Eunha terbangun lebih pagi dari sebelum nya, mungkin ini terlalu awal untuk mengawali aktivitas. Tetapi inilah tujuan nya dari awal, berangkat ke kampus lebih pagi agar ia bisa menghabiskan waktu di perpustakaan kampus sebelum mata kuliah nya dimulai, gadis itu keluar dari kamar dengan style seperti biasa ia gunakan ke kampus, dengan langkah cepat ia menuruni tangga menuju meja makan dengan suasana rumah yang masih sepi. Wajar karena orang tua nya juga pasti belum terbangun
Mengambil dua helai roti dari dalam lemari pendingin dan memasukkan nya ke dalam kotak bekal dan tidak lupa juga dengan sekotak susu coklat ia bawa lalu memasukkan nya kedalam tas, setelah siap ia berlalu meninggalkan dapur namun langkah nya terhenti saat tepat di depan tangga, melirik keatas tepatnya memandangi pintu kamar Sowon yang masih tertutup rapat
Tatapan gadis itu sangat kosong, seakan tidak tergambar apapun di manik matanya. Kembali melangkah keluar rumah dengan perasaan yang berkecamuk, ia tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaan nya sekarang yang pasti rasa sakit lebih mendominasi diri nya ketimbang yang lainnya
Dirinya melihat Paman Im sedang menyirami tanaman halaman rumah dengan pakaian lengkap. Berposisi memblakanginya, ia berjalan mendekati dan berdiri di belakang Paman Im sekitar berjarak dua langkah.
"Paman, apa boleh aku menyetir sendiri hari ini?" Paman Im membalikkan badan nya saat Eunha bertanya padanya
"Apa tidak apa-apa, nona?" Paman Im terlihat cemas
"Tidak apa-apa. Paman"
Paman Im menangguk dengan seulas senyum nya lalu memberikan kunci mobil kepada Eunha
"Terima kasih, Paman. Sampai jumpa" Eunha pamit pergi menuju garasi setelah memberikan lambaian sesaat untuk pria itu
Di garasi Eunha hanya diam berdiri menatap menyelidik tiga mobil terparkir disana. Mobil milik kedua orang tuanya, yang kedua adalah mobil yang biasa di gunakan Paman Im untuk mengantar-jemput, dan satu lagi adalah mobil Sowon yang terparkir persis seperti semalam Sowon memakirkan mobil itu, dari segi tempat terlihat sama, tidak ada perubahan yang terlihat. menandakan jika gadis Kim itu memang berada di dalam kamar nya setelah perdebatan yang terjadi tadi malam
Eunha meremas kedua sisi coat yang tengah ia pakai sebelum akhirnya menaiki mobil, dan menyalakan mesin lalu pergi meninggalkan garasi dengan perasaan was-was. Perasaan khawatir yang mulai mengrogoti dirinya, ia tidak tahu kenapa dirinya merasa tidak nyaman dengan perasaan yang muncul secara tiba-tiba ini. Terkadang ia merasakan hal yang sama namun hanya sesaat tetapi berbeda dengan kali ini, perasaan itu begitu melekat pada dirinya dan menganggu nya saat mencoba untuk fokus pada jalanan yang tidak begitu padat akan kendaraan
Untuk menghilangkan rasa yang semakin membuatnya hilang fokus, Eunha menyalakan lagu yang tersedia di mobil, ia berharap akan mengurangi apa yang ada di pikiran nya. Mengikuti irama lagu yang di dengar walaupun hanya sebuah suara bernada pelan setidaknya membuatnya dirinya terasa lebih tenang
"Ini-sangat mengganggu ku..." lirih nya di akhiri sebuah hembusan nafas kasar
<==>
"Ya! Eunha. Apa yang terjadi dengan mata mu?" SinB bertanya pada Eunha, saat gadis itu baru saja datang lalu mendudukan diri tanpa minat dan terdiam sejenak sebelum menatap balik SinB dari samping
"Diamlah, aku sedang dalam keadan yang jauh dari kata 'baik'" Eunha menatap malas SinB, lalu melipat kedua tangan di atas meja dan menidurkan kepala di atas nya
Eunha terlalu malas untuk membahas penyebab matanya dengan sebuah lingkaran hitam disana, Simple saja hal itu di karenakan dirinya yang tidak bisa tertidur hingga pukul tiga pagi setelah hampir memakan waktu kurang lebih satu jam untuk berendam di air hangat, ia terus-menerus terjaga sepanjang malam hanya dengan menatap langit kamar dengan tatapan kosong

KAMU SEDANG MEMBACA
My Stepsister (END)
Romance⚠ I'm warning you • GxG • Mature content Gfriend fanfiction Present: @LyzaxElyn