24

89 11 0
                                    

"Ejaaaaa! Mana bekel gue?" Aurora sambil mengenakan sepatunya.

"Itu," unjuk Reza menggunakan dagunya.

Aurora mengambil bekal yang berada di samping Reza. "Nih, duit jajan dua puluh rebu sampe gue balik sekolah." Aurora menaruh uang sepuluh ribuan dua di tempat bekalnya tadi.

"Katanya nambah ceban tadi?!" Reza tak terima.

"Ya emang iya," Aurora keluar rumah diikuti oleh Reza di belakangnya. Ia membuka kunci sepedanya sambil berbicara.

"Lu tuh harusnya sehari cuman ceban tau kata papi, itu gue tambahin ceban lagi." Aurora menaiki sepedanya.

"Yaudah gue berangkat, bye. Pintu rumahnya jangan lupa dikunci kalo lu mau tidur atau maen." Setelah itu ia berhenti di depan rumah bu Ijah.

"BU IJAH! ARA BERANGKAT, MAKASIH BEKELNYA!" Teriaknya.

"Iya neng, sama-sama!" Balas bu Ijah sambil berteriak juga. Reza sudah memberitahu bu Ijah bahwa kakaknya itu telat berangkat ke sekolah.

Setelah mendapat jawaban dari bu Ijah, Aurora langsung menggoes pedal sepedanya lagi dengan sekuat tenaga.

"Huaaa takut telattt!" Rengeknya.

"Ck, pake acara lampu merah segala lagi!"

"Kak Reese!" Aurora menoleh ke belakang. Ada Calvin, Cakra, dan Cadey dengan motor yang biasa mereka bawa ke sekolah.

"Oh, hai Apin Cadey Cakra." Sapa Aurora sambil menatap mereka lalu kembali menghadap depan, memperhatikan hitungan yang berada di lampu lalu lintas.

"Kak Reese mending naik motor sama Apin aja?" Tawar Calvin.

Aurora menoleh. "Terus nanti sepeda gue gimana?"

"Ada mereka." Jawab Calvin tenang sambil melirik kedua teman sekaligus sahabatnya itu.

"Tenang kak, selagi ada kita. Semua aman terkendali." Ucap Cadey sambil mengacungkan jempolnya.

"Tapi beneran gapapa?"

"Iya, gapapa." Cakra yang menjawab. Ia turun dari motornya dan menghampiri Aurora.

"Udah turun kak, sana naik ke motor Apin." Titah Cakra.

Aurora pun langsung turun dari sepedanya dan Cakra langsung melipat sepeda Aurora serta membawa sepeda tersebut menuju motornya, ya untungnya sepeda Aurora termasuk sepeda yang bisa dilipat jadi tidak terlalu sulit untuk membawanya menggunakan motor.

"Wih, keren. Nanti gue traktir es teh manis sama cilok dah pas istirahat." Kata Aurora pada ketiganya.

"Santai aja kak," balas Cadey dan Cakra. Aurora lalu menaiki motor Calvin.

"Pegangan kak, kalo jatuh Apin gak tanggung jawab lho." Kata Calvin dengan senyum jahil dibalik helmnya.

"Yaudah iya," Aurora memegang pinggang jaket Calvin.

"Peluk aja gapapa kak, Apin bukan tukang ojek hehe."

"Ngapain amat, udah pegangannya gini aja." Balas Aurora.

"Yaudah, terserah kak Reese aja." Ucap Calvin dengan senyum miring.

Saat lampu lalu lintas berwarna hijau, Calvin langsung melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"AAAAA GILAAA!" Tentu saja Aurora langsung refleks memeluk Calvin.

"Nah, gini kan enak." Aurora pasti tidak mendengar ucapan Calvin yang satu ini karena ia sedang memeluk Calvin erat sambil memejamkan matanya.

Asal kalian tahu saja, Aurora sangat amat jarang naik motor. Berapa kali ia naik motor saja masih bisa dihitung dengan jari.

>•~•<

"FAKHRI! JANGAN DITUTUP DULU GERBANGNYAAAAAA!"

Brmm Brmm

Aurora turun dari motor Calvin. "Makasih Apin. Nanti istirahat gue ke kelas kalian."

Fakhri kemudian membuka kembali gerbang sekolahnya. "Kalo gua gak denger teriakan Ara, pasti kalian sekarang ada di luar sekolah. Gak bisa masuk ke sekolah." Kata Fakhri.

"Yeee, makasih kak Fakhri." Balas Cadey.

"Sampai ketemu istirahat nanti, kak Reese." Ujar Calvin sambil tersenyum hanya pada Aurora. Mereka bertiga lalu menjalankan motornya melewati gerbang sekolah.

Fakhri kembali menutup gerbang sekolah dengan Aurora yang berdiri di sampingnya.

"Makasih ya Ri, udah bukain gerbangnya."

"Kayak sama siapa aja pake acara makasih." Balas Fakhri. Mereka berjalan menuju ruang kelas.

"Tapi kok tadi lu yang nutup gerbangnya sih? Pak Ijo emang kemana?" Tanya Aurora penasaran.

"Tadi sih gua lagi ngobrol sama pak Ijo, terus beliau dapet telpon dari rumah sakit. Istrinya udah lagi pembukaan terakhir dan beliau minta tolong gua buat jaga gerbang." Jelas Fakhri. Aurora hanya mangguk-mangguk sebagai respon.

Pak Ijo adalah satpam SMA SKYGA. Dipanggil pak Ijo bukan karena namanya adalah pak Ijo, melainkan semua barangnya yang hampir berwarna hijau. Karena itu anak sekolah SMA SKYGA memanggilnya pak Ijo.

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang