Chapter 20

1.3K 82 8
                                    

Karena kemaren ada masalah sama sistem dan telat update, sekarang anggap aja untuk bayar hutang aku update lagi. selamat membaca yaa ^^

***

“Carilah seseorang yang sempurna karenamu, dan menjadikanmu sempurna.” – HEE Couple

 

~0000~

 

Rae Hee berbaring di samping ibunya di atas ranjang rumah sakit, memeluk sang ibu erat, menyembunyikan wajahnya di lekukan leher sang ibu. Sementara Kim Tae Hee mengelus rambut anak gadisnya sambil sesekali mengecup puncak kepala Rae Hee.

Johdda….” gumam Rae Hee sambil mendongak, tersenyum kepada ibunya. “Neomu johdda.”

Tae Hee tersenyum lalu mengangguk. “Eo. Neomu johdda.”

Mata Rae Hee berkaca-kaca, lalu dia bangkit untuk duduk menghadap ibunya. Rae Hee membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi tidak ada yang ke luar. Semua hal yang ingin dikatakannya berantakan, tidak beraturan, jadi Rae Hee tidak tahu harus memulai dari mana. Tapi yang pasti adalah air matanya menetes saat benar-benar terdiam untuk mengamati ibunya.

Eomma mianhae…” kata Rae Hee dengan tangis tertahan. Meskipun dia berhasil menahan isakannya, air matanya tetap mengalir deras. “Jeongmal mianhae….”

Tae Hee juga menitikkan air mata. Bibirnya yang terkatup rapat bergetar hebat. Lalu dia mengulurkan tangan untuk menangkup wajah Rae Hee. Ibunya itu juga ingin mengatakan sesuatu, tapi tersedak isakan.

Jeongmal mianhanda.”

Tae Hee akhirnya berhasil mengendalikan emosinya, lantas menggeleng. “Anniya… seharusnya Eomma yang meminta maafmu. Karena Eomma kau harus melewati begitu banyak penderitaan. Kau mengorbankan sekolahmu dan menderita karena harus menjadi trainee. Belum lagi kau harus—”

Rae Hee menggeleng kuat. “Tidak. Semua itu bukan apa-apa dibandingkan penderitaan Eomma.” Rae Hee mengangkat tangan ibunya, menunjukkan memar kebiruan—beberapa ungu kemerahan. “Lihat. Ige mwoya?”

“Sekarang sudah tidak apa-apa. Eomma sudah baik-baik saja. Karena bertemu lagi denganmu.”

Rae Hee tersenyum, bersamaan dengan setetes airmatanya yang jatuh. “Eo. Aku juga sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan Eomma. Jangan meninggalkan aku lagi ya Eomma…”

Tae Hee mengangguk, membuka tangan agar Rae Hee mau memeluknya. “Eomma tidak akan pernah meninggalkanmu lagi.”

Rae Hee menghambur ke pelukan ibunya sekali lagi, memeluk erat.

Setelah hampir seperempat jam kemudian, Tae Hee berkata, “Mau Eomma nyanyikan sebuah lagu?”

“Mmm. Lagu yang biasa?”

“Hmm.” Tae Hee menghirup napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. “Oneul achim, naege nae nuneul yeoldae. Mwo joheun geon jeoege jegong haneun segye. Geoguneun? Oneuleun geugeoseul eodeul geoya?—Pagi ini, ketika aku membuka mata, aku bertanya. Apa hal baik yang akan ditawarkan oleh dunia padaku? Apakah ada? Apakah aku akan mendapatkannya hari ini?”

Setelah Tae Hee selesai menyanyikan lagu itu, mereka tertidur sambil berpelukan. Tanpa kata… dan tanpa tangis lagi. Menyalurkan rindu yang sedemikian besar.

~0000~

 

Kim Hee Chul mengambil salmon asap dan membalurinya dengan saus, lalu memasukan potongan besar daging putih itu ke dalam mulutnya.

PREWEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang