Blossoms 18

872 131 9
                                    

🌸 Happy Reading 🌸

Hari demi hari berlalu, langkah Wang Yibo mendekati lagi Xiao Zhan terus ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari berlalu, langkah Wang Yibo mendekati lagi Xiao Zhan terus ia lakukan. Setiap hari membawakan sarapan, bahkan kadang di malam hari memasakkannya makanan. Seperti harapannya, pria manis itu menerima seperti dulu. Justru sekarang ia merasa Xiao Zhan lebih bisa didekati dengan intim jika ia mau. Namun dia berjanji pada diri sendiri tidak akan melakukan hal apapun lagi yang bisa mengundang perasaan trauma Xiao Zhan, kecuali pria itu sendiri yang meminta.

Pekerjaannya juga persis seperti yang dikatakan oleh Ji Li. Setelah satu minggu berlalu, ia di promosikan dan naik menjadi asisten redaktur. Sebenarnya dia tidak terlalu memikirkan karir tapi tetap saja itu rezeki buatnya. Mendapat hal seperti itu membuat ia ingin membagi kebahagiaannya bersama Xiao Zhan.

Setelah acara kenaikan dirinya masuk dalam jajaran redaksi selesai, Wang Yibo tergesa mengirim chat pada Xiao Zhan.

[Aku ingin mengajakmu makan malam ke luar, jika kau tidak keberatan]

Wang Yibo mengetuk-ngetukkan ujung ponsel pada dagu, menunggu jawaban dari seberang.

[Ada hal penting?]

Pesan Xiao Zhan masuk beberapa menit kemudian. Dia pun kembali menjawab.

[Hanya ingin berbagi, kau tidak sibuk, kan? Kita bisa pergi lain kali kalau kau tidak bisa]

Yibo berputar-putar di kursinya karena jawaban Xiao Zhan tak kunjung masuk. Dia sudah bersiap-siap untuk kecewa bahkan berkali-kali menghela nafas dalam.

“Kenapa kau masih disini?” Ji Li menatap heran melihat temannya masih duduk di tempat lama.

“Baru besok pindah ke ruangan dalam,” sahut Yibo, dia kembali melirik ponsel namun tak ada jawaban, ekspresinya mulai murung.

“Lantas kenapa tidak pulang saja? Manfaatkan waktumu bersama calon kekasih,” bisik Ji Li setengah menggoda.

“Aku masih menunggu jawabannya.”

Dengan bersemangat, Ji Li mendekati meja Wang Yibo. “Kau menyatakan cinta padanya?”

Yibo memutar bola mata. “Aku tidak akan pernah bisa mengatakan cinta padanya,” ia setengah mengeluh.

“Kenapa?” Ji Li mengerutkan kening.

“Karena – dia belum siap menerima,” Yibo mencari jawaban lain. Sesaat kemudian ponselnya menyala. Dengan gesit ia membuka layar.

[Jam berapa?]

Senyumnya langsung merekah dan mengetik jawaban dengan cepat.

[Aku jemput jam 6. 30 PM]

[Oke]

“Yes!”

Wang Yibo bangkit, senyumnya begitu lebar dan bergegas memakai mantel serta menyelempang tas.

𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang