note : bab ini sudah di revisi.
selamat membaca ^^
.
.
.
Di lantai 20 Gedung Rashaad Company.
Pintu lift terbuka.
Asya, Sekertaris Duta dan 2 orang bodyguard yang berada di dalam lift itu.
Sekertaris Duta melangkah keluar terlebih dulu. Kemudian berbalik menunggu Asya keluar juga dari lift.
Tapi Asya belum juga mengikuti langkahnya. Asya sangat ragu dan takut, semakin dekat dengan tempat pria jahat itu (Pangeran Athar) jantungnya semakin berdetak tak karuan. Rasanya Asya ingin pingsan saja supaya tidak usah bertemu dengan pria jahat yang sudah membuatnya trauma.
Ingin lari juga tidak bisa, 2 bodyguard berbadan besar sangat setia menunggui Asya di belakangnya.
"ayo Nyonya Asya" perintahSekertaris Duta yang membuyarkan pikiran Asya.
Reflex Asya keluar dari lift dan mengikuti langkah Sekertaris Duta dengan tetap di ikuti 2 bodyguard di belakangnya.
Sesampainya di depan ruang kerja Athar.
Toktoktok~
"Tuan Muda, Nona Asya sudah tiba" lapor Sekertaris Duta dari luar pintu.
"biarkan masuk" jawab Athar dari dalam ruangan yang masih tertutup itu.
Deg!
Mendengar suara pria itu tubuh Asya mendadak kaku. Jantungnya seperti berhenti berdetak.
'ya Tuhan tolong aku. Bantu aku untuk bisa menghadapi pria itu..' batin Asya menggigit bibir bawahnya cemas, tak bergerak sedikitpun di depan pintu itu.
"silahkan masuk Nona" Sekertaris Duta mempersilahkan Asya lagi.
Ya, sejak tadi Sekertaris Duta memang sudah mempersilahkan. Tapi Asya tidak mendengarkan karena focus dengan pikirannya sendiri.
"ha??" Asya terbelalak kaget menatap Sekertaris Duta.
"tidak apa-apa Nona. Anda bisa masuk sekarang" ucap Sekertaris Duta lagi dengan sedikit menenangkan Asya. Dia tau wanita itu ketakutan walaupun sejak tadi berusaha bersikap kuat.
"huffftt. Baiklah, aku masuk" Asya melangkah masuk di bukakan pintu oleh Sekertaris Duta.
Hanya Sekertaris Duta yang mengikuti Asya masuk ke dalam ruangan Athar.
Saat di dalam ruangan Pangeran Athar. Asya hanya melihat ada seseorang yang duduk di kursi kerja menghadap ke jendela membelakangi Asya.
Asya masih berdiri jauh dari meja kerja Athar. Berdiri tepat di tengah-tengah ruangan.
Beberapa saat kemudian Pangeran Athar memutar kursinya menghadap Asya. Masih diam dan menatap Asya.
Deg!
Tubuh Pangeran Athar mendadak tegang saat menatap wajah Asya. Wanita yang sudah dia paksa. Wanita yang sudah dia ambil keperawanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengandung Anak Pangeran | END
Romancemenikah dengan pria yang dunianya berbeda denganku . aku hanya rakyat biasa sedangkan dia seorang penerus Raja . aku sangat tahu diri , tapi kenyataan membuatku harus berada di sisinya walaupun sulit karena satu hal . aku mengandung darah dagingnya...