Part 13

251 30 6
                                    

Bright berbaring dengan gelisah di atas kasurnya, dalam 3 hari Win akan pulang dan mereka akan menikah. Bright akan menghabiskan sisa usianya bersama Win. Masih segar di ingatannya, dia berjalan penuh percaya diri di tengah-tengah Win dan teman-temannya yang dinyatakan lulus.

Flashback on

Bright berjalan penuh percaya diri di tengah-tengah kerumunan mahasiswa yang dinyatakan lulus. Matanya menatap lurus laki-laki yang sedang sibuk berfoto dengan teman-temannya. Win sempat marah karna Bright bilang dia tidak bisa hadir di acara wisudanya.

Dengan segala skenario yang sudah di susun dan juga tentunya dukungan semua orang, meski Win ngambek rencana ini harus berhasil. Di tangannya ada buket bunga yang khusus dia rangkai sendiri untuk Win.

Mata Win bertemu dengan mata Bright, dia mendengus dan berjalan ke arah Bright "Katanya gak bisa dateng"

"Masa iya aku gak dateng pas acara wisuda kamu ?" Bright menyerahkan buket bunga ke Win "Surprise sayang"

Win memeluk Bright "Untung kamu dateng, kalau gak aku udah cari cowok lain aja"

Bright tersenyum "Emangnya bisa cari yang lebih dari aku ?"

Win melepaskan pelukannya dan mendengus "Bisalah orang Mix sama Jane mau ngenalin aku sama rekan kerja mereka"

Bright menatap tajam Mix dan Jane yang cengengesan tanpa rasa bersalah, apa mereka lupa bagaimana perjuangan Bright untuk Win ? yakali masih juga di gagalin pas udah dapet Winnya.

Bright menatap lembut mata Win, bibirnya sedikit gemetar. Tanpa ragu dia berlutut dihadapan Win dan banyaknya mahasiswa di sana, Bright tidak perduli dengan rasa malu dia takut Win akan kembali menolaknya. Dia menghela nafas dalam.

"Metawin Jongchevevat atau Kavin siapapun kamu, aku gak perduli karna siapapun kamu aku tetep sayang. Biarin aku ngelanjutin tugas papa sama papi kamu buat ngejaga kamu, Metawin temenin aku di sisa hidup ini, tolong nikahin aku Metawin"

Saat Bright menatap matanya dengan tatapan yang tidak biasa dia tahu akan ada sesuatu. Bright berlutut dihadapannya, Win tahu cepat atau lambat hal ini akan terjadi. Perlu Win akui keberanian Bright untuk melamarnya di depan ratusan orang bahkan ribuan orang.

Bukan hanya di depan kedua keluarga mereka, sahabat-sahabatnya bahkan di depan dosen-dosennya. Wajah Win tidak bisa menutupi pipinya yang memerah.

Mata Bright menatap Win dengan cemas, meski terlihat tenang tapi hatinya terus merapalkan doa semoga Win mau menikahinya. Helaan nafas Win membuat keringat Bright bercucuran.

Win menyodorkan tangannya "Pakein"

Bright terdiam menatap Win bingung.

"Ck" Win berdecak sebal "Yaudah ayok nikah"

Sorakan di sekitar mereka tidak Bright pedulikan, dia mendesah lega dengan wajah penuh senyuman.

Flashback off

Ponselnya bergetar dengan cepat Bright mengambil dan melihat siapa yang menelponnya. Dia tersenyum "Halo"

"Sayang"

"Bisa gak jangan tiba-tiba manggil sayang ? Jantung aku belum kuat"

Win tertawa pelan "Gak usah lebay deh, aku mau kabarin kamu hal penting"

"Apa ?"

"Aku gak bisa pulang besok"

Jantungnya serasa merosot ke betis "Maksudnya gimana Win ?"

Reverse Where stories live. Discover now