Mirae menatap kosong layar televisi hitam didepannya. Ia sudah sadar 4 jam setelah operasi patah tulang rusuknya dan sekarang ia masih belum bisa bergerak sama sekali.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 1 siang, namun ia masih sendirian di kamar rawat inapnya tersebut. Orang tuanya masih mengurus berkas rumah sakit, sementara Jay tidak bisa dihubungi.
Mirae menghela nafas panjang, ia mengusap wajahnya yang pucat itu dengan pelan.
Pintu kamar rawat inapnya terbuka, menampilkan seseorang yang sudah ia tunggu sejak pagi.
"R-Rae? Udah sadar?" tanya Jay dengan senyum sumringah terpampang di wajahnya.
Laki-laki itu segera menutup pintu kamar Mirae dan berlari ke sebelah ranjang gadis itu.
"Gimana? Masih sakit semua, ya?" tanya laki-laki itu khawatir.
Mirae tidak tersenyum sama sekali. Ia menatap kedua bola mata Jay dengan tatapan yang tidak bisa Jay artikan.
"Kenapa?" tanya Jay. "Mau minum?"
Mirae menggeleng.
"Jam berapa lo siuman?" tanya Jay.
Mirae melirik jam dinding. "Enam, kayaknya."
"Udah lama, dong? Kok enggak kasih tahu?" tanya Jay lagi.
"Kamu enggak bisa ditelepon," jawab Mirae.
Jay mendengus. "My bad. Mungkin hape gue lagi dicharge."
Mirae memilin selimut yang ia kenakan. Sungguh, sesuatu yang mengganjal di dadanya sangat membuatnya tidak tenang.
"Udah makan? Ada minum obat, gak? Kata dokter gimana?" tanya Jay bertubi-tubi.
Mirae mengangguk.
"Gak ada obat. Cuma nunggu patah tulang Mirae baikan dan Mirae bisa pulang," jelas Mirae.
Jay mendengus lega. Setidaknya tidak ada hal yang fatal terjadi pada sahabatnya itu.
"Kok TVnya mati? Gak bosan disini sendirian aja?" tanya Jay lalu mengambil remot TV yang ada di atas nakas dan menyalakan TV tersebut.
"Jay, mattin," suruh Mirae.
Jay mengernyit bingung.
"Matiin, Jay," ulang Mirae.
Jay menuruti permintaan gadis itu. "Lo kenapa, sih, Rae?"
Mirae menelan salivanya, berusaha mengerahkan keberaniannya untuk bersuara.
"Gue minta maaf soal kemarin. Gue... enggak sengaja nyeret lo ke tempat itu. Harusnya gue yang tiduran disini, bukan lo. You saved my life," ucap Jay.
Mirae mengangguk pelan.
"Ada yang mau lo sampaiin?" tanya Jay. "Ayo, bilang. Gue enggak mau ada yang lo sembunyiin lagi dari gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔
Fanfiction[COMPLETED✅] Menjadi tampan dan populer tidak menjamin hidup kalian akan bahagia. Bagaimana jika kalian berteman, bahkan bersahabat, dengan seorang perempuan super ekstrovert dan terlalu lugu? Jika kalian mengalami hal ini, mungkin kalian akan paham...