Tags; #singtokrist #kristsingto #singkit #sk #singtoprachaya #kristperawat #oneshoot #bxb #blstory #fanfiction
Malam itu, langit terlihat tak bersahabat, bintang tak mau menampakkan diri dan bulan bersembunyi dibalik awan hitam. Jalanan terasa sepi, mobil tak banyak berlalu lalang. Pedagang kaki lima yang biasanya memenuhi trotoar pun tak terlihat. Mungkin karena ini bukan hari libur sehingga tak seramai biasanya.
Hal itu membuat kecewa seorang pria yang berniat untuk mengambil gambar dengan bidikan kameranya. Pria itu, Singto. Ia bukan fotografer yang handal, melainkan orang biasa yang ingin menyalurkan hobi. Baginya setiap hasil jepretan memiliki rasa tersendiri, sesuatu yang tak pernah ia dapatkan dengan mata telanjang.
Singto mengambil potret jalanan secara acak, membidiknya hingga terdengar suara 'blip' dari kamera itu. Bersamaan dengan itu, air langit mulai turun dengan membabi buta. Singto mendekap kameranya dan berlari mencari tempat berteduh. Air dengan cepat membasahi baju Singto dan membuat pandangannya terhalang. Mata yang buram membuatnya tak melihat bahwa di depan terdapat sebuah lubang yang membuatnya terjatuh.
Kameranya melayang hingga jatuh di tengah jalan. Singto merutuk, pasti kameranya rusak sekarang. Pria tampan itu hendak mengambil, namun sebuah mobil melaju kencang kearahnya. Tubuh Singto terasa membeku, menghindar juga tak akan mungkin. Singto memejamkan mata dengan tangan menutupi wajahnya. Tabrakan pun tak bisa terelakkan. Badannya jatuh terpental dan Singto tak sadarkan diri.
***
Singto membuka mata perlahan, cahaya yang berada di depannya terasa sangat mengganggu pengelihatannya. Ingatannya mulai kembali pada malam itu, dimana sebuah mobil membuat tubuhnya terpental. Singto tak ingat apapun setelah kejadian itu. Apa dia sudah mati? Apa cahaya itu adalah dunia lain yang akan membawanya pergi? Malang sekali nasibnya, bahkan ia tidak sempat berpamitan pada orang terdekatnya.
“Phi Sing, kamu sudah bangun?”
Tunggu, siapa itu yang berbicara dengan nada yang sangat lembut? Apa itu adalah malaikat yang sering orang-orang katakan? Apa dia akan membawa tubuhnya pergi dari dunia. Singto tak siap dengan itu.
“Kenapa kamu tidak menjawabku, phi?
Singto membalik tubuhnya dan mengarahkan pandangannya ke sumber suara. Seorang pria dengan wajah yang tampan tapi lebih dominan cantik, kulitnya putih, matanya bulat, hidungnya mancung dan bibirnya merah ceri. Singto tertegun, ternyata benar apa kata orang, malaikat itu memiliki paras sempurna.
“Kamu kenapa melihatku seperti itu, apa aku semakin tampan?” Ujar pria cantik itu.
“Malaikat cantik.” Jawab Singto sembari tersenyum.
“Malaikat?” Pria itu nampak bingung, sebelum akhirnya berkecak pinggang. “Oh.. apa ini salah satu rayuan agar aku mengizinkanmu pergi ke Pattaya bersama teman-temanmu? Aku bilang tidak, ya tidak. Aku tidak suka kamu pergi bersama dengan wanita itu!”
Singto mengeryitkan dahinya, ia masih tak paham dengan apa yang diucapkan oleh pria itu. Tapi tunggu, apa malaikat banyak berbicara seperti ini?
Singto bangun dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Aneh, apa surga memang terlihat seperti kamar petak? Bahkan tempat ini tidak lebih baik daripada apartemennya. Lalu, dimana surga yang indah seperti yang dibicarakan banyak orang? Apa ini bukan surga? Apa ini neraka? Oh tidak!
“Ada apa? Kenapa kamu jadi seperti orang bingung, phi?”
“Aku dimana?”
“Dimana? Tentu saja di rumah kita, phi.” Jawab pria itu, mulai kesal dengan kelakuan Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valentine in One-shot
FanfictionEvent pertarungan karya antara anggota Peraya Rangers dalam rangka Hari Valentine tahun 2022