Hai semua🤗
Seberapa antusias kalian sama cerita ini?
Vote and comment ya
|Happy reading|
•••
~Mungkin takdir membawa kita untuk saling membutuhkan~
Aluka menatap laki-laki yang masih setia memejamkan matanya damai. Bibirnya melengkung membentuk senyuman tatkala mengingat kejadian tadi malam, dengan kesabaran Dafka mendengarkan semua celotehannya.
Bahkan ia ingat kalau semalam ia ketiduran, dan Dafka mengangkatnya ke kamar. Tangannya menyingkirkan anak rambut Dafka yang menutupi mata indahnya.
"Makasih kak Dafka–"
"Pagi," sapa Dafka dengan suara serak khas bangun tidur. Sontak hal itu membuat Aluka terkejut. "Kenapa hm?"
"Kamu ngagetin aja kak," celetuk Aluka hendak menyingkirkan tangannya namun dicekal oleh lelaki itu. "Le-lepas kak," gugupnya.
"Kenapa gugup gitu?" tanyanya dengan alis terangkat. Dafka menuntun tangan Aluka hingga menyentuh dadanya, tepat pada jantungnya yang berdegup kencang. "Lo harus tanggungjawab Aluka."
"M-maksud kamu?" Sial tidak tahu saja lelaki itu bahwa kini jantung gadis itu juga tengah memompa lebih kencang. "Kak lepas."
Dafka melepaskan tangan Aluka, namun detik itu juga ia bangun hingga membuat jaraknya dengan Aluka menipis. "Lo kenapa sih?"
"Kak aku hari ini di rumah aja ya?" Gadis itu kini sedang membuat susu untuk Dafka di dapur setelah melarikan diri.
Dafka mengekori kemana pun gadis itu bergerak dengan matanya. "Emangnya kenapa? Lo sakit?"
"Aku mau ketemu seseorang," jawabnya sambil menaruh segelas susu untuk Dafka. "Lagian hari ini katanya kelas dua belas simulasi kan?"
"Yaudah gue temenin," putus Dafka membuat Aluka mengerang marah. "Iya-iya, tapi kalau ada apa-apa kamu televon aku ya."
"Siap bos."
...
Aluka menatap motor Dafka yang sudah melesat menjauhi pekarangan apartemen. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya, mencari sesuatu.
"Aku akan cari tahu kebenarannya," gumamnya dengan menatap botol obat yang biasa dikonsumsi oleh Dafka.
Aluka naik ke taksi online yang sudah ia pesan tadi. "Pak, tolong tunggu di sini ya."
"Baik mbak."
Aluka memasuki rumah sakit dengan terburu-buru. Ia masuk ke ruangan dokter yang sudah sangat ia kenali.
"Aluka?"
"Iya dokter Frisa." Gadis itu duduk di hadapan laki-laki itu. "Apa kabar?"
"Baik Aluka, kamu sendiri apa kabar?"
"Aku baik dok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluka (Proses Penerbitan)
Novela Juvenil"Ma, Aluka sakit. Boleh aku tidur sama mama?" "Pergi! Kamu di rumah papamu saja!" ··· "Aluka buatin makanan kesukaan papa." "Bisa kamu pergi dari hadapan saya?!" ··· Aluka Alkenzia. Gadis dengan seluruh luka yang dirasa namun tetap menabur kasih unt...