2030 Valentines

13 0 0
                                    

2030. Tahun ini aku akan berumur 24 tahun, sedangkan kau masih 18.

Di atas makam sahabatnya ia letakkan beberapa bunga mawar yang baru saja dipetik, "Selamat pagi, Kudo. Tak terasa sudah 6 tahun sejak kepergianmu. Haha, sejak saat itu... sudah banyak sekali yang berubah." Zayn mengelus batu nisan sahabatnya itu, air mata mulai membasahi pipinya. "Maaf... aku sudah berusaha kuat, Kudo, tolong aku, aku harus gimana? Haha.." isak tangis Zayn tambah kencang, kadang ia rindu masa lalu saat semuanya masih baik-baik saja. Tapi, masa lalu tidak akan pernah bisa kembali.

14 Februari, 2024.

Pada malam hujan deras, truk yang melaju kencang itu menabrak seorang siswi SMA yang sedang berlari menyebrang menuju taman. Siswi itu diduga linglung sampai-sampai tidak memperhatikan jalanan akibat ia sedang sakit pada saat itu, tapi memaksakan diri keluar.

Alasan siswi itu keluar adalah karena teman-temannya terlibat perselisihan biasa antar teman dan dia dipanggil untuk meredakan suasana, teman-temannya tidak tau bahwa kondisinya tidak sempurna. Namun si siswi tetap bersikeras pergi, karena ia tidak mau ada kekacauan antar sesama.

"Kudo sangat menyayangi kita."
"Aku tau, tapi kita malah... hu... hiks" pemakaman itu dipenuhi isak tangis, orang-orang lama kelamaan pergi. Tapi keempat teman Kudo itu memilih untuk menetap lebih lama.

"Kalau saja... kalau saja waktu itu Dylan dan Milky tidak bertengkar, pasti Kudo masih ada.. pasti...." Kata-kata yang tidak sengaja Zayn keluarkan saat itu tidak ia duga yang akan menjadi awal dari perpecahan persahabatan yang sedemikian kuatnya.

"ZAYN! Aku juga nggak tau kalau Kudo akan... aku..." Balas Dylan, ia tidak bisa melanjutkan ucapannya. "Sudahlah, berhenti menyalahkan satu sama lain." Zero berusaha menengahi. "Tidak, Zayn benar. Jika waktu itu Dylan tidak emosi Kudo tidak akan seperti ini." Tambah Milky.

Kalimat itu bagaikan bensin yang ditambahkan ke dalam api.

"AKU?! AKU?!!! APA MAKSUDMU? YANG MULAI PERTENGKARANNYA KAN KAMU! JANGAN BERKATA SEOLAH-OLAH AKU INGIN KUDO MENINGGAL!" Dylan tidak bisa menahan emosinya, baru saja ia kehilangan sahabatnya yang sangat berharga. Dylan mencengkram kerah baju Milky sambil menangis.

Ini salahmu, ini semua salahmu, tidak, ini salahmu. Sebenarnya salah siapa? Semuanya berlalu begitu cepat, Dylan menonjok Milky tanpa pandang bulu. Zayn menangis memohon agar mereka berhenti, dan Zero berusaha menahan Dylan.

"...Ini salahku yang memanggil Kudo untuk memisahkan kalian yang sedang bertengkar..." gumam Zayn. "HARUSNYA TIDAK USAH AKU PANGGIL YA? HAHA. BIAR SAJA KALIAN BERAKHIR PUKUL-PUKULAN SEPERTI INI". Dylan seketika berhenti, semuanya terdiam. Siapa sangka semuanya akan diam satu sama lain untuk selamanya.

21 Agustus, 2029.

Hari ini ulang tahun Zayn yang ke-23, sudah 5 tahun sejak kejadian itu. Sekarang semuanya sudah memiliki kehidupannya masing-masing. Zayn duduk di sofa apartemennya yang berada di lantai 24 sambil melihat sosial media, Zayn tak sengaja melihat post instagram terbaru Milky. Terlihat ia sedang dalam liburan di Bali, semuanya sudah sukses sekarang. Semuanya sudah tumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri. Semuanya sudah bahagia dalam jalan mereka sendiri.

Bahagia?

Apakah benar semuanya bahagia? Bukankah ada hal yang tertinggal di masa lalu yang sampai sekarang masih menghantui kalian semua?

Kudo.

Kalau Kudo masih ada, pasti dia sangat sukses. Pergi ke universitas bagus, mendapat IPK sempurna, dan ia pasti sudah bisa menjadi peneliti yang berguna bagi dunia seperti yang ia impikan sejak dulu.

Andaikan saja, Kudo masih ada. Pasti.. BLBS pun masih ada.

Mungkin saja kita semua sudah bahagia pada jalan masing-masing, tapi kita tidak bahagia bersama-sama.

14 Februari, 2030. Kembali ke masa sekarang, masa dimana semuanya tidak seindah dulu.

"Kudo, aku kangen. Aku bisa mati gara-gara sedih setiap saat, aku ingin BLBS kembali seperti dulu, Kudo.... Kudo tolong, tolong kembali.." Zayn mengusap air matanya dan menatap batu nisan Kudo. "Kudo, kalau kau jadi aku sekarang. Apa yang akan kau lakukan?"

Kudo ya.. Kudo, berpikir seperti Kudo. Apa yang akan dia lakukan.

'Jika kita bahagia di jalan masing-masing tetaplah seperti itu! Jangan paksakan diri untuk terlihat sempurna, yang penting kita semua bahagia, kan?'

Terdengar suara kecil Kudo dalam hati Zayn. "Kudo... kau mendengarku, ya?" Zayn tersenyum pahit. "Aku tau ini pasti Kudo, Kudo yang kukenal 100% akan mengatakan hal yang sama."

Benar.. untuk apa bersama-sama jika kita akhirnya akan terbelenggu oleh masa lalu. Jika semuanya bahagia pada jalan masing-masing, then so be it.

Kadang, kita harus melepaskan sesuatu demi kebaikan semuanya.

Perpisahan bukan selalu berarti kehancuran, walau sekarang kita tak bersama. Semua kenangan yang kita buat ada artinya, akan tertanam selamanya di dalam hati. Itu semua tidak akan pernah hilang.

Yah, walau aku pasti akan sangat merindukan masa lalu. Tapi mungkin sudah saatnya untuk kita bangkit dan melanjutkan hidup.

Blbs, bisa.

https://open.spotify.com/track/4Xnuh5fEHbHpxI3leaQSLN?si=4d30a03b217a4ad8 'Live Again' by Mori Calliope.











You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 12, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KUDO'S ARCHIVE.Where stories live. Discover now