Bab 37

15 4 1
                                    

Hubungan Tama dan Tami sudah mulai akrab. Pria itu bahkan tidak segan-segan membantu Tami ketika wanita itu kesusahan. Tidak ada lagi Tama yang ketus dan selalu berbicara seenaknya pada Tami. Perubahan sikap juga dirasakan oleh sahabat-sahabat mereka. Tetapi mereka memilih diam walaupun penasaran. Melihat Tama yang sudah berangsur bisa menerima keberadaan wanita di sekelilingnya merupakan tujuannyang ingin sahabat-sahabatnya lihat dan itu terjadi karena bantuan Tami.

Sejujurnya mereka senang melihat perubahan itu, tetapi mereka juga ingin memastikan sesuatu. Mereka menduga jika Tama memiliki perasaan lebih untuk Tami. Untuk itu mereka mencoba untuk memastikan teelebih dahulu sebelum beegerak membantu membuat dua orang terdekat mereka itu untuk saling menyatu dalam suatu hubungan.

"Tam, lo kayaknya udah mulai deket sama Tami. Ada sesuatu yah pas kemarin kita semua pulang?" tanya Derby di saat Tami tidak sedang berada di kos.

"Hem? Deket gimana?" jawab Tama sambil tetap fokus menatap televisi.

"Kemarin, kemarin perasaan lo alergi banget sama Tami. Tapi beberapa hari ini gue perhatiin lo udah mulai nyaman ngobrol lama sama dia. So, ada yang kami lewatkan kah?" Randu menaik turunkan alisnya menggoda Tama. Selama beberapa hari ini Randu, Derby dan Didam sudah beberapa kali memergoki Tama dan Tami mengobrol bahkan tertawa bersama. Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Apa sih? Gue gak paham maksud kalian." Tama berusaha menghindari topik pembicaraan ini. Ia tidak ingin membahas hubungannya dengan Tami, karena sesungguhnya Tama juga tidak mengerti mengapa beberapa hari ini ia begitu nyaman berada di dekat Tami.

"Tam, kita seneng kok akhirnya lo bisa deket sama lawan jenis. Makanya kita cuma mau pastiin kalau Tami udah berhasil bikin lo gak alergi lagi sama cewek." Didam mencoba meyakinkan Tama untuk terbuka. Ia paham sahabatnya ini memang tertutup untuk masalah yang bersifat pribadi.

Tama pada akhirnya menghembuskan napas lelah, sepertinya ia tidak bisa membohongi sahabat-sahabatnya ini. Lagi pula ia juga harus memnita saran mereka tentang apa yang Tama rasakan selama ini pada Tami.

"Jadi sewaktu kalian pulang, gue demam dan di kos cuma ada gue dan Tami." Tama akhirnya membuka cerita pada sahabat-sahabatnya ini.

"Terus Tami yang ngerawat lo gitu?" tanya Randu tidak sabaran, membuat yang lain mendengus keras agar pria itu paham jika Tama belum menyelesaikan ceritanya.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang