After Bet - NoRen (1/1)

1.2K 103 1
                                    

I Love You Both
- Lee Jeno -

.

★★★

.

Seseorang berjalan mondar-mandir di depan pintu masuk bandara. Ia mengecek jam yang melingkar sempurna di pergelangan tangan kanan untuk yang kesekian kalinya. Desisan pelan bisa terdengar dari bibirnya ketika waktu begitu cepat berlalu. Ia mulai menggigit ibu jari kanannya dengan gelisah, manik matanya menatap liar ke setiap sudut bandara.

Seharusnya orang yang sedari tadi ia tunggu sudah tiba sejak 30 menit yang lalu, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda kehadiran darinya. Ia mengecek ponsel yang sedari tadi digenggamnya untuk memastikan orang itu menghubunginya.

Suara erangan frustasi kini terdengar dari bibirnya ketika tidak ada satupun pesan darinya yang mendapatkan balasan. Jari tangan kanannya mulai menekan nomor telepon yang sudah ia hapal di luar kepala dan menghubunginya. Terdengar nada sambung, namun orang itu tidak mengangkat panggilannya. Manik matanya kini bergerak panik melihat papan keberangkatan.

"Huang Renjun, apa yang sedang kau lakukan?!" Jeno mengerang frustasi.

.

★★★

.

Seseorang baru saja keluar dari sebuah mobil mewah yang terparkir dipelataran parkir khusus penumpang pesawat yang akan melakukan penerbangan. Ia mengenakan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

Rambut hitam bercampur blonde terlihat begitu kontras dengan kulit putihnya yang terekspos begitu saja dibalik kaos hitam berkerah V hingga menunjukkan sebagian bentuk tulang selangkanya yang dibalut dengan jaket berbahan fleece untuk menutupi kedua lengannya. Celana jeans berwarna hitam tampak membalut kedua kaki jenjangnya yang dipadukan dengan sepasang sneaker putih.

Ia berjalan menuju bagasi mobil lalu membukanya, tubuhnya sedikit ia bungkukkan untuk mengambil koper di dalamnya. Sesuatu berwarna perak keluar dari dalam kaos V-neck nya –sebuah kalung yang kini menggantung di udara.

Manik matanya menatap kalung yang terlihat berkilau ketika benda itu bermandikan cahaya matahari. Senyum manis terlihat mengembang di bibirnya ketika mengingat wajah orang yang memberinya kalung itu.

Ia menutup bagasi mobil setelah berhasil mengeluarkan kopernya. Tangan kanannya mengambil ponsel di saku celana dan mengeceknya, benda mungil yang ada di genggaman tangannya tiba-tiba saja berdering.

Ia hanya bisa tertawa pelan ketika melihat nama yang muncul di layar ponselnya. Namun ia tidak mengangkat panggilan itu hingga sang penelpon akhirnya menyerah. Ia mengecek ponselnya lagi dan cukup terkejut ketika melihat 18 panggilan tak terjawab dan puluhan pesan yang masuk, lagi-lagi ia hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Astaga, Lee Jeno itu memang tidak suka menunggu ya?" Gumamnya sambil memasukkan kembali ponsel ke dalam saku kemudian menarik kopernya menuju Bandara Internasional Incheon.

.

★★★

.

Jeno duduk di samping kopernya sambil menatap tajam pada jam besar yang tergantung di dinding bandara, ia melipat kedua tangan di depan dada tanpa melepaskan tatapannya dari jam itu.

Our Precious Renjun | (Renjun X Everyone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang