63. virulen

114 16 3
                                    

[63. Sejarah terulang kembali eaa kayak serial indihe]

Sebelum membaca komen nyengir dulu dong pake emot🤣 sama ciluk ba ala enyet atık 🙈🙉

Elin mengetahui kalau berita panas yang langsung menggemparkan seantero sekolah membuat ia panik. Masalah kasus Arsha kini sudah melebar kemana-mana, Elin mengetahui betul bagaimana buasnya murid Cakrawala yang berhubungan dengan perundungan.

Mendadak sebagian murid julid akan merundung seseorang tanpa batas sehingga memang banyak korban perundungan yang terjadi tapi pihak sekolah sama sekali belum melakukan tindakan apa pun untuk mengatasi masalah ini.

Ia berusaha mencari keberadaaan gadis itu ke setiap penjuru sekolahan tetapi tidak ada. Hp Elin berbunyi satu notifikasi masuk lewat hpnya, ia mengecek dan membaca satu pesan yang masuk.

'Elin tolongin gue. Gue ada di gudang, gue takut.'

"Arsha," gumam Elin.

"Gak usah temui Arsha. Sekarang ikut gue!" Ray mendadak muncul seraya menarik kuat tangan Elin.

"Tapi Arsha butuh gue dia minta tolong!"

"El kali ini dengerin gue. Gue mohon ikut gue, Arsha akan di tangani olehh Guntur sama Aidan. Sekarang ikut gue!"

"Arsha sedang stres. Mental dia gak baik-baik aja bahaya kalau ninggalin gadis itu sendirian dalam kondisi seperti ini!"

"Pikirin diri lo sendiri baru orang lain!"

"Lo kenapa sih aneh banget!" tanpa menunggu lama Ray menarik gadis itu untuk ikut bersamanya. "Ray lepasin! Gue harus nemuin Arsha! Ray!"

"Gak bisa lo harus pergi atau masa lalu akan terulang kembali!"

Elin memelintirkan tangan Ray lalu menendang punggung cowok itu sampai membentur tembok. Gadis utu segera melarikan diri, ia berlari menuju gudang sekolah yang ada di gedung utama di lantai dua di ujung gedung yang berdekatan dengan toilet wanita di sana ada gudang.

Ia langsung membuka pintu dan masuk kedalam, gadis itu menyapu pandangan ke sekitar gudang sepi tidak ada seorangpun yang ada di sana melainkan banyak benda-benda yang sudah rusak tertutup oleh kain putih yang berbalut debu dan sarang laba-laba.

Prang!

Elin menoleh ke samping ketika mendengar suara benda terjatuh. Ia menemukan seorang gadis yang berdiri dengan memunggungi dirinya.

"Hidup gue kacau, gue gak sanggup menghadapi semuanya,"

Elin menghampiri gadis yang tengah ia cari penglihatannya teralihkan pada sebuah pisau yang berbalut darah tergeletak di lantai. Lantas ia mengambilnya.

"Arsha apa yang lo lakuin?" gadis itu menatap pisau tersebut kemudian beralih menatap punggung Arsha.

Elin membalikan tubuh Arsha, matanya yang sembab dengan kelopak mata yang menghitam. Ia meraih pergelangan kanan Arsha dengan kedua bola mata yang tergenangi oleh cairan bening.

"Kenapa lo nyerah?" lirih Elin sesak saat merasakan darah segar itu menetes ke tangan sebelum jatuh ke lantai. Ia meremas pisau di tangannya secara kuat ketika melihat Arsha benar-benar melakukannya, gadis itu mengiris tangannya sendiri.

"Bagaimana dengan kebahagiaan lo? Lo belum bahagia kan? Mimpi-mimpi lo juga belum terwujud Sha. Jangan nyerah,"

Arsha yang wajahnya pucat itu menggeleng pelan. "S-selama ini gue egois, gue tahu kenapa gue gak pernah bahagia karena selama ini gue merebut kebahagiaan semua orang,"

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang