Aku (Wanita Brandal)

112 63 99
                                    

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.
"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah"
(HR. Muslim no 1467)

Author Kaisya

"Jadilah wanita yang selalu menjaga kehormatanmu nak, jangan umbar auratmu, selalu ingatlah kepada Allah Dzat yang memiliki seluruh alam semesta ini. Jangan buat ayah kecewa nak." Bisik ayah lembut di telingaku.

"Ayah. Kaisya kangen yah. Ayah kemana aja sih? Kaisya kesepian yah. Kaisya nggak punya temen. Kaisya memang punya segalanya sekarang. Tapi Kaisya nggak punya Ayah dan Ibu. Lalu untuk apa semua ini yah. Kaisya mohon Ayah pulang. Temani Kaisya disini yah. Kaisya takut. Tolong yah. Jangan pergi lagi."

Rintih ku, memohon agar Ayah kembali bersamaku. Aku memanggil-manggil Ayah dengan harapan Ayah kembali. Suhu badanku menaik. Seluruh tubuhku menggigil. Tubuhku serasa terbakar. Tak ada satu orang pun yang mampu menolongku sekarang. Aku sendirian.

"Kamu pasti kuat nak, Ayah dan Ibu membesarkanmu agar kamu menjadi wanita yang kuat, kamu pasti bisa nak. Jaga dirimu baik-baik ya. Jangan lupa sholat, jangan lupa dengan Allah. Jangan buat Ayah dan Ibu kecewa nak. Sabar ya, suatu saat nanti kamu pasti bertemu dengan seseorang yang baik, yang mampu membimbingmu menuju jannah-Nya Allah, bertemu dengan Ayah dan Ibu in syaa Allah."

"Ayah, maafin Kaisya yah. Kaisya belum bisa jadi anak yang baik untuk Ayah dan Ibu. Maafin Kaisya yang selalu ngecewain Ayah dan Ibu. Biarkan Kaisya berproses dulu yah. Kaisya ingin bebas sekejap. Kaisya lelah dengan semua ini yah. Kaisya capek. Kaisya ingin istirahat sedikit lebih lama yah. Kaisya bener-bener lelah. Kaisya harus gimana? Kaisya bingung." kataku sambil berbaring di keranjang tempat tidurku yang berbentuk persegi dengan luas 2×2 meter, keadaanku sekarang semakin memburuk, memprihatinkan.

"Berproseslah nak, segera dekat dengan Allah. Bersabarlah lebih banyak putri kesayangan Ayah dan Ibu."

Aku terbangun dari tidurku, tidur yang berbeda dengan tidurku sebelumnya. Aku bermimpi bertemu Ayah dan Ibu. Tubuh Ayah terlihat lebih muda dan lebih tampan. Memakai pakaian putih terlihat menawan, dan satu lagi malaikat tak bersayapku yaitu Ibu. Ibu juga sangat cantik, berpakaian putih-putih seperti layaknya seorang pengantin, memakai gaun putih, terlihat indah dan angun. Ibu sangat cantik, paling cantik yang pernah aku lihat. Mereka terlihat lebih muda 20 tahun lalu.

Mimpi ini semakin membuatku sesak tak berdaya. Bagaimana tidak? Dua hari yang lalu aku baru saja dinyatakan lulus Sekolah Menengah Atas dan dengan waktu yang bersamaan Ayah, Ibu dan kedua adikku meninggal saat perjalanan pulang. Malangnya diriku.

"Sudah jatuh, terimpa tangga pula."
Mungkin itu peribahasa yang pantas untuk diriku saat ini. Sungguh mengenaskan!

Hari demi hari, ku lewati dengan menjadi wanita brandalan. Minum-minuman keras, shopping ke mall satu ke mall lainnya, nonton ke bioskop, pergi ke diskotik. Menghambur-hamburkan uang sepeninggalan Ayah dan Ibu. Pergi pagi pulang pagi, dan seterusnya begitu.

Tak ada waktu untuk beribadah kepada Allah, tak ada waktu untuk memuja-Nya lagi. Bukan tak ada, aku memang tidak menyempatkan waktu itu. Tak ada waktu yang tak ku habis untuk perbuatan yang Allah larangan. Tak ada waktu untuk menjadi aku yang dulu. Seperti yang pernah Ayah dan Ibu ajarkan. Rajin beribadah dan bersyukur kepada Allah, apapun yang terjadi. Tidak lagi, aku sekarang sudah berubah total. Berubah drastis.

Tidak lagi mau menutup aurat. Tidak lagi mau sholat, enggan pula membaca Kalam Allah, yaitu Al Qur'an, pedoman seluruh umat di dunia, tidak ada lagi Kaisya Nurmala yang selalu ceria. Tidak ada Kaisya yang selalu berbuat baik kepada sesama. Yang ada hanyalah Kaisya yang sungguh memprihatinkan. Kaisya Wanita Brandal!

Waktu telah membuatku berubah. Membuatku semakin jauh dari Allah. Selalu melakukan hal-hal yang sangat-sangat tidak berfaedah. Hanya saja aku tak pernah melanggar prinsip hidupku selama ini. Aku tak pernah pacaran, tidak pernah berganti-ganti pasangan. Itu prinsip hidupku!

Karena dua hal yang membuatku tetap dalam prinsipku agar tidak pacaran sebelum halal. Selalu berusaha menjaga kehormatanku sebagai wanita.

Pertama, karena Ayah dan Ibu. Mereka selalu berpesan agar aku selalu menjaga kehormatanku sebagai wanita. Kedua karena, Bagas. Bagas lah alasan mengapa aku tetap dalam prinsip ini. Kami sudah berkomitmen tidak akan pacaran sebelum halal. Entahlah apakah dia masih memegang teguh prinsip ini, atau malah sebaliknya, akupun tak tau kedepannya siapa yang akan menjadi imam ku. Siapa yang akan menggantikan posisi Ayah sebagai laki-laki yang mampu membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Yang mampu membuatku nyaman. Selalu membuatku menjadi wanita yang begitu istimewa. Ayah memang beda dari kebanyakan laki-laki di luar sana. Entah apakah memang karena beliau Ayahku, tapi beliau sangat baik. Paling baik, dan selalu baik.

@@@@

Flashback
Perpisahan dengan Bagas telah berlalu selama 6 tahun lebih. Tetapi harapan demi harapan, keinginan demi keinginan, agar kita bisa bertemu kembali sangatlah besar, berada di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, cinta demi kebahagiaan. Masih tersisa ruang untuk Bagas. Separuh hatiku telah hilang setelah kami berpisah. Tapi entahlah kenapa aku masih menunggunya, menunggu suatu hal yang tak pasti. Tapi aku yakin suatu saat aku pasti mendapatkan yang terbaik.

Aku yakin Allah akan berbaik hati untuk mempertemukanku dengan sosok laki-laki yang baik. Walaupun sekarang, aku seperti ini, masih dalam keadaan yang sangat mengenaskan, sangat memprihatinkan. Menjadi wanita brandalan. Tetapi masih ada rasa ingin berubah tapi bukan sekarang. Bukan saat ini. Biarkan aku menjadi wanita brandalan dulu, biarkan aku berproses dulu. Biarkan aku menemukan jati diriku. Menjadi Kaisya Nurmala yang lebih baik.

Harapanku sekarang, Allah memberiku jalan, memberiku hidayah, dan aku sangat berharap Allah mempertemukanku dengan laki-laki yang baik dan bisa menuntunku ke syurga-Nya Allah. Itu harapan terbesarku sekarang.

"Sebab aku yakin, ketika dua hati yang ditakdirkan bersama. Mereka akan tetap bersama. Sejauh apapun mereka terpisah." Kaisya Nurmala

***
"Karena aku yakin Allah akan menjaga mu. Hati mu dan jika Allah mengizinkan kita pasti bersatu." Ucapku ke Bagas 6 tahun lalu.

Kalimat itu masih kupegang teguh. Keyakinan ku terhadap takdir Allah tentang jodoh masih sama. Tidak pernah berubah.

Hanya aku yang sekarang berubah. Masih berproses untuk penyembuhan. Penyembuhan karena kehilangan untuk selamanya.

***
Pernah tau nggak sih?
"Kisah cinta Nabi Adam dan Ibu Hawa"
Pasti ada yang pernah tau ada juga yang belum yaa? Okey. Saya akan mencoba sedikit menceritakan.
Eh. Di pending dulu yaa. Hehe biar pada penasaran kelanjutan ceritanya bagaimana? Hehe maafkan Author ya para readers yang budiman. 😂😊

......

Tunggu kelanjutan yaa. 😊😍😍 Jangan lupa vote, coment , dan share yaa. Tinggalkan jejak kalian. Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada salah kata.

"Yang lebih sesungguhnya adalah dari Allah dan yang kurang adalah dari saya sebagai manusia yang tidak luput dari dosa."

Terima kasih banyak.
Semoga harimu selalu menyenangkan 😁😍
Wasalamualakum wr. Wb. 😊

Oleh Risa Anggraini

Hijab dan Masa Laluku (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang