Malam semakin larut dan sunyi menyelimuti kendaraan yang membawa sepasang suami istri itu untuk kembali ke kediaman mereka sendiri.
Sibuk dengan pikirannya masing-masing keduanya tidak pernah bicara banyak mengenai apapun kecuali perseteruan mengenai pernikahan sialan mereka dan juga kesepakatan yang telah mereka tanda tangani bersama.
Ariel membuang nafas kasar menatap kosong pada jalanan malam ibu kota yang terlihat indah saat malam hari, keramaian masih terasa meskipun waktu sudah menunjukan pukul sepuluh
Senopati yang menyadari perubahan sikap Ariel sejak wanita itu bertemu dengan keluarganya membuat Seno merasa iba.
Senopati benar-benar tau bagaimana hubungan Ariel dengan keluarganya yang bisa dibilang tidak pernah baik-baik saja.
Entah apa yang membuat hubungan keluarga mereka tidak harmonis seperti itu.
Tidak seperti Seno yang sedari tadi memperhatikan Ariel, perempuan itu hanya terlihat melamun saja hingga decitan rem mobil terdengar ketika mereka sampai di depan pagar besi setinggi lima belas meter yang terbuka secara otomatis.
Seperti biasa tanpa mau repot mengatakan sesuatu, Ariel bergegas membuka pintu mobil dan meninggalkan Senopati begitu saja saat kendaraan baru terparkir di halaman rumah.
"Keras kepala!" Ujar Seno yang hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan semua sikap buruk Ariel hari ini.
Belum juga Seno masuk ke dalam rumah tapi sudah kembali terdengar bantingan pintu yang teramat keras, lagi-lagi Ariel lah pelakunya.
Rasanya Senopati sudah tidak tahan lagi dengan perilaku kekanak-kanakan Ariel.
Tidak mau ambil pusing dengan hal itu, Seno segera pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Menurutnya sangat melelahkan berhadapan dengan wanita gila seperti Ariel.
.
Malam semakin larut, tapi Seno tak juga dapat memejamkan matanya. Entah kenapa rasa kantuk yang tadi di rasakannya tiba-tiba menguap begitu saja.
Laki-laki itu menatap kosong pada jendela besar yang menghadap taman belakang rumah dimana ada kolam renang disana.
Saat laki-laki itu sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba terdengar suara air bergemuruh di dalam kolam yang tidak begitu terlihat karena hanya mendapatkan sinar tamaram dari lampu taman.
Dahinya mengkerut saat ia berusaha menajamkan penglihatannya menatap lamat pada sosok perempuan yang sedang berenang di dalam kolam.
"Ariel" gumamnya ketika Ariel menjumbulkan kepala keatas dengan usapan tangan dirambut basahnya, membuat Seno harus kembali menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakuan aneh istrinya itu.
Ariel mengangkat tubuhnya dari dalam air, Perempuan itu menggulung rambutnya asal dan mengenakan bathdrop yang telah disiapkannya diatas tempat duduk santai yang menghadap ke arah kolam renang.
Ariel memang sengaja tidak menghidupkan lampu penerang kolam karena ia ingin menikmati malam ini sendirian. Tidak ingin di usik dan tidak ingin di ganggu oleh siapapun, termasuk sosok laki-laki yang saat ini sedang memandanginya dari balik jendela kamarnya.
Entah sebenarnya Ariel menyadari atau tidak jika sedari tadi Senopati tak berkedip memandanginya dari jarak yang tak terlalu jauh.
Dengan tangan kiri yang masih menggenggam gelas krystal, Ariel memainkan ponsel miliknya yang sedari beberapa bulan lalu tidak tersentuh sama sekali.
Gadis itu menggelengkan kepala saat ponselnya tak berhenti berdenting kala puluhan pesan mulai nemenuhi layar ponselnya.
Senyum tipis terukir diwajah cantiknya saat ia membaca kilasan-kilasan pesan yang muncul tanpa membuka kotak dialognya. Bahkan beberapa kali ia sempat terkekeh karena kalimat-kalimat ancaman yang orang itu kirimkan untuknya. "Ck Dasar Kekanak kanakan!" Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The In Between [Re pulish]
ChickLitDia adalah perempuan dengan gen egois yang memiliki kencantikan dan kemampuan menari yang luar biasa. Ariel, si maniak pengumpul penghargaan yang terpaksa hengkang dari dunia Balletnya karena harus terkurung di dalam sangkar yang sengaja Seno buat. ...