empatbelas

196 40 1
                                    

Chaeyong berjalan perlahan dan mengendap. Jujur saja Chaeyoung merinding berjalan sendirian sekarang.

Tapi setelah berjalan mungkin sekitar hampir 500 meter Chaeyoung akhirnya menemukan beberapa orang yang berkegiatan dikota.

"Mereka benar-benar seperti manusia dari dunia lain" lirih Chaeyoung pada dirinya sendiri.

Orang-orang dikota ini memiliki wajah datar dan seperti tidak bergairah untuk hidup. Bahkan saat Chaeyoung tidak sengaja melihat kegiatan jual beli pun si penjual dan pembeli tidak menatap satu sama lain. Hanya sekedar memberi uang, menerima barang dan pergi.

Chaeyoung bingung kemana arah yang harus dituju. Tentu saja Chaeyoung malas jika harus menebak dengan insting lalu berakhir dengan tersesat, gunakan logika untuk saat ini.

"Permisi, bisakah anda menunjukan dimana alamat gedung XXX?" Chaeyoung berakhir bertanya pada seorang ibu penjual makanan entah apa itu.

Raut wajah si ibu mulai berubah tidak suka, "Kenapa bertanya padaku? Jika kau berurusan dengannya maka carilah sendiri"

Chaeyoung sontak berjalan mundur perlahan, apa-apaan itu?

Chaeyoung hanya mendecih pelan lalu kembali mencari target untuk ditanyai. Jika orang dewasa mungkin akan kasar seperti tadi maka jalan lainnya adalah bertanya pada anak kecil. Dikota sekecil ini pasti tidak mungkin tidak mengenal seluk beluk kotanya sendiri bukan?

"Hai adik tampan, bisakah kakak bertanya sesuatu?" Chaeyoung menghampiri anak lelaki yang sedang duduk sendirian dibangku trotoar.

"Usiaku 10 tahun, aku bukan lagi anak kecil" kata si anak itu.

Chaeyoung tersenyum menahan umpatan. 10 tahun bukan anak kecil? Lalu dirinya yang 20 tahun disebut apa?

"Baiklah jika kau bukan anak kecil lagi maka kau pasti tau alamat gedung ini" Chaeyoung mengulurkan kartu nama yang berisi alamat gedung.

Anak lelaki itu lalu melihat sekitar kemudian menarik Chaeyoung untuk mendekat. Dia akan berbisik.

"Gedung ini berada diujung kota ini, kau cukup berjalan lurus 7 km mengikuti jalan raya ini. Lalu kau akan sampai digedung paling tinggi diantara semua gedung" jelas anak lelaki.

"Bagaimana kau tau?"

Anak lelaki itu tertawa pelan, "Tentu aku harus tau, karena saat sudah dewasa nanti aku akan bekerja disana"

"Apa yang menarik dari bekerja disana?"

Anak lelaki itu memandang jauh kearah jalanan didepan mereka, "Orang tuaku meninggal 3 tahun lalu karena perbuatan orang-orang disana. Jadi aku harus bekerja disana untuk setidaknya balas dendam"

Chaeyoung melipat bibirnya kedalam saat mendengar penjelasan anak lelaki itu. Orang-orang dikota ini tidak ada yang normal.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa yang kau inginkan dari tempat itu?" tanya anak lelaki.

"Aku? Aku akan melakukan balas dendam juga" balas Chaeyoung.

"Bolehkan aku bergabung denganmu?" tanya anak lelaki itu dengan semangat.

Chaeyoung menggelang, "Tidak untuk kali ini kawan, aku akan pergi kesana sendiri lalu saat kembali aku akan memberimu informasi yang berguna. Bagaimana?"

"Baiklah aku setuju"

"Tapi untuk saat ini kamu harus membantuku kesana"

Anak lelaki itu mengernyitkan dahi, "Apa yang bisa aku lakukan?"

Chaeyoung menengadahkan kedua tangannya seolah meminta sesuatu.

"Tolong beri aku beberapa lembar uang untuk menaiki bus atau apapun agar lebih cepat sampai di sana" Chaeyoung memasang wajah marketing yang meyakinkan.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang