PART-21

48K 9.6K 120
                                    

Happy reading!


"Loh ada temen Alvin ya? Ganteng banget"

_____

Alvin tersedak ludahnya sendiri ketika mendengar ucapan sang bunda, sedangkan Livi yang berada disampingnya membulatkan matanya.

Se cowo itu muka gue? Tanya Livi dalam hati.

"Saya ce---"

"Ih suaranya alus ya, kaya perempuan" ucap Aca -Bunda Alvin- sambil menepuk pelan pundak Livi.

"Iya tante saya emang----"

"Eeeh tante cuman bercanda kok ahahahaha" sekali lagi Aca memotong ucapan Livi yang ingin membenarkan kalau dia adalah seorang perempuan.

Dahlah, bodo amat! Terserah dah gue cowok apa cewek! Cape gue cape. Batin Livi sepertinya sudah sangat lelah ya bund.

"Ngapain nih didepan pintu, ayo masuk" Abra -Ayah Alvin- menarik sang istri dan mengajak anaknya serta temannya itu untuk masuk.

"B-bunda kok pulang ngga bilang-bilang?" Tanya Alvin setelah mereka sudah duduk di sofa.

"Surprise dong! Kaget ya? Kaget ya? Kagetlah masa engga" Aca terkekeh karna ucapannya sendiri sambil menepuk pundak Abra yang ada disebelahnya.

Sedangkan Abra hanya bisa tersenyum tipis melihat sang istri yang sangat prik.

"Kamu siapa namanya?" Tanya Abra ke seseorang yang duduk di sebelah putranya.

"Saya Livi, om" Jawab Livi sambil menyalimi tangan Abra.

"Oh Livi, teman sekolah Alvin?"

"Saya bu----"

"Iya dia temen sekolah Alvin, Yah!" Alvin dengan menyela ucapan Livi dengan cepat, dia merangkul bahu Livi sambil mengedipkan matanya kearah Livi.

Abra mengangguk percaya.

Setelah berbincang-bincang akhirnya Abra dan Aca pamit. Sebelum pergi ke kamarnya, Aca menyuruh Livi untuk menginap saja karna sudah malam dan menyuruhnya untuk memanggil dia dengan sebutan 'Bunda'.

Livi hanya mengangguk sambil tersenyum tipis sebagai jawaban.

***

"Kenapa lu bilang kalau gue temen lu?" Tanya Livi yang sedang duduk diatas kasur.

Alvin menengok, "Trus gue harus bilang gimana? Bilang kalau lu kucing yang berubah jadi manusia, hm?" Alvin bertanya balik. Dia berjalan kearah kasur lantai yang berada di samping kasur yang Livi tempati.

"Bukan gitu. Maksud gue, selama ini lu cuman nganggep gue temen? Serius kita cuman temen?" Tanya Livi memastikan perasaan Alvin padanya.

"H-hah?" Alvin hanya bisa mengeluarkan satu kata itu saja dari mulutnya.

"Lu ngga suka gue gitu? Lu kaga baper sama gue?"

"Baper" gumam Alvin pelan, sangat pelan seperti suara semut.

"Ah besok gue sekolah, harus tidur cepet. Gue tidur dulu ya" Alvin langsung menidurkan badannya di kasur, kemudian dia menarik selimutnya sampai menutupi seluruh badan.

"Dih"

Yaudahlah besok gue tanya lagi. Batin Livi.

***

Tok Tok Tok!

"Alvin kamu sudah bangun belum? Ayo sarapan" suara Aca terdengar dari balik pintu kamar.

"Sudah, Bun! Bentar lagi aku turun" jawab Alvin.

Alvin sedang memasang dasi didepan kaca lalu menengok kearah Livi yang masih tertidur.

"Woi bangun woi"

Livi mengulet sebelum membuka matanya. Dia masih menjadi seekor kucing, kemudian Livi bangkit dan menatap kearah Alvin.

"Meow!"

Alvin menunduk, dia mensejajarkan wajahnya dengan wajah Livi lalu mengecup bibir kucing putih itu.

BYUSSS!

"Lu mandi terus pake baju sekolah gue yang satunya lagi, cepet!"

"Kenapa pake baju sekolah lu?" Tanya Livi tak mengerti.

"Kan ada orang tua gue, kalau misalnya lu pake baju biasa trus ditanya kenapa ngga sekolah, gimana?"

Livi mengangguk paham, dia langsung berjalan kearah kamar mandi sambil membawa baju sekolah Alvin.

_____

Hai kalian, aku mau bilang kayanya ada beberapa readers yang baca cerita ini ngelewatin part 17, coba kalian cek dulu ya, kali aja beneran kelewat.

Jangan lupa vote, komen, dan follow! Tandai typo ged

NEXT!

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang