23

90 7 0
                                    

Byur

Reza menyiram Aurora yang masih tertidur dengan satu gelas penuh berisi air. Ini sudah hampir ketujuh kalinya ia membangunkan Aurora.

"Mmm enak, seger." Gumamnya sambil menyamankan posisi tidurnya.

"Buseth, punya kakak manusia tapi berasa kayak punya kakak kebo." Ucap Reza.

Ia berjalan keluar rumah dan mengetok pintu rumah tetangganya, bu Ijah.

"Permisi, bu Ijah!"

Tok Tok Tok

"Iya, sebentar!"

Ceklek

"Eh, nak Eja. Ada apa nak? Kamu mau sarapan ya? Sebentar lagi ya, masih dimasak soalnya masakannya." Kata bu Ijah dengan cepat.

Zara dan Raka sedang keluar kota selama beberapa hari untuk urusan pekerjaan Raka. Mereka menitipkan anaknya pada bu Ijah untuk masalah makanan sehari-hari.

Reza tersenyum, tak kalah tampan dengan senyum papinya. "Bukan bu, Eja mau minjem toa ada?"

"Ada sih, tapi buat apa?"

"Buat bangunin kebo bu," jawab Reza masih diselingi senyumnya.

"Lho? Emang di perumahan kita ada yang melihara kebo?" Tanya bu Ijah penasaran.

"Ada bu. Ibu gak tau?" Reza bertanya dengan muka polos. Bu Ijah menggelengkan kepalanya.

"Yaudah, tunggu sebentar ya. Ibu ambilin toa nya dulu."

"Iya bu," jawab Reza. Bu Ijah lalu kembali masuk ke dalam rumah. Setelah kurang lebih lima menit bu Ijah kembali menghampiri Reza dengan toa di sebelah tangannya.

"Nih nak Eja," bu Ijah menyerahkan toa nya.

"Eja minjem dulu ya bu, nanti siang Eja balikin."

"Iya nak, nanti kamu kalo mau makan ke sini aja ya. Sampein juga ke kakak kamu, bekal untuk ke sekolahnya sudah ibu siapkan jadi nanti sebelum berangkat sekolah ke rumah ibu dulu, ya?" Jelas bu Ijah.

"Siap bu, pasti Eja sampein. Yaudah, Eja pulang dulu ya." Pamitnya setelah bu Ijah mengangguk dan tersenyum.

Ceklek

Reza membuka pintu kamar Aurora yang memang tidak pernah dikunci. Kecuali saat Aurora sedang marah atau kelelahan dan sedang ingin sendiri.

"EKHEMM! EKHEMMM!" Reza berdeham dengan cukup keras namun tetap saja dasarnya kebo jadi Aurora tidak bangun bahkan terusik sedikitpun.

Ctek

Ia menekan satu tombol yang berada di toa tersebut lalu memegangnya erat dan menaruh toa tersebut di depan mulutnya.

"Satu, dua, tiga," ucapnya pelan. Ia mengarahkan toa tersebut agar berada di hadapan kuping Aurora.

"KAK RORAAA BANGUNNNNNN, UDAH MAU JAM TUJUHH!! LU GAK SEKOLAH HAH?!"

Aurora langsung duduk dan terbangun dari mimpi indahnya.

"ASTAGFIRULLAH! EJA LU GILA? KUPING GUE BISA BUDEK WOI!"

"LAGIAN LU DARI TADI GUA BANGUNIN GAK BANGUN-BANGUN!" Balas Reza masih dengan menggunakan toa.

"Gila Ja, lu kan bisa banjur gue aja pakai air." Kata Aurora sambil mengusap-ngusap kupingnya.

"UDAH! LU GAK LIAT BANTAL LU BASAH TUH? LU NYA AJA YANG EMANG DASARNYA KEBO, JADI HARUS PAKE TOA BANGUNINNYA!"

"Yaudah anjrit udah gak usah pake toa lagi, kuping gue sakit lama-lama."

"SALAH SENDIRI!"

"Lu gak mau jajan hari ini?" Tanya Aurora sambil menatap tajam Reza dengan senyuman.

Reza lalu menaruh toanya di atas nakas Aurora. "Iya ampun, bercanda."

Untuk beberapa hari kedepan, masalah keuangan mereka berdua diatur oleh Aurora atas perintah Raka.

"Jam berapa sekarang?" Aurora kembali bertanya.

"Enam lewat empat lima, lu masih ada waktu buat ke sekolah. Tapi mandi dan rapih-rapih cuman tiga menit, sisanya buat waktu perjalanan. Itu juga lu harus naik sepeda dengan kekuatan penuh." Terang Reza. Ia sudah memperhitungkannya sejak berteriak menggunakan toa.

"Okay, tengkyu infonya brader." Aurora lalu keluar kamar dan berjalan dengan cepat menuju kamar mandi. Reza duduk di ruang tengah.

Setelah kurang lebih dua menit, Aurora keluar dari kamar mandi dengan baju biasa lalu masuk ke dalam kamar untuk memakai seragam.

"Oh iya kak!" Reza berucap cukup kencang. Ruang kamar Aurora dan ruang tengah hampir berhadapan. Jadi pasti akan terdengar jika ada yang berbicara meskipun tidak terlalu jelas.

"Apa?!" Sahut Aurora dari dalam kamar.

"Kata bu Ijah, nanti sebelum berangkat sekolah ke rumah bu Ijah dulu. Ngambil bekel buat lu sekolah!"

"Tolong ambilin dong, Ja!"

"Ambil sendiri! Lu punya kaki!"

"Ih! Gue lagi ribet nih, gue lupa belum milihin jadwal!"

"Bukan urusan gua!" Balas Reza.

"Gue tambahin ceban dah uang jajannya!" Bujuk Aurora.

Reza langsung berdiri. "Wokey, otewe rumah bu Ijah!"

"Akh shit, pake acara lupa milihin jadwal segala semalem." Rutuk Aurora sambil memberantakan rak bukunya.

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang