I. Escape.

166 18 2
                                    

──────────────────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────────────────────────────

Kehancuran.






Juga Kematian.


Kali ini sedang terjadi secara langsung, gadis dengan rambut pirang itu hanya bisa terdiam. Tubuhnya tidak mampu bergerak, perasaan takut-bingung-sedih juga marah bercampur menjadi satu. Ia merasa sangat kesakitan. Ia telah kehilangan kekuatannya, ia tidak bisa melakukan apa-apa selain memandangi kehancuran 'rumah' nya serta kematian teman-teman terdekatnya, juga keluarga nya. Gadis itu merasa sangat sangat sangat tidak berguna. Satu hal yang bisa ia lakukan hanyalah kabur. Namun bodohnya ia malah mencari keberadaan ibunya, orang yang paling dekat- juga orang yang ia sayangi. Ia tidak ingin kehilangan ibunya. Seseorang yang telah melahirkan nya, yang telah membesarkan nya, yang telah membuatnya merasakan 'kasih sayang'.

Ia berlari ke ruangan-ruangan yang ada disana, teriakan orang menggema di sana. Mereka butuh pertolongan tapi Sang Putri tidak bisa Melakukan apa-apa.

Tidak berguna, memang.

Lalu ia mendengar teriakan ibunya, ia sedang terbaring lemas dengan tatapan penuh amarah. Gadis itu berteriak memanggilnya "Mama!" Beruntung nya, ibu dari gadis itu; Crystal Amaquellin mendengar teriakan anaknya. Wajahnya terkejut lalu memberi
isyarat agar sang Putri pergi, tempat ini sudah tidak aman. Ia tidak ingin Putri nya terluka-- atau mungkin hal terburuknya adalah mati. Namun ia tidak menurutinya dan malah berlari mendekati ibunya.

Keras kepala.

Pilihannya saat itu benar-benar sulit. Antara berlari menyelamatkan diri, atau mati dan ibunya bisa selamat. Tapi ia tidak memiliki kekuatannya, ia telah menjadi manusia biasa. Kemungkinan besar ia dan ibunya mati kan? Sangat bodoh. Pikirannya sedang tidak jernih. Ini mungkin adalah bukti bahwa seorang yang pintar terkadang bisa menjadi sangat teramat bodoh ketika panik dan kebingungan.

Pilihan yang buruk, bukan begitu?

Gadis itu, Luna Maximoff. Berusaha untuk membawa pergi ibunya, lalu Crystal mendorong Luna agar menjauh darinya. Dan memberikan tatapan yang seakan mengatakan -mereka-masih-ada-disini! . Namun Luna tidak peduli, benar! Ia kerasss kepala, dan tidak memedulikan hal buruk yang akan terjadi nanti. Ia mendekati ibunya lagi.

Crystal menangkup wajah Luna lalu berkata "Sayang." Tatapannya dalam, air mata sepertinya sebentar lagi akan keluar dari sana. "Kamu tidak boleh berada disini, sudah tidak aman lagi. Kamu harus pergi." Lanjutnya dan langsung memeluk Luna erat-erat. Luna melepas paksa pelukannya dan menggeleng- gelengkan kepalanya, "Gak mau Ma! Aku gak mau Mama kenapa-kenapa, selagi ada kesempatan kenapa Mama gamau kabur sama aku aja?" Crystal hanya menunduk, lalu mendorongnya lagi menggunakan kekuatan-pengendalian anginnya. Lalu ia menutup pintu ruangan itu, karna sadar 'mereka' kembali lagi. Jeritan keras terdengar sangat jelas setelahnya, Air mata mulai mengalir di wajah Luna. Dan beberapa saat kemudian pintu tersebut hancur, Ia berusaha lari sekuat tenaga agar tidak tertangkap --atau terbunuh oleh para Makhluk menyeramkan itu.

─𝑴𝑨𝑿𝑰𝑴𝑶𝑭𝑭 marvel × harry potter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang