Happy reading ✨
...
Pagi ini terdengar banyak kicauan burung, matahari pun sudah naik dan jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi. Malam tadi cukup malam yang panjang bagi dua insan yang masih tertidur lelap di atas ranjangnya dengan kamar yang cukup berantakan akibat aktivitas malam mereka.
.
.
Park yang baru saja turun dari mobil, bingung melihat ada mobil sedan berwarna silver telah terparkir di depan rumah Zen,apa itu mobil Zen? Sepertinya bukan, tanpa berfikir lagi ia masuk kedalam rumah Zen karena pintunya tidak terkunci, alhasil ia langsung menuju kamar yang hanya ada satu yaitu kamar Zen, namun sedari tadi park tidak melihat siapapun lagi di sana.
Tok tok tok
Park mengetuk pintu kamar yang masih tertutup rapat dan masih hening, sepertinya yg punya rumah masih tertidur.
"Zen.. cepat bangun ada sesuatu yang harus kita bicarakan" park
Zen pun yang merasa tidurnya terganggu terpaksa harus membuka matanya dan beranjak dari kasurnya, ia mengambil celana boxser nya dan memakainya sebelum membuka pintu kamar.
"Ada apa?" Zen membuka pintunya dan hanya memperlihatkan kepalanya saja
"Ini-- aishh bau apa ini? Ah aku tau" park menutup hidungnya
"Cepat katakan ada apa?" Zen tanpa basa basi
"Aihh ini soal club, tapi bersihkan dulu sisa percintaanmu dan bau alkohol yang menempel pada badan mu itu" park risih namun sekaligus mengejek
"Hm, tunggu di ruang tamu" Zen langsung menutup kembali pintunya dan melihat kearah ranjang
Astaga benar, ia melihat seorang wanita yang tergulai lemah memejamkan mata nya di atas kasur, apa yang telah ia perbuat kepada wanita itu?, Ia memijat pelipisnya dan segera menuju kamar mandi.
...
Setelah badannya segar kembali Zen keluar dari dalam kamar mandi lalu melihat wanita itu yang sudah bangun dan terduduk lemas dengan pakaian lengkap, mengingat semalam Zen hanya menyingkap dress ketatnya sampai perut.
"Cepat bersihkan dirimu, dan ini uang untuk semalam" Zen menaruh uang di atas kasur
Wanita itu menatap wajah Zen tak percaya, dan segera bangun untuk mengambil barang barangnya, yang membuat Zen sedikit bingung.
"Mau pulang sekarang? Biar aku antar" Zen memperhatikan delila dengan jalan yang terpincang-pincang menuju pintu, ini pasti ulahnya
"Tidak usah, aku bisa sendiri" ia berbicara sembari menahan sakit di pusat tubuhnya yang semalam di tumbuk habis oleh Zen
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.GIDOZEN [M] [END]✓
AcakSuatu hubungan akan selalu pasang surut pada waktu nya, dan takdir yang menentukan hasil akhirnya. Gidozen, sebut saja zen si biseksual yang terjebak di tengah-tengah salah dan dosa, mencoba lari namun terjerebak kedalam asmara yang aneh. akankah ze...