BEST COVER BY @INAGAEMGYU
Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHINJIHYO
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Mata bulat berwarna cokelat itu mengamati amat lekat beberapa berkas mengenai dirinya. Berkas berisi tentang kepindahannya dari sekolah sebelumnya yang ada di Busan ke salah satu sekolah menengah atas ternama yang ada di Seoul.
Ada rasa tidak rela, mengingat sekolah sebelumnya ia telah memiliki banyak teman dan tentu akan mempermudah kelulusannya kala ia sudah terbiasa di sekolah sebelumnya. Hanya saja, kabar tiba-tiba dari ayahnya yang dipindah tugaskan ke cabang bagian Seoul, membuat gadis cantik dengan rambut pendek itu menghela napas kasar.
Ayolah. Bagi Shin Jihyo, hal itu akan menyulitkan proses belajarnya. Belum lagi, ia yang sudah memasuki kelas 12—tingkatan yang membuatnya harus ekstra giat untuk mencapai impiannya di kampus favoritnya dengan mengandalkan beasiswa.
Sekalipun Jihyo cerdas dalam hal akademik, tetap saja ia cukup payah dalam hal interaksi untuk mencari teman seperjuangan. Rasa-rasanya, Jihyo ingin menenggelamkan diri saja jika akhirnya sudah seperti itu.
Ia kini memejamkan kata setelah menaruh berkas miliknya di atas meja. “Kenapa harus sesulit ini? Kenapa harus pinda juga?” gumamnya frustrasi. Ia masih mengingat perdebatannya dengan sang ayah, mengenai ia yang akan menyewa sebuah rumah atau menumpang di salah satu teman dekatnya, tetapi sang bersikeras untuk menolak. Parahnya, sang ayah yang menentukan di mana Jihyo akan menyelesaikan studinya di tingkatan 12 ini.
“Lebih baik kau beristirahat. Besok adalah hari pertamamu di sekolah baru.” Sebuah suara membuat Jihyo mendengus sebal.
Ia lantas menoleh ke belakang dengan raut wajah frustrasi. “Ayah, aku mohon! Tetap di Busan saja. Lagipula, di UniverseSchool pasti memerlukan banyak biaya,” katanya sembari menggelengkan kepala. “Aku tidak ingin bersekolah jika akhirnya seperti itu. Hanya orang kurang update yang tidak tahu sekolah satu itu. Sekolah yang diisi anak orang kaya.”
