[7. Sekolah]

5.7K 530 2
                                    

-
-

Pagi ini seperti pagi pada biasanya, hanya ada kicauan burung dan juga semilir angin pagi memasuki kamar.

Dengan perlahan sinar matahari menerobos gorden menyentuh kulit gadis yang masih berpetualang dalam mimpi

"cil bangun cil" ervan menggoncang badan el brutal

"euhh" lenguhnya terganggu

"ah uh ah uh, bangun cil sekolah"

El mengerjabkan matanya perlahan, wow pemandangan yang luar biasa dipagi hari

"bidadara?" gumam el masih menatap ervan

"bidadara mata lo, bangun" ucap ervan kesal menarik tangan el hingga terduduk

"aww sabar boss" sinis el masih setengah sadar

"bangun cepetan mandi, mana tadi ga sholat subuh" cibir ervan bersedekap dada

"yaAllah iya, gue lupa bang" kata el berdiri menuju kamar mandi

"gue keluar, 5 menit lagi belom selesai gue tinggal"

el hanya bergumam tidak jelas dan berjalan ke kamar mandi dnegan berat hati, ini nih yang bikin males sekolah, untung berguna kalau engga buat apa susah susah sekolah toh ia juga sudah jadi keluarga denandra ya kan?? tapi jangan ditiru ygy.

***

"Mana adik kamu van?" tanya hana yang menyiapkan sarapan

"mandi mih" jawabnya dan duduk di meja makan sembari bermain ponsel

"inget pesan dady, jaga adik kalian jangan sampe lecet segores pun paham?" kata adit menatap ervan dan juga ervin

"iya pih iya, apa perlu ervan plastikin biar ga kena debu?" tanya ervan jengah, dadynya ini sudah berapa kali mengingatkan, tanpa diberi tahu juga udah dijaga si anak emas kesayangan dadynya itu

"kamu ervin, paham?" tanya adit menatap ervin yang sedari tadi fokus kepada ponsel

Ervin mendongak "ya" jawabnya singkat

"ABANG AYO BERANGKAT" teriak el dari atas tangga

"Astaghfirullahaladzim" gumam mereka kecuali ervin, mereka menatap el yang menggunakan baju sekolah yang dikeluarkan, dasi yang hanya diikat acak, tas diselempang di bahu kiri, ini niat sekolah atau mau ikut acara malak pasar??

"el sini" panggil hana

El berlari menuju meja makan, tangannya tak tinggal diam, ia mengambil dua roti sekaligus dan melahapnga rakus

Hana menggelengkan kepala "pelan pelan el" ujarnya membenarkan baju dan juga dasi putrinya

"nanti berangkat bareng dady aja el" celetuk adit

"ga mau, sama abang aja" tolak el mengerucutkan bibirnya kesal

Adit mengerut "kenapa?" tanyanya

"ntar el dikira jadi simpenan sugar dady, dady aja cakep kaya gitu" jawab el jujur

adiit tertawa ringan mendengar perkataan el ada ada saja, apakah ia masih tampan? uh pantas saja istrinya kadang tiba tiba posesif kalau dia sedang di kantor
"dady emang ganteng" ujar nya percaya diri

Ervan mendengus mendengar pembicaraan el dan juga dadynya, apa apaan ini? bukankah dimansion eh ralat, di indonesia ini hanya dia yang paling tampan?

"pede banget orang tua, ervan yang paling ganteng"

"pd banget lo bang, gantengan bidadara gue" sinis el

"bukannya gue bidadara lo? tadi pas bangun tidur" goda ervan

El mendelik "najiss, ogah gue punya bidadara modelan gembel macem lo"

"udah udah, sana berangkat nanti telat" kata hana menengahi perdebatan anak anaknya

"mih, el berangkat sama abang, doain semoga hari pertama sekolah dapet 4 cogan" pamit el menyalami tangan hana dan menyeret tas ervan keluar rumah

Ervin yang sedari tadi hanya diam menatap mereka datar, hey? dia daritadi disini loh, apakah ia tiba tiba menjadi transparan hingga tidak ada yang melihatnya?

"hm"

El dan ervan berhenti, mereka menatap ke belakang melihat ervin yang sudah menatapnya datar dan..tajam?
El bergidik "ehh bang ervin ketinggalan"

"ayo bang berangkat"

Ervin mengambil tas nya lalu pergi mendahului el dan juga ervan yang cengo "dia ninggalin kita bang?" tanya el

ervan menggeleng "ga mungkin, nih kuncinya sama gue" jawabnya menunjukkan kunci

"tapi ini kunci apaan bego, bukan kunci mobil"

"hah? lah terus ini kunci apaan dong?" tanya ervan yang juga tiba tiba ngelag

"kan lo yang bawa bang..ke" ucap lala emosi

"cepet" teriak ervin dari luar membuat acara debat el dan juga ervan terhenti

"TUNGGU"

***

Didalam mobil hanya ada keheningan diantara mereka bertiga, mereka sibuk larut dalam fikiran masing masing

"ntar gue sekolah semoga aja ga se sekolahan sama tokoh tokoh, ih ngeri kalo beneran deh, bisa makin hancur rencana gue hidup tentram" batin el

"eh btw si om tengil alias antagonis ga pernah keliatan ya, apa sekarang dia udah ketemu sama si reyyna?"

"bagus deh kalo kaya gitu, jadi mereka ga ganggu gue, rencana selanjutnya, jangan deket atau nyentuh protagonis seujung kuku pun, atau gue mati kaya di cerita aslinya, hih baru aja gue jadi orang kaya,..ya meskipun pungut"

Karena sibuk dalam pikirannya, el tidak menyadari jika kedua abangnya menatapnya aneh sedari tadi, mereka pikir apakah el ini mulai kumat gembelnya? kan dari awal emang el gembel

"el" panggil ervin membuat el tersentak

"iya bang?"

"kenapa ngelamun?" tanya ervin menatap aneh el

El menggeleng "gapapa, lagi mikirin aja di sekolah el banyak ga ya cogannya"

"cogan mulu lo, mana ada yang mau sama cewe aneh kaya lo" celetuk ervan mengejek

"yee gatau aja gue aslinya cantik, nih liat muka gue udah ada tanda tanda cantik kan??, eh btw inikan bukan sekolah, kita lagi dimana nih?" tanya el menatap mansion yang tak kalah mewah dari mansionya

"rumah temen abang" jawab ervin singkat

El mengangguk nganggukkan kepala mengerti "siapa?" tanyanya

"azka"

***

FIGURAN [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang