Kalender kecil di atas meja riasku mengingatkanku kalau minggu nanti merupakan hari istimewa. Bukan istimewa buatku, tapi untuk abang. Hari ulangtahunnya. Bibirku tersenyum, secercah harapan kembali muncul di benakku. Orang bilang seseorang banyak berubah di hari ulangtahunnya, hmm ini kesempatan baik untuk kami memperbaiki komunikasi antara kami berdua. Memang perasaanku masih turun naik, tapi abang pasti menyambut baik permintaanku untuk lebih sering bersama-sama lagi. Hatinya kan pasti lagi senang. Masa di hari ultahnya ia akan menyambutku dengan muka masam hanya karena aku bertambah gemuk.
Aku berinisiatif memberikan kado istimewa untuk abang, kebetulan hari ini aku akan pergi ke mall Bersama mama papa.
"Pa, minggu nanti abang ulangtahun, menurut papa bagus nggak kalau aku membelikan abang HP ini?Atau laptop ya pa? " tanyaku ke papa sambil menunjuk ke sebuah HP berlambang apel yang terpajang elegan di dalam etalase.
Papa tampak mendekat untuk melihat lebih jelas Hp yag kumaksud.
"Oya, ambil aja 2-2nya, ambil buat Tari sekalian ya.." kata papa enteng.
"Hah? Bener pa?" tanyaku kaget nggak menyangka papa akan membelikan untukku juga.
"Iya, kamu kan mau koas. Gapapa, beli aja nanti berguna. " kata papa sambil melihat barang-baranglain.
"Yeeaay.. makasih pa.." kataku kepada papa dengan muka gembira. Papa memang baik, ia sangat sayang padaku. Apapun yang kuminta selalu ia berikan. Beda dengan abang... hehe.. aku tersenyum dalam hati membandingkan papa dan abang yang beda banget kayak langit dan bumi. Tapi ah sudah ah.. nggak baik aku berpikir begitu menjelang hari ultah abang. Yang penting kedepannya pasti abang lebih baik lagi sama aku. Kataku dengan mata berbinar-binar.
Aku memegang Hp dan Laptop pilihanku, ah abang pasti senang banget nih aku beri hadiah ultah ini. Maklum abang akhir-akhir ini sedang sibuk mempersiapkan tes untuk pendidikannya ke Amerika. Dia selalu mengatakan keinginannya itu sejak awal kami mengenal. Abang ingin sekali suatu saat nanti menjalani pendidikan di Amerika seperti senior-seniornya. Aku berharap sekali abang bisa lulus tes. Jika lulus, maka pendidikan yang telah dijalaninya nanti bisa bagus untuk jenjang karirnya kedepan. Jika sudah begitu, pasti bagus untuk masa depanku dan anak-anakku nanti.
Saat dalam perjalanan pulang, aku ingat untuk membeli kue ulang tahun untuk abang, jadi kumenyuruh supir untuk mampir ke toko kue langgananku. Mataku langsung tertuju ke sebuah kue coklat cantik dengan beberapa hiasan mungil di atasnya. Aku memilihnya dan meminta untuk diberikan tulisan "Happy Birthday Ayah". Abang akan segera jadi aseorang ayah, jadi kupikir itu ucapan yang sangat manis untuknya dan bisa mengingatkan kalau ia akan jadi seorang ayah.. Aku ingin di hari ulangtahunnya ini ia merasa bahagia akan hadirnya "Abang mungil" beberapa bulan lagi. Aku terus tersenyum membayangkan wajah abang yang pasti sangat bahagia nantinya. Kumerasa semua lukaku akan sisi negatif abang sirna, lenyap entah kemana.
Aku meraih HP ku, kucoba mengirim BBM ke abang.
"Abang, nanti abang ke rumah nggak?" tanyaku dalam ketikan tak sabar menunggu jawabannya.
"Abang masih banyak kerjaan. Besok saja ya atau lusa," jawab abang setengah jam kemudian.
"Bang, ini kan udah mau weekend, memang abang kerja juga? Sempetin mampir ke rumah ya bang.. Kutunggu ya bang..." pintaku sedikit memaksa.
"Tugas abang menumpuk karena banyak tes buat ke Amerika. Ya lihat nanti lah," kata abang tanpa jawaban pasti.
Hmm aku rasa abang pasti datang nanti, tidak mungkin ia tidak datang, ia tahu kalau ia sebentar lagi ulangtahun. Jadi kutunggu saja, dan aku tidak akan memberitahukan apa yang telah kusiapkan untuk abang. Aku ingin ini menjadi surprise untukknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badai Pelangi
RomansaMentari adalah Mahasiswa kedokteran yang memutuskan untuk menikah muda dengan seorang abdi negara. Mentari tidak pernah menyangka bahwa pria yang dia cintai selama 2 tahun berpacaran ketika menikah menjadi berubah drastis. Perlahan terungkap sifat a...