Happy Reading 💚
Rania dan Ziah sekarang sedang berada di resto tempat dimana Ziah dan calonnya akan bertemu.
Banyak pasang mata memandang mereka dengan tatapan kagum, entahlah tapi mereka sedikit menyadari itu.
"Nia, gue cantik banget ya sampek dilihatin segala?" tanya Ziah dengan senyum mengembang.
"Iya Lo cantik banget malam ini." ucap Rania membenarkan.
"Lo juga cantik, aura bumilnya kelihatan." puji Ziah yang memang benar kenyataannya.
"Lo gak takut calon Lo naksir gue?" tanya Rania dengan alis naik sebelah.
"Lo jangan macem-macem ya. Ingat Lo udah ada suami!" peringatkan Ziah dengan sedikit khawatir, karena sejujurnya memang masih cantikan Rania dibanding dia, dan itu tak bisa dia berbohong.
Rania hanya mengulum senyum melihat sahabatnya itu.
Hingga mata Ziah teralih pada seseorang yang ditunggunya sedari tadi. Dengan cepat Ziah sedikit merapikan kerudungnya dan menampilkannya senyum terbaik.
"Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka serentak.
Rania yang tadinya fokus main HP kini beralih menoleh ke orang yang mengucap salam tersebut.
Ia sedikit terkejut dengan sesekali menoleh pada Ziah. "Kak Jaya," ucap Rania dengan senyuman
"Rania kok disini?" tanya Jaya yang juga sedikit kaget melihat kehadiran Rania.
"Kalian udah kenal?" tanya Ziah dengan wajah polosnya melihat bergantian kedua insan itu.
Rania dan Jaya kembali kompak menangguk.
"Oo bagus deh, silahkan duduk bang." ucap Ziah mempersilahkan.
"Maaf ya telat, Abang yang ngundang tapi kalian yang nunggu." ucap Jaya dengan kekehan kecilnya.
"Gak papa kok bang," ucap Ziah dengan senyuman.
"Jadi Kak Jaya orang yang Lo maksud tadi Zi?" tanya Rania memastikan.
Ziah menangguk malu. "Bang Jaya ini Rania, sahabat Ziah yang pernah Ziah ceritakan." ucapnya memperkenalkan Rania.
"Ternyata dunia sempit ya." tutur Jaya dengan kekehannya.
"Oiya kalian kok bisa kenal?" tanya Ziah melihat Rania dan Jaya bergantian.
"Kak Jaya itu sahabatnya Mas Angga." ucap Rania dan diberi anggukan Ziah.
Ia membetulkan kata dunia itu sempit, seperti memang jalan takdir mereka berputar di lokasi dan orang yang sama.
"Rania, jadi selama ini kamu tinggal di tempat Ziah?" tanya Jaya penasaran.
Rania menangguk lesu. "Iya kak."
Jaya menghembuskan nafas kasar. "Ziah, bisa gak untuk malam ini mungkin pengenalan kita sedikit di ubah. Karena, aku mau bahas tentang masalah mereka dulu, gak papa kan? Kebetulan juga ada Rania disini, Maaf ya." ucap Jaya ragu.
Ziah terkekeh mendengarnya. "Santai aja Bang, Rania udah aku anggap seperti saudara aku sendiri. Jadi tentu aku gak masalah, aku senang kalau permasalahan Rania cepat selesai. Bukannya dengan ngobrol seperti ini akan semakin mengenal juga?" ucap Ziah dengan senyumannya.
Jaya menangguk tersenyum. "Makasih ya,"
Ziah menangguk tersenyum.
"Kak Jaya mau ngomong apa?" tanya Rania saat melihat Jaya yang terdiam sesaat terlihat sedang berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Teen FictionKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...