7 Rings : Not You

212 39 131
                                    

Jaemin sedikit berharap akan hubungannya. Sumpah demi Tuhan, Jaemin ingin berubah. Menjadi pribadi yang lebih baik. Okay, Jaemin memang baik. Ia ringan tangan kepada semua orang. Tidak pilih-pilih teman. Suka bergaul dengan siapa saja selama orang-orang di sekelilingnya membuat Jaemin merasa nyaman.

Jaemin juga bukan perokok aktif. Ia hanya menyesap batang nikotin itu jika sedang suntuk. Jaemin juga tidak terlalu suka alkohol. Sesekali jika ada perayaan atau—sekali lagi—sedang suntuk. Ia juga tidak gemar ke club. Balapan bukan hobinya.

Bisa di kategorikan, Jaemin hanya seorang mahasiswa pada umumnya. Minusnya, ia dikenal sebagai pemuda yang suka gonta ganti perempuan. Dengan berlabel teman tapi mesra, Jaemin kerap kali jalan dengan banyak perempuan. Bahkan di waktu yang bersamaan.

Baginya itu hal yang lumrah. Well, Jaemin tentunya tidak menyia-nyiakan wajah tampan warisan dari sang ibu dan ayah. Tetapi salah betul dirinya malah memanfaatkan wajah tampan rupawan itu untuk menarik lawan jenis.

Lalu saat ia sadar, perilakunya yang bisa membawa pengaruh buruk di kemudian hari. Mencoba menerima perjodohan yang di rencanakan bunda. Mencoba untuk mencintai gadis yang akan jadi masa depannya kelak. Mencoba untuk memperbaiki diri. Namun sayangnya, ia telah terlambat melakukan itu semua.

Riri mencintai orang lain.

Lalu mereka diam-diam menjalin hubungan di belakang Jaemin.

Membohongi semua orang termasuk dirinya.

Rasanya sangat sakit.

Sakit sekali hingga Jaemin tidak bisa mendeskripsikannya.

Mungkin karena dirinya—tanpa disadari—telah menaruh rasa lebih untuk Riri.

Iya, Jaemin menyayangi Riri.

Tidak, perlahan ia mulai jatuh cinta pada Riri.

“Gue suka sama Kak Hyunjin.”

Lagi, kalimat itu menghantam Jaemin. Kepalanya menggeleng pelan.

“Enggak. Gak boleh. Lo gak boleh suka sama orang lain.”

“Nana,” bunda mengetuk pintu kamar Jaemin.

Jaemin yang tengah duduk termangu di depan meja belajarnya, enggan menyahut. Ketukan kembali terdengar.

“Nana, buka dulu. Makan gih. Bunda masak ayam semur kesukaan kamu.”

“Nana gak laper, bun.”

Bunda menghela. “Sayang, ma—“

“Gak, bun. Nana gak laper.”

* * *


Riri baru pulang dari rumah Haechan. Mestinya ia langsung mandi. Tapi telpon dari bunda Yoona mengurungkan niatannya. Tiba-tiba bunda meminta Riri datang. Bahkan menawarkan jemputan untuk Riri jika tidak ada sopir yang mengantar. Riri tentu saja menolak. Dengan alasan tidak mau merepotkan tentu saja. Untungnya ada Pak Tejo. Jadi Riri bisa minta antar sopir papinya itu.

Setelah pamit sama papi, Riri bergegas ke rumah bunda di antar Pak Tejo. Sebelumnya, Riri tidak bertanya perihal bunda yang tiba-tiba memintanya untuk datang. Bunda juga tidak mengatakan alasannya. Hanya meminta Riri untuk datang. Tapi Riri menduga, ini pasti karena Jaemin. Tunangannya itu pasti pulang dalam keadaan babak belur setelah adu jotos sama Hyunjin.

Tunggu, Jaemin tidak mungkin mengatakan kebenarannya sama bunda ‘kan?

“Riri,”

Gadis itu tersenyum sambil membalas pelukan singkat bunda. Masih hangat dan aroma bunga lili selalu jadi candu Riri. Aroma khas bunda Yoona. Rasanya nyaman.

Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang