Part 3

3 2 6
                                    

_Ananda Keysya Indrawan_

Pagi ini aku disibukkan dengan pertemuan penting perusahaan yang katanya akan melakukan kerja sama dengan perusahaan besar asal Singapura. Mbak Mirna atasanku meminta agar aku mendampingi rapat hari ini menggantikan dirinya. Kedua rekanku yang juga menjabat asisten Mbak Mirna tidak bisa hadir. Ada yang keluar kota terkait pekerjaan kami, satunya lagi Kak Sintia sementara cuti melahirkan.

Berkas-berkas penting sudah aku siapkan. Pintu kamarku diketok gemas lalu dibuka terlihatlah dua jagoanku yang sudah memakai seragam sekolahnya. Ya Aaron dan Axcel bersekolah di taman kanak-kanak dekat pusat kota. Usia mereka sekarang memasuki usia 4 tahun.

Mereka berlarian menujuku.
"Mama.....ayok serapan sekarang!" Tegas Aaron yang menarik tangan kananku. Belum sempat aku menjawab si tampan Axcel mencium kedua pipiku.
"Mama sayang.....ayok serapan kami sudah lapar!" Keluhnya dengan nada menggemaskan.

Oh baiklah....aku menyerah.
"Oke kiddo! Kita serapan sini mama cium dulu satu-satu." Pintaku.
Aku mencium kening dan kedua pipi mereka bergantian.
"Mama harus serapan teratur jangan sampai sakit. Nanti kalau sakit siapa yang ngurusin kita?" Tanya Aaron.

Mendengar perkataan mereka aku terharu lalu memeluk putra kecilku secara bersamaan.
"Tenang sayang....mama akan serapan tepat waktu mulai hari ini oke!"
"Promise?" Tanya Axcel.
"Promise sayang...."

Setelah memberikan janji pada si kembar, kami pun menuju ruang makan untuk serapan seperti biasanya. Setelahnya aku, Luna dan sopirku mengantar si kembar sekolah. Hari ini aku tidak menyetir karena setelah pulang kerja aku mau pergi ke rumah Bang Lukman.

Dalam hitungan menit aku sudah memasuki kantor tempatku bekerja. Aku melirik jam tangan yang melingkar cantik di pergelangan tangan kiriku menunjukkan pukul 07.20 pagi. Masih ada 10 menit waktu menuju ruang rapat di lantai 26.

"Woy Nda!" Teriak Mona, sahabat karibku yang juga bekerja di kantor ini.
"Eh mon! Lo baru datang?"
"Gue udah 30 menit lalu Nda datangnya. Kan kita harus ikut rapat, tiap divisi diminta perwakilannya untuk rapat pagi ini. Kayaknya sih ada kerja sama besar deh perusahaan kita dengan perusahaan asal Singapura itu."

"Iya sih gue dengar juga gitu. Ruangan rapatnya di lantai 26 kan?"
"Iya Nda."

Aku dan Mona segera menuju ruang rapat yang telah ditentukan. Semua perwakilan divisi sudah duduk dengan tenang dikursinya masing-masing. Begitu pula aku dan Mona yang duduk berdampingan. Tidak berapa lama para pemimpin perusahaan serta pimpinan utama perusahaan asal Singapura juga hadir.

Aku mengalihkan pandanganku ke depan dan....
Deg....

Wajah itu....wajah dari pria yang paling aku benci. Double shit....kenapa bisa? Kenapa bisa aku bertemu dengan pria brengs*k sepertinya. Kedua tanganku sudah berkeringat dingin. Aku benci dengan kondisi ini tapi aku harus tenang. Apalagi ada Bang Lukman disamping pria itu. Jujur kepalaku jadi pusing. Tapi aku harus kuat. Jangan pingsan Nanda....please aku benar-benar berharap rapat ini cepat selesai. Rasanya perutku seperti diaduk-aduk. Ada perasaan mual. Keringat dingin sudah membajiri keningku.

Mona memegang pelan lengan kananku.
"Loe ok Nda? Muka lo pucat banget sumpah!"
"I'm ok!" Kataku pelan berusaha terlihat baik-baik saja.
"Lo yakin Nda? Lo masih kuat ikut rapat ini?"
Aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Selamat pagi semuanya!" Ucap Arfan Maldiev, Big Boss kami.
"Selamat pagi pak!" Ucap seluruh karyawan yang ada di ruangan ini.
"Untuk meeting kita kali ini akan membahas tentang rencana kerja sama kita dengan perusahaan besar J.K Group asal Singapura. Sebelum kita membahas lebih lanjut kerja sama ini, saya akan memperkenalkan CEO J.K Group terlebih dahulu. Perkenalkan yang berdiri disamping saya adalah Bapak Jonathan Putra Pratama, CEO J.K Group asal Singapura!"

mengejar mantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang