"Azura udah berangkat dari tadi den" Minten bersuara.
Killano mengerit, apa Azura masih marah padanya? hingga pergi tanpa memberitahunya.
"Kapan bi?"
"Dari jam setengah enam den, enon bilang ada piket jadi buru buru" Jelas Minten, Killano mengangguk paham. Dia kembali pamit, dan menaiki mobilnya.
Memutar stir menuju sekolah Azura, perasaan menganjal tiba tiba hadir. Dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang mulai padat.
Setelah sampai dia mengerit kala di depan gerbang begitu ramai oleh siswa siswi.
"Ada apa ini?" Killano mengalihkan atensi keramaian.
Semua mata yang ada menatap Killano, sebagian dari mereka merasa tidak asing dengan pria itu, jelas saja Killano tak pernah absen untuk menjemput Azura.
"Ini bang, gerbang belom di buka." Jelas pria yang memakai topi, Killano menengok kearahnya. Lalu matanya berkeliling mencari sosok gadis. Tapi nihil, tidak di temukan walau matanya berulang ulang memindai.
"Azura di mana?" Tanyanya lagi.
"Azura? Dari pertama kita dateng Azura belom liat Kak" Siswi lain menjawab. Killano semakin merasa aneh.
Sebenarnya Azura kemana?
Killano berbalik, dia meninggalkan kumpulan siswa itu. Menarik handphone dari sakunya berniat menghubungi Azura.
Namun, pesan yang yang sampai di handphonenya tiga puluh menit lalu membuatnya melotot kaget, dia bergegas mendekati gerbang yang memang masih tergembok rapat.
"Tuan muda, Nona Azura sedang di dalam bersama Sky" Pesan yang di Kirim mata mata membuat hatinya bergelora amarah.
Dia menendang gerbang dengan sekuat tenaga, tidak perduli kekagetan dari siswa siswi itu. menendang dengan bruntal. Merasa usahanya nihil, Killano berlari menuju mobilnya.
Menyalakan klakson berkali kali, mengkode agar orang yang berada di depan gerbang menyingkir ke sisi.
Suara nyaring gerbang yang terjatuh membuat semua yang ada terperangah.
Mereka bertanya dalam hati, apa yang di lakukan abang ganteng ini?
Killano, dia menghentikan mobilnya tepat di depan Sekolah.
Dia berlari dengan gesit menuju kelas Azura, dia tidak mengerti mengapa harus melakukan ini. Tapi alarm dalam otaknya seolah berbunyi, mengatakan bahwa Azura sedang dalam bahaya.
Fakta lainnya, Killano cemburu. Dia tidan suka Sky dan Azura dalam satu lingkup berdua.
Killano mempercepat langkah, dia mendengar tangis Azura, dia mendengar nada putus asa dari Azura. Tanpa fikir dua kali dia langsung mendobrak pintu kelas.
Tenang, dia akan mengganti pintu itu, gerbang juga.
BRAK!!
Mata Killano mendidih, pemandangan pertama yang ia lihat begitu menguras emosinya.
Sialan!! Apa apaan ini? Sky dia menduduki Azura, dan lihat? gadisnya itu sungguh memperihatinkan.
Rambutnya berantakan, matanya merah dan banyak jejak airmata. Dan? Anjing!! Baju seragam yang tidak lagi utuh?
"BRENGSEK!!"
"MATI LO SIALAN!" Killano benar benar tidak meringankan pukulannya, dia terus menerus menyerang.
Dirinya kalap karena emosi. Bahkan wajah Sky kini telah tercampur darah, sudah di pastikan giginya patah di beberapa bagian.
Killano terus menendang, menginjak, meninju Sky tanpa henti, dia tidak perduli akan tangannya yang juga ikut terluka. Dia hanya ingin menghabisi bajingan ini, dia tidak akan melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azura sang Figuran
FantasyGadis itu, Agnia Rahayunda -dia memiliki takdir yang terus mengobrak abrik hidupnya. Bagaimana mungkin jiwanya tersangkut di dalam Novel, lalu dia harus menelan kenyataan bahwa dirinya mengisi tubuh figuran dengan akhir -gila- karena rasa cintanya...