Kejadian yang tidak sengaja kulihat pada hari itu, di ruang UKS terus-terusan berputar di otakku, nyaris membuatku gila. Aku memang sudah tahu sepintas mengenai BDSM, dari konten yang tidak sengaja melintas di sosmed, dan impresiku sejauh ini itu adalah praktik aneh. Mana mungkin ada kenikmatan dari rasa sakit?
Saat memasuki uks untuk meminta obat merah, untuk mengobati luka karena jatuh, aku melihat guru BK ku sedang memapah tubuh temanku di pahanya, sembari memegang rotan dan memukuli pantatnya. Aku mendengar sayup-sayup suara erangan dari luar, dan ketika aku membuka pintu kami sama-sama kaget. Aku memutuskan segera kembali dan menutup pintu. Tapi guru BK -- Bu Natasha segera menahanku.
"Fit, sini dulu!" Aku tahu ia menahanku agar aku tak bilang pada siapa-siapa tentang kejadian ini.
Maka aku langsung bilang, "tenang bu, saya open minded kok." Lalu aku langsung menutup pintu dan berlari tertatih.
Aku tidak tahu jelasnya kenapa aku mengatakan itu pada bu Natasha, tapi setelah kupikir-pikir itu adalah reaksi normal bagi orang freak sepertiku untuk menghindari BK (?), dan mungkin alasan kedua adalah ternyata aku tidak peduli pada consent (sex) orang lain selama itu tidak merugikanku, dan alasan ketiga adalah kupikir itu jawaban paling tepat.
Sebenarnya aku cukup meragukan alasan keduaku melakukan itu: jika aku tidak peduli pada consent oranglain, maka aku tidak akan overthink mengenai ini dan membuat kepalaku pusing. Entahlah mungkin aku penasaran mengenai BDSM setelah melihatnya secara langsung? Atau aku sebenarnya tertarik? Bukankah beberapa hal di mulai ketika kita melihatnya?
Sepertinya aku berpikir terlalu jauh.
Ya, aku harap aku hanya berpikir terlalu jauh.
Aku memutuskan untuk berhenti memikirkan semua itu, dan menjalani hari-hari normalku.
Saat hari senin dan masuk kembali ke sekolah, temanku--Rafa menjadi sangat awkward denganku. Aku bisa mengerti karena jika ada oranglain lagi yang tau mengenai kejadian itu, ia akan sangat malu. Entah kenapa akupun jadi awkward, mungkin karena aku freak.
Ia tak mengatakan apapun padaku saat di kelas. Kami hanya beberapa kali bertukar pandang (?) Kukira ia akan mengatakan sesuatu setidaknya melalui gerakan mulut, dan begitu saja semua berlalu hingga pelajaran usai dan pulang ke rumah masing-masing. Saat sampai di rumah aku membuka HP dan ternyata ia mengirim pesan "Fit, jangan bilangin siapa-siapa ya." Di sertai dengan emote nangis.
Saat itu aku sadar ternyata dia juga freak.
Kejadian aneh lainnya terjadi beberapa hari setelahnya, saat sebuah nomor whatsapp tidak dikenal menerorku dengan mengirim video seorang lelaki tengah masturbasi di hadapan seorang wanita yang terlihat familiar, dengan pesan. "Lo gausah nyebarin aib gue, ibu gue jadi tau kan, kalo lo ga minta maaf ke gue sambil nyium kaki gue, video ini bakalan gue sebar."
Lalu ku jawab dengan jawaban freak, "maaf ini siapa ya?"
Dia: "udah gausah ngalihin topik, pokonya nanti malem datang ke rumah gue!
Aku:"oke..."
Lalu nomerku tiba-tiba di blok. Ya, kuharap saja orang yang dimaksud benar-benar datang ke rumahnya agar videonya tidak disebar.
Besoknya, nomor tersebut tiba-tiba mengirim pesan lagi. "Sori ya, gue salah kirim, sori sekali lagi dan tolong hapus videonya ya."
Aku bengong sesaat dan membalasnya,
"Ah, iya gapapa..."Lalu dia bertanya, "Lo, anak kelas sebelas ips 1 kan?"
Aku merasa heran, "iya, kok bisa tau?"
Dia, "Lo bisa ke sekre Osis sekarang gak?"
Aku, "Hah, ngapain?
"Udah kesini aja bentaran. DITUNGGU!"
"Oke..."
Andai kutau bagaimana semua itu berakhir, aku berharap aku tiba-tiba kebelet berak saat perjalanan ke sekre Osis.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Treat a Dominant Girlfriend
RomanceSebenarnya aku cukup tau mengenai BDSM dari konten yang kutemukan di sosmed, dan setelah riset singkat, penilaianku adalah itu hal aneh.Tapi saat tidak sengaja menyaksikan sendiri secara langsung, itu membuatku kepikiran sampai pusing. Tapi hal yang...