi.

Felix dan Baba berhenti tepat di depan Jeno. Baba mengadah ke atas lalu menunjuk sebuah titik cahaya berwarna merah yang muncul di atas langit. Jeno dan Felix melihat mengikuti tunjukkan Baba.

" Naga Lembah telah bangun " ucap Baba.

" Apa?! " Pekik Felix. Ia terkejut begitu pula dengan Jeno.

" Apa pelantikan Penjaga Lembah Naga baru akan dilaksanakan? "

Seketika Jeno dan Felix kompak menepuk jidat. Mereka lupa akan hal itu.

" Astaga, pelantikan akan dilaksanakan dua hari lagi. Kenapa aku bisa lupa?! " Ucap Jeno. Ia mengusap wajahnya frustasi.

Felix diam seraya membuka mulutnya. Ia tidak bisa mengatakan apapun. Ia juga lupa, akhir-akhir ini banyak kejadian yang mengejutkan membuat mereka lupa akan kewajiban mereka.

" Sebaiknya kita menyiapkannya dari sekarang sebelum terlambat " ucap Baba.

" Baik, ayo cepat " Felix memacu kudanya lebih dulu lalu disusul Jeno dan Baba.

Sesampainya di markas utama Penjaga, Felix mengumpulkan yang lainnya untuk membantu menyiapkan semuanya.

" Semangat Jen " ucap Felix seraya menepuk pundak Jeno. Ia tau sahabatnya itu masih bersedih atas kepergian Lia. Sebenarnya ia sedikit merasa khawatir tugas yang dilaksanakan Jeno tidak sempurna mengingat Jeno memiliki peran penting dalam acara besar ini.

" Pasti, terimakasih "

Felix mengangguk, " Calon Penjaga Lembah Naga yang mau dilantik total...90? "

" Kok ngga 100 yah? " Lanjut Felix.

" Aku mengurangi 10 calon " ucap Jeno.

" Loh kok Lo ngga bilang gue? Emangnya kenapa dikurangin? " Felix membulatkan matanya.

" Mereka tidak kompeten " ucap Jeno.

" Anjir, anak didik gue juga banyak yang klemar-klemer. Tau gitu gue kurangin aja " ia menumpuk kertas-kertas yang berisi biodata Calon Penjaga yang akan dilantik.

" Jangan lupa pedang Bluzer nya diambil Jen, sekalian taro di meja pelantikan " ucap Felix mengingatkan karena yang diberi wewenang menyentuh pedang Bluzer diangkatannya hanya Jeno.

" Iya "

Jeno langsung menuju ruangan khusus yang didalamnya terdapat pedang Bluzer. Jeno membuka pintu lalu menutupnya kembali. Ia membungkuk hormat sebelum mendekat.

FIRST LOVE | Jeno×Lia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang