HIL : 8

23K 1.9K 94
                                    

Aku udah up Part baru, cuma ngacak. Sistemnya eror. Kalian baca urut sesuai judul aja ya 😊

***

PART 8

***

12 tahun lalu..

Plok.
Plok.

"Cewek miskin kayak lo harusnya tahu diri! Kalau bukan gara-gara beasiswa, emangnya lo pikir bisa bersekolah disini hah?!"

Naya hanya memejamkan mata sambil meremas kuat kedua sisi rok sekolahnya. Sedang dihadapannya berdiri segerombolan anak lelaki yang dirinya tahu berada di kelas yang sama dengan Bara. Sedang lelaki yang menjadikannya bahan bulan-bulanan justru berdiri dari kejauhan tanpa berniat menolongnya sama sekali.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?!"

Rayhan tiba-tiba datang lalu menyampirkan jaket lelaki itu ke bahunya.

"Hanya karena menyukai seseorang dari kalangan kalian, apa membuatnya menjadi begitu buruk?! Apa kalian tidak memiliki sedikitpun hati nurani?" pandangan lelaki itu berpendar. Menatap satu-persatu orang disana. Tak terkecuali Bara yang hanya diam mematung.

"Percuma terlahir di keluarga berada, jika otak dan perilaku kalian sangat rendahan." lalu Rayhan membawa Naya pergi. Meninggalkan sekumpulan orang menyebalkan di belakang mereka. Orang-orang yang hanya mengandalkan kekayaan orang tua, namun berlagak hebat.

"Sumpah ya, Bar, lo udah keterlaluan."

Bara menoleh ke samping. Pada teman lelakinya yang dengan santai merangkul pundaknya.

"Gue nggak ada ikut campur sama perbuatan Ferdi."

"Tapi lo lihat yang kembaran Vanya lakuin 'kan? Terus kenapa lo diem aja?"

"Gue belum lama dateng. Tahu-tahu aja wajah Naya sudah dilempari telur." sahut Bara dengan wajah datarnya.

"Ck! Ngeselin emang ngomong sama cowok nggak ada hati kayak lo!" maki Fathan yang lantas meninju temannya itu.

"Lo beneran nggak ada rasa iba sama Naya? Lagian dia cuma suka sama elo. Apa salahnya sih?"

Bara mengedikkan bahu dengan kedua tangan menyusup ke dalam kantong celana.

"Gue butuh nomor Naya. Lo bisa bantu nyari tahu 'kan? Langsung kasih ke gue kalau lo udah dapet."

Bara menepuk dua kali pundak Fathan sebelum berlalu pergi.

"Ck! Dicintai sama yang tulus, ngejarnya malah yang cuma nganggap temen. Emang ya, nggak semua cowok ganteng itu pintar. Kecuali gue." gumam Fathan sambil menepuk dadanya bangga.

***

Naya merutuki dirinya karena memilih turun di tempat sepi. Seandainya saja Bara tidak membuatnya kesal, dia pasti akan tetap bertahan sekuat hati berada di mobil pria itu sampai di kontrakannya. Dengan begitu dia tidak perlu berjalan hanya untuk menemukan tempat ramai. Cukup ngeri jika menunggu ojek online di tempat sepi. Pasalnya bukan hanya hantu saja yang mengerikan, tetapi juga manusia yang terkadang sudah tidak memiliki hati nurani hingga tega melukai sesama.

Namun baru saja memikirkannya, dia justru berpapasan dengan gerombolan preman yang menatapnya sengit seolah menemukan mangsa baru.

Sialan sekali orang-orang itu. Tahu saja jika dirinya baru mendapatkan rejeki nomplok.

Tidak ingin kehilangan uang berharganya, Naya menyerongkan tubuh hanya untuk menyelipkan ponsel ke dalam baju.

"Hai, gadis manis. Sendirian saja nih? Mau Abang temenin."

Hurt in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang