Blossoms 24

792 133 20
                                    

☘️ Happy Reading ☘️

☘️ Happy Reading ☘️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Longjing Village.

Seraya berpegangan tangan, keduanya kini berjalan menyusuri jalan setapak. Hamparan perkebunan teh yang luas dan hijau dikelilingi bukit dan pepohonan yang menambah sejuk udara sekitar. Pohon Pinus yang berderet memberikan kesan akan pesona alam hijau nan menawan.

Dinaungi langit biru cerah serta awan putih cemerlang yang menggantung, membuat mata menjadi sangat segar. Disertai angin semilir yang seolah tidak ingin ketinggalan untuk melengkapi pemandangan mempesona yang memanjakan para pengunjung. Kawanan burung tidak ingin ketinggalan menikmati cuaca yang menyenangkan, terbang rendah dengan kepakan sayap dan suara mereka yang melengkapi suasana indah.

Xiao Zhan memandang berkeliling sambil mendengarkan Yibo berbicara seolah pemandu tempat tersebut.

"Disini kita akan dijelaskan bagaimana pembuatan teh secara langsung dan khasiatnya. Kita akan langsung menikmatinya," tangan sebelah yang bebas bergerak seolah mengusap permukaan ladang teh yang mereka lewati.

"Teh Longjing juga memiliki rasa yang khas, mirip tanaman rumput laut. Kau tahu?"

Yibo melirik Xiao Zhan yang terus menyentuh setiap pucuk teh. Dibasahi oleh embun pagi yang membuatnya semakin terlihat segar.

"Hmm, rumput laut. Aku suka," Xiao Zhan menanggapi.

Wang Yibo sedikit mendekatkan kepala.

"Banyak pasangan yang berbulan madu datang kesini. Apa kau juga berminat?" ia berbisik.

Pria manis itu sesaat menoleh dan melihat wajah tampan yang sangat dekat di sampingnya. Sambil sedikit menunduk ia kembali memalingkan mukanya yang sangat jelas terlihat berubah warna. Di tengah cahaya pagi nan cerah rona pipinya semakin membuat ia begitu menggemaskan.

Sambil mengulum senyum, Yibo semakin erat menggenggam jemari Xiao Zhan.

"Udaranya segar sekali, aku bersyukur hari ini sangat cerah. Tuhan memang selalu baik pada umat-Nya," ia kembali berkata sambil menghirup nafas dalam-dalam.

"Kau lihat rumah teh disana?" ia menunjuk pada jajaran rumah kecil di sisi perkebunan. Samar ia mendengar gumaman Xiao Zhan. "Setelah kita selesai memetik teh, kita akan makan siang di salah satu kafe."

Wang Yibo melihat beberapa pemetik teh dan ia segera mengajak Xiao Zhan mendekati mereka, lantas berbicara pada salah satu dari mereka dan keduanya ikut memetik teh bersama. Yibo membawa keranjang, sesekali berbicara dengan para wanita yang bekerja. Sementara Xiao Zhan hanya ikut memetik dan memasukkan ke dalam keranjang yang dibawa Wang Yibo.

"Bibi ini bilang, kita hanya memetik pucuk yang terbaik dan segar, sehingga akan menghasilkan teh dengan rasa unik dan nikmat, betul kan, Bi?"

Wang Yibo berpaling pada wanita yang tersenyum, sekilas menganggukkan kepala.

𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang