44

112 10 1
                                    

Setelah lonceng itu berhenti berbunyi, Jeno terlihat resah karena topengnya masih berwajah sedih tapi anehnya bisa dilepas oleh Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lonceng itu berhenti berbunyi, Jeno terlihat resah karena topengnya masih berwajah sedih tapi anehnya bisa dilepas oleh Jaemin. Ia pun langsung menyingkap lengannya dan di sana masih terdapat tiga bulu phoenix berwarna hitam yang mengartikan dirinya belum sembuh. Ia lagi-lagi teringat perkataan Min Hyung bahwa seseorang yang mencintaimu dengan tulus dapat menyembuhkanmu dan bulu phoenix itu akan hilang dengan sendirinya tetapi realita tidak seindah ekspektasi karena lihatlah, gambar ketiga bulu hitam itu masih ada pada lengannya. 

Sementara itu, Jaemin melihat Jeno dengan bingung karena sedari tadi ia tetap menatap lengannya. Apakah ada luka di sana? Tapi saat ia lihat tidak ada luka hanya tanda lahirnya yang berbentuk bulu phoenix. 

"Ah sudahlah! Biarkan saja topeng itu mau sedih mau senang yang penting sudah lepas." Ujar Jeno membuyarkan lamunan Jaemin. "Kita harus cari Renjun dan Guanlin lalu langsung berangkat." lanjutnya seraya menggandeng Jaemin untuk keluar dari gua itu. 

Saat mereka keluar, di sana terdapat kayu yang Jaemin maksud, kayu yang menyebabkan petir biru yang sedari tadi mengejarnya. 

"Ini kah kayu yang kau maksud?" Tanya Jeno. 

"Iya, yang itu! Eh, kok pohon apricotnya ilang?!" Jawab Jaemin lalu berseru dengan bingung karena pohon apricot yang tadi mereka lihat hilang begitu saja. 

"Seperti katamu, kayu itu mungkin perbatasan antara dunia kita dan dunia lain, mungkin kita sedang terperangkap. Aku akan coba menghancurkan batasannya agar kita bisa keluar." Kata Jeno seraya menembakkan api phoenix ke arah kayu tersebut tetapi tidak bisa juga. 

"Sudah kuduga, itu adalah batasan antar alam." Ujarnya lalu mencoba menghancurkan kayu itu dengan pedang tetapi tidak bisa juga, bahkan langit menjadi mendung lagi dan mereka dapat mendengar petir yang menyambar di atas sana. 

"Kalau gitu aku coba cabut saja, siapa tahu bisa!" Seru Jaemin langsung berlari ke arah tongkat itu dan mencabutnya seraya Jeno menembakkan api phoenixnya lagi ke sana tetapi malah terpantul dan membuatnya terluka. 

Sementara itu, Jaemin berhasil mencabut tongkat kayu itu seraya langit semakin mendung dan gemuruh dapat terdengar serta semakin banyak petir yang menyambar tepat di atas mereka. Bahkan bumi mulai bergetar hanya karena tongkat itu dicabut. 

"Nana! Kita harus pergi sekarang! Tempat ini tidak aman!!" Seru Jeno tetapi ia tidak berbicara dengan Nakamoto Jaemin, oh tidak, ia berbicara dengan roh api biru yang lagi-lagi merasukinya. Tubuh Jaemin sekarang dikelilingi api biru dan matanya juga berubah menjadi warna yang sama. 

Jaemin yang dirasuki oleh roh api biru lagi-lagi dibawa olehnya ke masa lalu dan sekarang melihat dirinya terbelenggu dan sedang disiksa bersamaan dengan sahabatnya Haechan. Entahlah alasan apa yang membuat keduanya tersiksa begitu tetapi ia tahu bahwa mereka berdua melakukan atau difitnah suatu kesalahan yang fatal! 

Roh api biru yang sudah merasuki Jaemin menyadarkan dirinya bahwa ia tidak bersalah dan difitnah, bahkan dapat terlihat dirinya menarik-narik tangannya minta dilepaskan karena menurutnya ia tidak pantas untuk dihukum dan diikat seperti itu. Dalam bayangan itu juga terlihat dirinya yang langsung menghempaskan orang-orang yang mengikatnya karena amarahnya. 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang