Bab 1

59 7 0
                                    


Bab: 1
Perekenalan-

Hai namaku Alice, dulu aku seorang pembunuh bayaran bersama dengan kedua sahabatku. Kami membentuk sebuah kelompok untuk membunuh musuh klien kami. Tiada hari tanpa setitikpun noda darah menghiasi baju kami. Kami teman masa kecil membuat kami sangat percaya satu sama lain.

Memiliki nasib yang hampir sama, membuat ikatan persahabatan kami semakin erat. Evan, Keysha, dan Alice. Dulu orang-orang selalu memandang kami sebelah mata. Miskin, tidur dijalanan, dan bodoh. Orang-orang selalu mencaci maki kami, menganggap kami kotoran yang tidak pantas hidup di dunia.

Suatu hari, ada seorang pria tua. Ahhh anggap saja seorang kakek-kakek. Kakek itu menemukan kami yang sedang berteduh di halte bus. Entah bagaimana kami bisa langsung percaya pada kakek-kakek yang terlihah mencurigakan itu. Ia membawa kami ke sebuah panti asuhan yang katanya adalah panti miliknya.

Tentu saja hal ini membuat kami yang dulu masih bodoh merasa bahagia, ada setitik harapan untuk hidup lebih baik dipanti itu.

Diawala-awal kami diurus dengan baik, Evan. Laki-laki bermata sipit yang lebih muda satu tahun denganku itu terlihat senang. Ahh aku masih ingat saat binar dimatanya bersinar penuh pengharapan.

Keysha, gadis yang lebih tua dariku beberapa bulan namun masih sering bersikap kekanakan tampak malu-malu tapi mau. Para suster disana merawat kami dengan sangat baik. Memberi kami makanan enak setiap hari, memandikan kami, membacakan kami buku cerita setiap malam, dan masih banyak lagi.

Aku juga maulai terbuka dengan beberapa suster di sana. Apalagi dengan suster Rose, dia orang yang sangat baik. Ia orang yang pertama kali memotong rambut panjangku menjadi lebih rapi. Hubungan kami kami sangat dekat dalam beberapa waktu.

Lalu semuanya berubah dalam sekejap, perlakuan baik yang kami terima seketika hilang digantikan dengan kekerasan yang setiap hari mereka torehkan pada kami. Kakek tua yang pertama kali membawa kami meninggal dan panti asuhan ini berpindah kepemilikan menjadi hak milik anaknya.

Suster Rose, sudah tidak lagi memperhatikanku. Ia berubah menjadi pribadi yang cepat marah. Tangannya suka sekali memukul tubuh kecilku. Aku dulu tidak begitu tahu kenapa suster Rose berubah seperti itu, aku selalu menerima perlakuan semena-mena mereka. Mereka bilang aku arus bersyukur karena kakek tua itu sudah memungut kami dari jalanan juga mereka sudah memberikan kami makanan juga tempat tinggal.

Balas budi, hanya karena alasan itu aku menerima perlakuan mereka. Keysha sempat memberontak tidak terima dengan perlakuan mereka. Ia lebih memilih hidup dijalanan dari pada di panti asuahn yang berasa seperti neraka. Pemilik panti yang baru marah dengan kata-kata Keysha. Ia mengurung Keysha di gudang selama tiga hari penuh tanpa memberi makan juga minum untuk gadis kecil itu.

Ingin sekali aku memberontak untuk membebaskan Keysha, namun aku dulu masih sangat ketakutan, apalagi dengan tatapan suster Rose yang penuh dengan ancaman jika aku berani bergerak sedikit saja.

Selama dua tahun kami hidup dalam kekrasan, umurku waktu itu sekitar dua belas tahun. Perlakuan yang kami terima tidak berubah bahkan mungkin semakin parah.

Narkoba, anak-anak panti yang sudah besar disuruh menjadi kurir narkoba. Pemilik panti itu memilih anak-anak yang masih dibawah umur seperti kami karena jika kami tertangkap kami tidak mungkin dipenjara karena di bawah umur.

Aku menjadi favorit pemilikk panti untuk menjadi kurir karena aku tidak pernah tertangkap satu kalipun, aku selalu berhasil mengelak dari pengejaran para penegak. Dan juga karena aku membuat penjanjian dengan pemilik panti.

Satu hal yang aku sesali selama hidupku ini,

Evan.

Evan tumbuh menjadi remaja yang tampan sekaligus imut. Ia memiliki rambut keperakan, mata biru jernihnya menghinoptis siapapun yang melihatnya. Evan karena ketampanannya ia dilecehkan oleh beberapa suster saat aku tidak ada di sampingnya.

My Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang