Happy Reading 💚
Angga telah menyiapkan sarapan pagi tanpa sepengetahuan Rania. Rania yang turun dari kamar menyadari keributan di dapur dan segera melihatnya.
"Mas masak?"
"Iya sayang, kamu duduk aja. Ini khusus masakan spesial karena kamu udah maafin mas." ucapnya dengan senyum mengembang.
Angga menyusun 3 menu makanan di atas meja, sedangkan Rania yang melihatnya sangat tergiur dengan senyum mengembang.
"Makan sayang," ucapnya dengan bertopang dagu memandangi Rania yang mulai memasukkan suapan pertama.
"Eumm, enak banget mas." ucap Rania jujur.
Namun tak lama entah apa yang dirasanya mual itu kembali datang, ia mencoba menahan sebisanya. Tapi tetap ia tak bisa melakukannya, Rania berlari menuju kamar mandi dapur dengan terus menutup mulutnya.
Huek Huek...
Angga yang melihat itu sangat khawatir. Apa masakannya ada Kesalahan, ia tak tau. Sekarang dia mengusuk leher Rania mencoba membantu.
"Gimana udah mendingan?"
Rania masih diam, ia kembali mengeluarkan isi perutnya. Tubuhnya rasanya lemas, ia tak bertenaga lagi.
"Masakan aku kenapa? Gak enak?" tanya Angga panik.
Rania menggeleng lesu dengan dahi yang berkeringat.
"Kamu sakit sayang, kita kerumah sakit ya?" ucap Angga saat menyadari wajah Rania yang pucat dan berkeringat.
Rania menggeleng lemah. "Aku mau istriharat aja mas." ucapnya dan mulai melangkahkan kaki. Angga membantunya menaiki tangga.
"Kita kerumah sakit ya sayang? Mas gak bisa tenang kalau lihat kamu kayak gini." ujar Angga dengan wajah panik.
Rania tersenyum kecil. "Aku udah hampir biasa gini Mas, hampir tiap pagi malah." ucapnya lirih.
Angga yang mendengarnya sedikit terkejut. "Jadi selama tinggal di tempat sahabat kamu itu, kamu kayak gini juga? Dan gak dibawa kerumah sakit?" tanya Angga dengan suara sedikit meninggi.
"Pokoknya sekarang kita kerumah sakit. Mas gak mau kamu kenapa-kenapa, udah berhari-hari kenapa gak pernah periksa." ucap Angga ingin pergi mengganti baju.
Rania tertawa kecil. "Mas, sini deh." ucap Rania lembut sembari menepuk kasur sebelahnya.
"Bentar mas ganti baju."
"Udah sini buruan."
Angga menurut begitu saja dan duduk di samping Rania.
Rania menarik tangan Angga dan meletakkannya di perut datar Rania. "Mas tau kenapa aku mual, karena di sini itu ada dedek bayi." ucap Rania dengan senyum hangat.
Angga yang mendengar hal itu terpaku, ia terdiam masih ekspresi tak percaya. Ia menelan nafas dalam melihat mata Rania memastikan hal itu.
"Kamu hamil?" tanya Angga dengan mata berkaca-kaca.
Rania tersenyum dan mengangguk hangat.
Angga yang mendengar itu langsung memeluk Rania dan mengecupnya kening Rania lama. "Terimakasih sayang," ucapnya dengan mata yang mulai memerah.
"Dah ah, masa mau jadi ayah cengeng." ucap Rania dengan wajah cemberutnya.
Angga terkekeh. "Mas senang banget, mas terharu. Gak nyangka bentar lagi kita bakal punya anak. Mas di panggil Abuya dan kamu Uma." ucapnya dengan senyum haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Novela JuvenilKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...