Ch. 03: Band

376 107 30
                                    

Universitas Daehan memiliki satu klub musik. Isinya tentu bukan anak-anak dari fakultas seni, karena memang tidak ada fakultas itu di sana. Rata-rata mahasiswa yang memilih klub itu memiliki dua alasan untuk berada di sana. Pertama, mereka butuh sesuatu yang menyenangkan untuk melampiaskan stress selama belajar. Kedua, klub musik adalah tempat termudah untuk memenuhi syarat 'terlibat dalam satu organisasi' yang ditetapkan oleh universitas sebagai salah satu syarat kelulusan.

Yoongi adalah yang kedua. Baginya, untuk belajar dan mengerjakan tugas saja, dua puluh empat jam dalam sehari saja rasanya tidak cukup. Apalagi ditambah dengan kegiatan lain di luar kuliah resmi. Tadinya Yoongi hampir memilih klub game, tapi untungnya ia pernah belajar drum saat masih remaja dulu, sehingga ia punya keahlian yang bisa menjadi penunjang diterimanya ia di klub musik.

Namun seiring berjalannya waktu, Yoongi malah semakin terikat dengan klub tersebut. Terlebih, klub tersebut akhirnya membentuk satu band untuk diikutsertakan dalam suatu festival tiga tahun itu. Band yang awalnya hanya bersifat temporer, bertahan hingga detik ini karena berhasil menyabet penghargaan best performer dalam festival tersebut.

"Setelah semua yang kita lalui, aku tidak bisa meninggalkan band ini begitu saja." Begitu kata Jeon Jungkook, vokalis sekaligus face of the group dari band tersebut.

Sudah dua minggu Jungkook mangkir dari latihan yang dijadwalkan. Tidak pernah menampakkan batang hidungnya, tahu-tahu muncul dan tampil dengan sangat baik saat festival musim panas kemarin.

Itulah bagusnya Jungkook. Bakatnya pada musik begitu murni, sudah terlanjur mendarahdaging. Tanpa latihan, itu bukan perkara besar untuknya. Namun, beda cerita dengan personel lain.

"Aku sungguh menyerah jika kau mangkir lagi. Aku keluar," kata Jimin, sang gitaris.

"Hei, hei, hei. Tidak ada yang keluar." Namjoon menyela, bergegas berdiri di tengah ruangan. Selalu begitu, setiap kali ia akan menenangkan anggotanya yang selalu bertemu dengan tensi tinggi belakangan ini.

"Jungkook sudah janji akan selalu ikut latihan. Dia juga bilang akan ikut semua jadwal yang sudah kita punya sampai tiga bulan ke depan."

Jimin mendecih, memasang wajah remeh.

"Paling-paling tiga hari lagi dia lupa dengan janjinya. Aku muak dengan semua janjinya yang tak pernah dia tepati."

Belakangan, band mereka memang sedang merenggang hubungannya. Jungkook menjadi salah satu penyebabnya, sebab ia ditawari kontrak trainee untuk menjadi penyanyi solo oleh sebuah agensi hiburan. Konsentrasi Jungkook terbagi, tapi siapa pun memaklumi jika akhirnya Jungkook memilih sisi yang lebih memberikan jaminan atas masa depannya, dibanding tetap berada dalam band yang berada di bawah naungan universitas.

"Kali ini tidak, Jimin." Namjoon mengeluarkan lipatan kertas yang semula disimpan di saku belakang celananya. "Jungkook sudah menandatangani perjanjian, bahwa dia akan ikut dalam tur festival tiga bulan mendatang."

"Sungguh?"

Semua terperanjat. Jimin sampai merebut kertas Namjoon dan membaca isinya. Benar, Jungkook sudah menandatangani perjanjian tentang keikutsertaannya pada tur festival tiga bulan mendatang.

"Kita mulai latihannya sekarang. Aku ada kelas dua jam lagi," tukas Jungkook, berharap topik tentang dirinya berakhir dibicarakan sekarang juga.

Semua setuju dan segera bersiap untuk memulai latihan. Empat orang personel menghampiri alat tempurnya masing-masing. Jimin dengan gitarnya, Jungkook dengan stand mic-nya, Mingyu pada bassnya, dan Wonwoo pada keyboard­-nya.

"Orang sibuk kita mana?" tanya Wonwoo, melirik drum yang belum ditempati empunya.

"Sebentar lagi. Dia baru selesai kelas pengganti. Kalian bersiap saja dulu. Persiapannya nanti tidak akan lama," kata Namjoon.

LIVE WITH ROCKSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang