ending??

2 1 0
                                    

   Namira membuka matanya,betapa terkejutnya dia saat membuka mata,dia berada di ruangan serba putih,dan tangan nya terasa perih saat melihat ke arah tangan nya ada sebuah jarum infusan yang tertancap di tangannya.Namira bingung,apakah dia dan para member mengalami kecelakaan lalu lintas?karena seingat dia terakhir Namira sedang mengadakan perjalanan bersama para member.Namira melihat handphone nya berada di meja sebelah ranjang,perlahan Namira bangun dan mengambil handphone nya,,betapa terkejut saat Namira melihat tanggal dan waktu di handphone Namira.
22 februari jam 09.00 layar di handphone Namira menunjukan waktu dan tanggal itu.
'ternyata ini dunia nyata aku berarti selama ini aku hanya mimpi tapi kenapa aku terbangun di rumah sakit'Namira kebingungan.
   Tiba-tiba pintu kamar di ketuk,pintu kamar rumah sakit bergeser terbuka.Namira mengerutkan keningnya,penasaran siapa yang masuk ke dalam kamar nya di rumah sakit.
"Oo..selamat pagi,,kamu sudah siuman"kata orang itu. Ternyata yang saat itu memasuki ruangan adalah seorang laki-laki tinggi berparas tampan.
Jantung Namira berdegup kencang.
'mungkin ini masih mimpi'pikir Namira berusaha tenang walau sebenernya hati nya tak karuan.
"Tunggu sebentar aku akan panggilkan dokter dan aku akan menghubungi orang tua mu"kata laki-laki itu lagi.
Namira heran ketika mendengar laki-laki itu bilang akan menghubungi orang tua nya.
Namira hanya mengangguk canggung. Laki-laki itu keluar meninggalkan Namira di dalam ruangannya.Tak lama masuk lah laki-laki itu bersama dokter dan suster. Dokter memeriksa kondisi Namira.
"Akhirnya anda sadarkan diri juga" kata dokter yang memeriksa keadaan Namira.
'tak sadarkan diri'pikir Namira masih bingung.
Saat Namira masih dalam kebingungan tiba-tiba masuklah orang-orang yang Namira kenal.
Itu adalah orang tua Namira juga kakak ipar Namira.
'seperti aku memang kemari bermimpi bersama para member Bangtan'Namira mengomel dalam hati.
"Syukurlah kamu sadar Nak"ucap ibu sambil memeluk Namira erat.
"Terima kasih Nak Damar sudah menolong Namira dan menjaga nya selama Namira tak sadarkan diri" ucap ayah sambil menggenggam tangan laki-laki itu yang ternyata bernama Damar,laki-laki tinggi dan tampan.
Kakak ipar Namira juga ikut berkata,"kalo Damar gak nolongin Namira mungkin dia gak akan selamat".
Namira agak sewot mendengar kata-kata dari kakak ipar nya.

Laki-laki bernama Damar itu hanya mengangguk dan tersenyum.

Setelah selesai memeriksa Namira dokter dan para suster pun pergi dari ruangan Namira di rawat.

    Kakak ipar Namira menjelaskan bahwa saat itu tanggal 19 februari Namira mengalami kecelakaan,dia terpeleset lalu tak sadarkan diri  saat hendak menyelamatkan seekor kucing yang tersangkut di pohon,dan kebetulan saat Namira terpeleset ada Damar di taman itu dan Damar yang menolong Namira.Untungnya Damar membawa Namira ke rumah sakit tempat kakak iparnya bertugas dan kebetulan juga saat itu kakak ipar nya sedang berada di luar rumah sakit.Dari awal Namira masuk rumah sakit Damar selalu menemani Namira dari pagi hingga malam Damar selalu ada di samping Namira.
   Namira merasa sangat konyol atas kejadian yang menimpa diri nya.Bagaimana dia bisa terpeleset sampai tak sadarkan diri.Namira memandang laki-laki yang telah menolongnya.Dia lihat nya dari atas sampai bawah.
"Kenapa kamu memandang ku seperti itu"kata Damar.
Namira kaget saat tahu Damar ternyata memperhatikan dirinya.
"Ah enggak kok..makasih ya udah nolongin aku"kata Namira kikuk.
"Ya sudah,karena kamu sudah sadar dan tidak hilang ingatan kakak mau kembali kerja,kamu istirahat saja dulu sampai benar-benar pulih"kata kakak ipar nya.
"Sekali lagi Damar terima kasih ya sudah suka rela menemani Namira melewati masa kritisnya"ucap kakak ipar Namira sambil menjabat tangan Damar.
"Bu Pa,aku kerja lagi ya"ucap kaka ipar Namira pamit pada mertuanya.

"Nak Damar bila mau istirahat gpp bisa pulang saja,lagi pula Namira sudah sadarkan diri" ucap ibu.
"Tak apa Bu,saya tidak lelah kok,,gak apa-apa saya akan menemani Namira di sini"kata Damar sopan.
"Ya sudah Bu lebih baik kita pulang saja,kasian cucuku di rumah"kata ayah.
   Namira menjadi kikuk sendiri saat ayah nya berkata seperti itu,kenapa ayah nya berkata seperti itu.Meninggalkan anak perempuan bersama laki-laki yang sama sekali tidak Namira kenal.Menurut cerita kakak iparnya tadi Damar lah yang menemani Namira saat tak sadarkan diri,Namira jadi berfikiran macam-macam saat itu.
    Damar mengantar orang tua Namira ke tempat parkir.Namira berada di ruangan sendirian.Pikiran nya traveling kemana-mana,pikiran buruk menyelimuti otaknya.
'jangan-jangan dia orang jahat lagi,dia jangan-jangan ngelakuin hal yang gak senonoh lagi sama aku'pikir Namira parno sendiri.
    Tak lama Damar pun masuk kembali ke dalam ruangan Namira.Namira yang duduk bersadar pada bantal nya agak kaget dan menarik selimut nya.Damar tersenyum dan duduk di kursi samping ranjang Namira.
"Gimana perasaan kamu sekarang"kata Damar membuka pembicaraan.
Namira memandang Damar seraya memicingkan sudut matanya.
"Kamu jangan takut kalo aku akan berbuat tidak pantas sama kamu,ruangan ini ada cctv nya,jadi tidak mungkin aku berbuat hal buruk"kata Damar lagi seolah tahu apa yang ada di pikiran Namira.
" Ya terus kenapa kamu mau nungguin aku sampai aku sadar?kamu pasti ada maunya kan?biasanya kalo orang udah nolong ya udah aja pergi setelah di kasih imbalan,oh apa mungkin keluarga aku gak ngasih kamu imbalan" kata Namira mencurigai Damar.
"Ya aku emang ada maunya sama kamu"ucap Damar santai sambil tersenyum seperti para buaya darat.
  Kening Namira merengut setelah mendengar kata-kata Damar.
"Tuh kan kamu emang bener orang jahat,orang cabul ya kamu"tuduh Namira.
"Mana handphone kamu sini aku lihat" pinta Namira.
Damar mengeluarkan handphone dari saku nya,
"Ini"kata Damar sambil menunjukkan handphone nya pada Namira.
"Sini"kata Namira.
"No" ucap Damar menggoda.
Namira kesal dan menarik kerah kemeja Damar dan badan Damar tidak dapat menahan keseimbangan saat Namira menariknya.Badan Damar terjatuh tepat di pelukan Namira,wajah mereka saling bertatapan. Degup jantung Namira berdetak kencang,dan sepertinya Damar bisa mendengar degupan jantung Namira.Wajah Namira memerah,sambil tersenyum Damar bangun dari pelukan Namira.
"Maaf ya tidak sengaja,aku hilang keseimbangan"ucap nya canggung.
"Dengar ya nona Namira,aku itu tidak seperti yang kamu banyangkan,kalo kamu tak percaya nih aku perlihatkan isi galeri di handphone ku"tutur Damar.
  Namira memeriksa isi galeri Damar,benar apa yang di katakan Damar tak ada apa-apa di dalam galeri handphone Damar.
  Namira kembali memandang sinis Damar,pandangan curiga masih terlihat dari sorot matanya.Damar mengambil kembali handphone di tangan Namira,bibir Namira manyun 5cm karena merasa tidak enak akan situasi yang terjadi di ruangan rumah sakit itu.Berada satu ruangan dengan orang yang tidak dia kenal sebelumnya sangat lah membuat nya canggung,dan kenapa juga orang tua nya mengizinkan Damar berada bersama dirinya.Suasana ruangan itu agak sedikit canggung.Tak ada kata yang keluar dari kedua nya.Mereka asyik pada ponsel masing-masing sembari sedikit melakukan lirikan.
Namira masih berdiam diri atas ranjang nya sedangkan Damar berada di sofa dekat jendela seberang ranjang Namira.
    Saat suasana hening tiba-tiba perut Namira berbunyi,,,secara reflek Namira memegang perut nya yang berbunyi.Damar yang mendengar suara perut Namira pun langsung berdiri dan menghampiri Namira.
"Kamu lapar ya"kata Damar sambil megambil sebungkus roti dari dalam laci yang ada di ruangan itu.
Namira tidak berkata-kata dia hanya memandang sinis pada Damar sambil meraih roti di tangan Damar secara paksa.Melihat sikap Namira yang kasar Damar hanya tersenyum tipis.
"Apa sih kamu kok gitu senyumnya?ngeledek kamu sama aku?" Ucap Namira galak.
"Ah nggak kok..lagian wajar saja kamu lapar kan kamu 3 hari gak makan" Ucap Damar santai.
"Kamu mau makan apa?biar aku beliin deh"lanjut Damar lagi.
"Gak usah makasih,bisa kok aku pesen sendiri"ucap Namira ketus.
   Sambil memakan roti Namira membuka aplikasi pesan antar di handphone nya,niat Namira saat itu hendak memesan makanan kesukaan nya,tapi nasib berkata lain saat Namira hendak melakukan pembayaran saldo di aplikasi nya tidak mencukupi.Wajah Namira terlihat bingung.
"Kenapa?gak ada saldo nya?udah pesan aja biar aku yang bayar di sini"tawar Damar.
    Sebenarnya Namira sangat gengsi kalo pesanan makanannya harus di bayar oleh Damar tapi saat itu Namira sangat lapar,mungkin efek 3 hari dia tidak sadarkan diri gara-gara kepeleset nolongin kucing.
"Kok diem aja,ayo pesen aja,aku yang bayar beneran aku gak bohong" kata Damar menyakinkan.
"Ya sudah aku pesan tapi nanti saat kakak aku atau orang tua aku datang aku ganti uang nya"Namira berkata gengsi.
   Damar hanya tersenyum melihat tingkah konyol Namira.Sebenernya saat itu hati Namira sangat gelisah tak menentu.Perasaan campur aduk ada di dalam hati nya.Namira memandangi Damar diam-diam,,pria tinggi itu memiliki wajah yang imut berkulit putih,matanya sedikit sipit,hidung mancung,bibir nya yang tipis sangat menggoda hati Namira.Badan nya tinggi mungkin sekitar 178cm tinggi nya.Gaya pakainya seperti seorang pemilik perusahaan.
'lumayan keren juga'pikir Namira.Saat Namira sedang memandangi Damar,secara tiba-tiba damar pun memandang Namira.Namira sadar dan memalingkan wajah nya ke arah lain.Dan lagi Damar tersenyum.karena ulah Namira.
" Apa ada yang salah dengan aku?" Tanya Damar penasaran.
"Kalo ada yang mau kamu tahu tanya aku gak marah kok" ucap Damar lagi.
"Kok kamu bisa sih nolongin aku?"tanya Namira penasaran.
"Ya orang yang butuh bantuan harus di tolong dong,masa iya mau aku biarin aja,kalo kamu gak aku bawa ke rumah sakit ya kamu mungkin udah mati" jawab Damar.
"Ya terus kenapa kamu masih di neminin aku disini,?" Selidik Namira.
"Kamu mau aku jawab jujur atau bohong" tawar Damar.
"Wah kalo kamu nanya gitu pasti ada mau nya ya kamu"tuduh Namira.
" Udah jawab aja lah jangan berbelit-belit" lanjut Namira lagi.
"Oke deh,aku jawab jujur deh,,aku itu jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu" ucap Damar sambil memandang wajah Namira.
  Seketika itu juga wajah Namira menjadi merah mendengar kata-kata Damar.Namira terdiam sesaat.
"2 tahun lalu di taman,itu pertama kali aku lihat kamu,saat otu kamu lagi duduk di taman sambil membaca buku"tutur Damar.
   Lagi-lagi jantung Namira berdegup kencang akan pengakuan jujur Damar.
"Kalo kamu emang suka aku dari 2 tahun yang lalu kenapa baru sekarang kamu mengungkapkan nya?" Namira curiga.
"Saat itu bahasa indonesia ku belum lancar,jadi aku ragu mendekati kamu"ucap Damar.
   Saat Damar berkata itu,Namira semakin yakin bahwa Damar bukanlah laki-laki yang berasal dari negaranya.
"Memangnya kamu berasal dari mana?" Tanya Namira sedikit melunak.
"Aku keturunan Indonesia-Korea Selatan,tapi sedari kecil aku tinggal di Inggris,jadi bahasa sehari-hari dari kecil ya inggris."jelas Damar lagi.
"Oh kamu pikir aku gak bisa bahasa inggris gt,,jadi kamu gak berani negur aku waktu itu?" Kata Namora ngegas.
"Bukan begitu tapi aku waktu itu masih malu juga,,belum ada nyali untuk mendekati kamu." Ucap Damar.
"Mana aku lihat kartu pengenal kamu"Namira penasaran ingin mengecek data diri Damar.
   Damar memberikan dompet nya pada Namira,bertujuan agar Namira saja yang mengambil nya.
"Idih ngapain kamu ngasihin dompet kamu ke aku,aku cuman minta kartu pengenal kamu" kata Namira sedikit manja.
"Gak apa-apa ambil aja"kata Damar.
"Ih kan gak sopan tahu"ucap Namira
"Gak apa-apa biar nanti terbiasa"ucap Damar.
"Maksud kamu?" Tanya Namira bingung.
    
    Saat Namira akan mengambil kartu pengenal Damar tiba-tiba datang lah kurir yang mengantar makanan.Damar membuka pintu ruangan dan mempersilakan kurir makannya masuk untuk menyimpan makanan pesanan Namira.
"Bayar dulu kurir ya,ambil uang nya dari dalam domoet aku"ucap Damar.
Namira menyerengitkan keningnya,
'maksud ini cowok apaan sih' pikir Namira.
"Kamu aja deh nih yang ambil uang nya" kata Namira sambil menyerahkan dompet pada Damar.
Damar pun akhir nya membayar pesanan makanan Namira dan kurir pun pergi dari ruangan itu.

magic dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang