Bagian 15 full

101 9 0
                                    

Suara jentikan jarum jam bergema menjadikan ruangan miting hampa dan begitu senyap, tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun--sampai Geto Suguru mendehem dengan susulan tertawa begitu keras.

Satoru sudah tahu, dia tidak salah menuduh mantan sahabatnya itu.

"Hahahahahaha, lucu sekali. Jadi darimana kau bisa mencurigaiku?"

Satoru memasang seringai, seringai begitu lebar dan percaya diri.

"Tiga" kata Satoru memainkan ketiga jari tangannya.

"Satu, kamu pura-pura pulang dari Cappadocia ke Tokyo cuman hanya ingin mengambil Shoko dariku bukan"

"Dua, kamu berpura-pura menolong istriku selama perpindahan dari Kyoto ke Sendai, dan kamu membantu membawa istriku ke rumah bersalin, brengsek sekali"

"Tiga, gerak-gerik pengkhianatanmu itu tidak bisa lepas dariku, apa kamu lupa waktu kau menyakiti saya dan Shoko. Dan kamu tanpa bersalah pergi ke Cappadocia, kau itu pengecut Suguru"

Suguru mengerucut bibirnya tidak suka, dia mendecak lidah membenci apa yang di katakan Satoru.

"Ho... jadi hanya itu kamu dengan mudahnya menuduhku?"

"Yap" enteng Satoru meneguk semua isi gelasnya.

Suguru menggeleng kepalanya sambil menatap kasihan pada Satoru.

"Saya bahkan kasihan pada istrimu, kamu sudah mencampakkannya. Membiarkan wanita lain berduaan denganmu di rumah, sementara kamu mengusir istrimu"

"Itu karena salahmu brengsek!! Andai kamu tidak membuat Shoko hamil. Mungkin Hime-"

"Mungkin apa? Justru kalau saya tidak membuat Shoko hamil, seorang Gojo Satoru pasti akan lebih brengsek lagi. Bukan begitu?"

"Pardon?" Tanya Satoru agak linglung.

"Begini saja Gojo, kita mulai dari awal. Jika Shoko tidak hamil, dan istrimu hamil dan dia masih di rumahmu, apa kamu bakal peduli dengannya? No, i dare you looser"

"Hah!?" Satoru terlihat gusrah akan emosi dan kebingungan yang entah dari mana muncul di benaknya.

"I am very sure, kamu bakal tidak punya hati sama sekali pada Utahime meski dia hamil anakmu, dan saya sangat yakin Gojo akan lebih sering membuat Utahime lebih menderita."

"Aku... tidak...."

Suguru memasang seringai angkuh menjadikannya bumerang untuk Gojo. Dia tidak bisa berkata-kata lagi.

"Be honest and frank anyway, i raped her, yes she my child. Puas Gojo, kau ingat peringatan dariku bukan? Ini yang aku maksud... peringatan!!"

Geto berjalan keluar dari ruangan miting Satoru tanpa menoleh sedikit pun ke arah mantan sahabatnya.

Satoru mendengus geram dia menjenggut rambutnya frustrasi, ucapan Geto ada benarnya--dia brengsek. Mungkin kalau Geto tidak membuat peringatan untuknya, nasib Utahime, nasib istrinya akan lebih parah dan mungkin dia tidak akan mengakui si kembar sebagai anaknya.

Dia menenggelamkan kepalanya di meja mencoba menenangkan pikirannya tapi suara geto terus menerus memprovokasi otaknya, dia bingung, dia seperti orang linglung.

"Gojo san" Satoru tersentak merasakan tangan seseorang di pundaknya.

Ketika dia menoleh ternyata sekretarisnya Nanami, dia kembali berdiri dari posisi duduk merapikan setelan jasnya berjalan pergi. Tapi sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu dia berpesan gantikan posisi nya sebentar dan dia menghilang.

.
.
.

Airi dan Satoshi begitu serius mendengar guru bimbingannya yang tengah mengajari mereka, seperti menulis, menghitung dan membaca.

Tapi menurut guru si kembar, mereka sudah pintar bahkan bahasa inggris mereka cukup lancar mengingat umur mereka masih 5 tahun.

.
.

"Menurut saya, Airi dan Satoshi anak-anak yang begitu pintar. Mereka tanpa ada masalah membaca atau menulis, terlebih lagi bahasa inggris mereka sangat lancar" kata guru private si kembar, Utahime hanya membalas secukupnya dan tidak melebih-lebihkan anak kembarnya jenius atau apalah.

"Mereka banyak belajar, di sekitar mereka. Terima kasih sudah mau menjadi guru anak-anak saya"

"Tidak masalah Nyonya Gojo" kata guru privatenya.

Waktu belajar mereka hanya 2 jam setiap hari senin, rabu, dan kamis. Utahime tidak mau anak-anaknya merasa bosan karena suasana pembelajaran mereka, dia ingin anak-anaknya merasa enjoy selama belajar dengan guru privatenya.

"Mama, boleh makan kue" kata Airi.

Utahime mengelus pelan puncak kepala putrinya dengan membalas senyuman, mereka memiliki satu box kue tart strawberry--dia tahu suaminya selalu menyetok makanan manis, karena dia memiliki gigi manis.

Dia memotong dua potongan kecil untuk si kembar dan sisanya dia masukan kembali ke dalam kulkas dua pintunya. Mereka memakan kue nya sangat anteng sambil menonton acara kartun favorit mereka.

Tiba-tiba Utahime mendengar deru mesin mobil masuk ke dalam perkarangan rumahnya, dia mencoba mengecek siapa yang memarkirkan mobil di sana, mobil hitam milik suaminya terparkir di perkarangan rumah mereka, merasa aneh bagi Utahime karena dia tahu ini belum jam makan siang tapi kenapa suaminya sudah kembali pulang.

"Satoru, ada apa-" kejut bukan main, dia merengkuh tubuh mungilnya. Memeluknya begitu erat, Utahime merasakan tubuh suaminya bergetar seperti ketakutan.

"Satoru, ada apa" kata Utahime sekali lagi.

"Aku..."

"Iyah?"

"Aku minta maaf, Hime... aku mengakui dosaku, aku berjanji-tidak bukan berjanji tapi tidak akan mengikari kesalahan lagi"

"Kesalahan apa, sayang. Aku ngga paham" tanya Utahime bingung menatap wajah kalut suaminya.

"Aku... aku tidak akan main belakang lagi, aku tidak mau kehilangan kalian. Kamu, Satoshi, Airi... kalian bertiga berharga bagiku"

Satoru menangis bersedu-sedu, mengakui kesalahan fatal yang dia lakukan, kesalahan yang sudah di bukakan oleh Geto Suguru. Dia tidak akan melukai istrinya lagi, dia akan terus-menerus mencintai Utahime dan menjaganya seperti batu berlian berharga.

"Suguru..."

"Suguru kenapa?" Kata Utahime, suaranya bingung plus ngga karuan.

"Suguru, yang ngehamilin Shoko. Aku bebas dari tuduhan sekarang, aku ikhlas melepaskan Shoko, lagian aku punya kamu. Istri paling cantik yang pernah aku miliki"

Utahime mencoba mencerna semua perkataan suaminya, Geto Suguru, seseorang yang pernah menjadi penolongnya yang ternyata dalang dari semua ini, ada perasaan tidak percaya dan terkejut mengetahui Suguru lah ayah kandung Nanae.

"Maafin aku ya, udah bikin kamu kaget" kata Satoru nyengir begitu lebar kaya orang bodoh, hanya saja di mata Utahime senyuman bodoh suaminya sangat tampan bagi istrinya.

"Iya, aku maafin. Udah aku maafin semua dosa kamu, ngga usah mikirin masa lalu. Kita mikirin ke depan yah"

Satoru memasang cengiran khas untuk istrinya, dia mencium hidungnya dengan hidung Utahime seperti ciuman eskimo, mereka berdua mendengus tertawa pelan bersama.

.
.
.
.
.
.
.
.
-BERSAMBUNG-

12-02-2022

Look at me (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang