Azriel kembali fokus pada Kanza yang masih terbaring lesu. Ditepuk-tepuknya bahu gadis itu dengan memanggil namanya pelan.
"Za... Kanza."
"Lo kenapasih?" ucapnya pada Kanza yang masih belum sadar, "Suka bikin gue, khawatir?"
Sejak kecil, cuma Azriel yang jadi teman mainnya. Kepribadian gadis itu sangat baik, ia ceria, ramah, tidak pernah marah sekalipun sama orang yang jahat sama dia. Tapi, satu yang kurang dari dia, ia sulit mengekspresikan perasaannya, selalu bungkam akan semua hal.
Hanya selang berapa detik setelah Azriel bicara, Kanza sudah sadar.
Azriel dengan hati-hati membantu mengubah posisi Kanza yang tadinya baring ke posisi nyaman.
"Ngapain?" Tanya Kanza pelan.
"Nungguin lo bangun!" balasnya menoyor kepala perempuan itu.
"Ihh, Azriel!" Protes Kanza.
"Bisa pingsan juga, lo?"
Kanza menghindari kontak mata dengan Azriel, "A-anu, itu, mataharinya terik banget coy, nggak kuat gue, hehe." Ia mengibas-ngibas seragamnya salah tingkah.
Tatapannya tidak berpaling dari gadis yang berada di hadapannya. Masih menunggu jawaban lain dari Kanza.
"Iya iya!!" Kanza pasrah sebelum melanjutkan, "Kemarin gue nggak makan malam sebelum tidur. Tadi pagi juga gue nggak sarapan sebelum berangkat, telat bangun, alhasil ulu hati gue sakit. Itu aja lo, nungguin gue lama tadi dirumah," Ia menunduk memainkan jari-jarinya.
Azriel menghela nafas berat, menarik kedua lengan gadis yang menghindari kontak mata dengannya, "Za! Gue kan udah bilang, lo jangan suka skip makan! Kalau lo gasuka sama makanannya, hubungin gue, ntar gue beliin lo makanan yang lo suka. Kenapa juga tadi lo nggak bilang sama gue? Biar kita singgah sarapan dulu. Gue bisa temenin lo kapanpun itu Brielle Kanza Maela." Pria yang tidak pernah keberatan menemani Kanza itu memberikan penekanan disetiap katanya.
"Gue bukannya nggak suka Zri! Ya.., emang karena gue malas aja, lo tau sendiri kan?"
"Usahin Za, tolong. Lo nggak bisa kayak gini terus," minta Azriel, melepaskan tanggannya pelan pada Kanza.
Kanza menyerah, pada laki-laki dihadapannya, "Udah ya beb, mendingan, lo beliin gue makanan, apa kek, lapar nih gue." ia mencoba menenangkan Azriel.
"Emang paling bisa lo"
Kanza terkekeh, "Iya dong! Buru sana beliin, gue tunggu"
"Iya bawel!"
Azriel beranjak dari kursi yang di dudukinya tadi dengan terpaksa. Pasalnya ia tidak ingin meninggalkan Kanza sendirian, tapi, jika ia tidak pergi, perut gadis itu akan kosong hingga jam istirahat.
"Mau apa?" Tanya Azriel sebelum pergi.
"Terserah, yang penting bisa dimakan. Hahah"
"Okay!"
***
"Halo Bu."
Ibu koperasi menegok, langsung tahu dalam sekejap kalau yang memanggilnya adalah Azriel, anak kelas 12 MIPA 3 yang paling akrab dengannya.
"Eh, kok nggak masuk kelas, den?"
"Nggak bu, lagi malas" Jawab Azriel jahil.
"Heh! Sembarangan"
Azriel terkekeh melihat tingkah Ibu kantin, "Nggak lah Bu, masa anak kayak saya malas belajar sih? Nggak mungkin, kan?"
"Iya...betul, nggak mungkin" Ibu kantin menyetujui dengan tampang bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIZARO'S (Tempat Berpulang) [NCT] ON GOING
Fanfic(PERINGATAN!! CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA TIDAK SOPAN/KASAR DAN KEKERASAN) Diharapkan para pembaca dapat bijak dengan tidak membawa cerita KEIZARO'S pada kehidupan nyata🙏❤️